Laporan Wartawan Tribunjabar.id, Deanza Falevi
TRIBUNJABAR.ID, PURWAKARTA - Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat tengah menghadapi tantangan serius dalam pengelolaan sampah.
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cikolotok kini hampir mencapai batas kapasitas maksimal, dengan tingkat keterisian mendekati 90 persen.
Kondisi ini memaksa Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Purwakarta bekerja ekstra sejak dini hari demi memastikan kebersihan kota tetap terjaga.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Purwakarta, Erlan Diansyah, mengungkapkan bahwa untuk memastikan sampah sudah bersih pada pukul 07.00, dirinya bersama jajaran harus mulai bekerja sejak pukul 04.00.
"Jam empat pagi saya sudah harus keluar rumah untuk memastikan armada angkut dan petugas penyapu siap bekerja. Targetnya jam lima pagi sudah mulai bergerak," ujar Erlan saat ditemui Tribunjabar.id, Minggu (21/12/2025).
Namun upaya tersebut kerap terbentur perilaku sebagian masyarakat. Meski sampah sudah dibersihkan sejak subuh, masih ada warga yang membuang sampah kembali setelah pukul 07.00. Akibatnya, DLH kerap menjadi sasaran keluhan masyarakat.
"Padahal dari jam enam sudah clear, tapi setelah kami pergi, ada saja yang buang sampah lagi. Akhirnya kami yang disalahkan," katanya.
Harus Ditutup
Persoalan kian kompleks di TPA Cikolotok. Selain kapasitas yang hampir penuh, Kementerian Lingkungan Hidup telah melayangkan dua kali surat teguran agar TPA tersebut segera ditutup karena dinilai sudah tidak layak.
"Ketika saya baru menjabat, sanksi itu sudah ada. Dalam satu bulan pertama kami fokus membereskan administrasi dan progresnya sudah mencapai sekitar 80 persen," ucap Erlan.
Namun, kata dia, keterbatasan anggaran menjadi kendala utama. Anggaran perubahan baru turun di akhir tahun, sehingga sejumlah pekerjaan teknis, termasuk penanganan sistem open dumping, belum seluruhnya dapat diunggah ke sistem kementerian.
Menuritnya, situasi di lapangan juga sempat memicu polemik, ketika armada truk sampah harus mengantre hingga berjam-jam di TPA. Erlan menegaskan, hal itu terjadi akibat kerusakan alat berat di lokasi.
"Alat berat tiba-tiba rusak saat sampah masuk. Kami harus mencari pengganti, itu butuh waktu. Antrean sampai dua atau tiga jam itu di luar keinginan kami," ujarnya.
DLH Purwakarta mencatat, produksi sampah di Kabupaten Purwakarta mencapai sekitar 400 ton per hari. Namun, yang mampu diangkut ke TPA hanya sekitar 150 hingga 200 ton per hari.
Sisanya, lanjut Erlan, diolah melalui Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS 3R) dan TPS ST yang tersebar di sejumlah kecamatan, seperti Darangdan, Tegalwaru, dan Bojong.
"Jadi sebagian yang masuk ke TPA Cikolotok itu sebenarnya sudah residu saja," kata Erlan.
Ia mengatakan, TPA Cikolotok sendiri memiliki luas sekitar 10 hektare. Dari total tersebut, 5 hektare sudah terpakai dan akan ditutup. Sisa lahan direncanakan untuk dijadikan TPA sementara, namun kembali terkendala anggaran dan perizinan, termasuk rencana pemindahan alur sungai yang melintasi area TPA.
Armada Tua dan SDM Menua
Erlan menyebutkan, DLH Purwakarta saat ini mengoperasikan sekitar 70 unit armada pengangkut sampah, terdiri dari dump truck dan pikap.
Meski masih beroperasi, ia mengatakan, sebagian besar armada dinilai sudah uzur. Kondisi serupa juga terjadi pada alat berat di TPA, yang rata-rata berusia lebih dari 15 tahun.
"Ekskavator dan dozer itu pengadaan tahun 2009. Sekarang sudah sering rusak," ucap Erlan.
Sementara, dari sisi sumber daya manusia, Elrna mengatakan, DLH memiliki sekitar 380 petugas lapangan, dengan total keseluruhan pegawai hampir 500 orang. Namun mayoritas petugas lapangan sudah berusia lanjut, sementara regulasi belum memungkinkan perekrutan tenaga baru secara leluasa.
"Ke depan ini jadi PR besar. Kita butuh tenaga yang masih kuat dan energik untuk mengelola sampah," katanya.
DLH pun berharap ada dukungan kebijakan dan anggaran dari Pemerintah Kabupaten Purwakarta pada 2026 mendatang, baik untuk pembaruan armada, alat berat, maupun penguatan sistem pengelolaan sampah berbasis masyarakat.(*)
Foto: Tribun Jabar/Deanza Falevi
Sejumlah truk pengangkut sampah mengantre panjang di pintu masuk TPA Cikolotok, Desa Margasari, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Purwakarta, Jumat (7/11/2025). Antrean terjadi akibat tiga dari empat alat berat di lokasi mengalami kerusakan sehingga proses pembongkaran sampah terhambat.
--