Diduga Sengketa Batas Lahan Jadi Penyebab Peristiwa Penembakan di Area Tambang Ratatotok Mitra
December 21, 2025 10:22 PM

 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kericuhan kembali terjadi di pertambangan emas tanpa izin (PETI), area Kebun Raya, Kecamatan Ratatotok, Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra), Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) pada Sabtu, 20 Desember 2025.

Tiga orang dikabarkan meninggal dunia dalam peristiwa tersebut.

Dari informasi yang diperoleh Tribunmanado.co.id, ketiga korban meninggal diketahui bernama Safrudin Makalalag warga Borgo Satu, Mawandi Lakamunte, warga Basaan Satu, dan Fathan Kalipe warga Belang. 

Satu korban luka, yakni Anisa Mamonto (57), warga Belang, Kabupaten Mitra, kini dirawat intensif di Rumah Sakit RS Prof Kandou, Manado hingga Minggu (21/12/2025). 

Berdasarkan informasi yang diterima TribunManado.co.id dari sumber terpercaya, peristiwa penembakan tersebut dipicu karena konflik batas lahan PETI.

Sengketa batas lahan ini melibatkan dua cukong, yakni SM dan pengusaha tambang ilegal lainnya.

"Bentrokan dipicu sengketa batas lokasi tambang yang diklaim milik SM dan seorang penambang ilegal lain," ujar sumber berinisi DL, Minggu 21 Desember 2024.

Sumber menuturkan, konflik batas lahan ini sudah terjadi sejak beberapa hari sebelumnya.

"Memang sudah beberapa hari ini terjadi gesekan ini," ungkapnya.

"Mereka juga sudah saling sindir di facebook," tutur dia.

Adapun Kasat Reskrim Polres Mitea AKP Lutfi Arinugraha Pratama mengatakan, pengejaran terhadap pelaku masih dilakukan.

"Pelakunya masih kita kejar," kata dia

Sebelumnya diketahui, Polda Sulut dan Polres Mitra sempat melakukan penertiban aktivitas PETI di Kebun Raya Ratatotok.

Namun meski sudah dilakukan penertiban, aktivitas PETI masih terus berlangsung secara diam-diam.

Bahkan alat berat yang sempat diturunkan kembali dinaikkan ke Kebun Raya Ratatotok Mitra.

Aktivitas pertambangan di Ratatotok memang sudah tak terbendung.

Kecamatan yang jaraknya sekitar 96 kilometer dari kota Manado sebagai ibu kota Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).

Ratatotok memang dikenal dengan daerah penghasil emas di Sulut. 

Berkisar 60 persen warga di Kabupaten Mitra bekerja sebagai penambang di tambang Ratatotok. 

KORBAN - Proses evakuasi korban kericuhan di lokasi pertambangan emas tanpa izin (PETI) kebun raya, Kecamatan Ratatotok, Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra), Sabtu 20 Desember 2025.
KORBAN - Proses evakuasi korban kericuhan di lokasi pertambangan emas tanpa izin (PETI) kebun raya, Kecamatan Ratatotok, Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra), Sabtu 20 Desember 2025. (Dok. Polres Mitra)

Kesaksian Suami Korban Anisa Mamonto

Yamin, suami korban Anisa Mamonto, menceritakan detik-detik terjadinya peristiwa tragis tersebut.

Ungkap dia, Sabtu siang, datang sekelompok orang menyerang tempat daseng (pos pekerjaan) mereka. 

Melihat tembakan deras, ia sempat keluar dan mengangkat tangan. 

"Saya katakan di sini ada perempuan," kata dia. 

Tapi tembakan terus berdatangan. Saat tengah berlindung, dirinya mendengar suara seorang rekannya. 

"Dia katakan: Saya kena. Dan dia akhirnya wafat," kata Yamin kepada TribunManado.co.id, di lobi RS Prof Kandou di Kelurahan Malalayang, Kecamatan Malalayang, Kota Manado, Provinsi Sulut, Minggu (21/12/2025) siang. 

Sibuk mengurus rekannya, Yamin belakangan sadar sang istri tertembak. Dibekapnya sang istri.

"Saya lantas teriak, istri saya kena dan mereka pun teriak bawa saja," katanya. 

Hujan turun tak berapa lama setelah serangan itu. 

Dia pun menggendong sang istri yang sudah terluka di tengah hujan deras. 

Mengenai para penyerang, ia melihat ada di antara mereka bawa semacam tabung dan benda mirip teleskop. 

Ia mengaku juga tertembak di dada. "Tapi tak luka serius," kata dia. 

Dirinya berharap para pelaku penembakan dapat ditangkap untuk mempertanggungjawabkan perbuatan mereka. (Nie/Art)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.