SRIPOKU.COM, MARTAPURA - Perubahan iklim yang semakin tak menentu mulai dirasakan langsung oleh petani duku di Kabupaten OKU Timur.
Setelah sempat menikmati panen lebat pada beberapa tahun lalu, kondisi tanaman duku kini mengalami penurunan drastis akibat cuaca ekstrem yang silih berganti antara hujan dan panas.
Indra, petani duku asal Desa Rasuan Kecamatan Madang Suku I, mengungkapkan bahwa pohon dukunya yang telah ditanam sejak 15 tahun lalu menunjukkan perubahan signifikan dalam setahun terakhir.
Meski pertumbuhan daun terbilang subur, bunga duku justru minim dan banyak yang rontok sebelum berkembang menjadi buah.
“Daunnya justru berlebihan, tapi bunganya sedikit dan banyak yang rontok. Ini jelas karena cuaca yang tidak stabil, hujan panas bergantian di musim kemarau,” kata Indra, Minggu (21/12/2025).
Ia menjelaskan, kondisi pohon semakin diperparah dengan munculnya daun berwarna kuning serta bercak merah pada permukaan daun.
"Tak hanya itu, sebagian batang pohon juga terserang jamur yang menyebabkan beberapa pohon mati," bebernya.
Menurut Indra, cuaca ekstrem juga berdampak pada ketersediaan air. Saat suhu panas berkepanjangan, lahan mengalami kekurangan air yang cukup parah, meski secara umum kondisi lahan dan tata guna lahan tidak mengalami perubahan berarti.
“Bukan karena bangunan atau pohon lain. Lahannya juga aman. Masalah utamanya air dan cuaca,” ujarnya.
Upaya perawatan sebenarnya telah dilakukan. Indra rutin membersihkan area di bawah batang pohon, menggunakan pupuk organik, serta pernah melakukan perangsangan bunga dengan obat dari pertanian.
Namun, pemupukan baru dilakukan ketika bunga mulai keluar, sementara sebelumnya tidak ada perlakuan khusus saat pohon belum berbunga.
Sayangnya, berbagai upaya tersebut belum membuahkan hasil maksimal. Bunga duku tetap rontok sebelum menjadi buah, menandakan ketidakstabilan fisiologis tanaman akibat tekanan iklim.
“Kondisinya sekarang tidak seperti dulu. Tahun kemarin masih lebat buahnya, tapi sekarang pohon seperti stres,” tuturnya.
Indra berharap ke depan ada pendampingan teknis lebih intensif bagi petani duku, khususnya dalam menghadapi dampak cuaca ekstrem yang kian sulit diprediksi.
Tanpa penanganan yang tepat, tanaman duku yang selama ini menjadi andalan ekonomi warga dikhawatirkan terus mengalami penurunan produksi.
Baca juga: Hari Pertama Dibuka, Ribuan Kendaraan Lewat Tol Palembang-Betung Seksi 2 Musi Landas-Pulau Rimau