SURYA.CO.ID, JOMBANG - Ribuan jamaah memadati Pondok Pesantren Mambaul Ma’arif Denanyar, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang, dalam peringatan Haul ke-47 KH M Bishri Syansuri, Sabtu (20/12/2025).
Kegiatan ini tidak hanya menjadi agenda religius tahunan, tetapi juga ruang refleksi atas jejak pemikiran dan pengabdian ulama besar Nahdlatul Ulama (NU) tersebut dalam bidang keilmuan dan kebangsaan.
KH Bishri Syansuri dikenal sebagai sosok ulama fiqih yang pemikirannya berpengaruh luas di lingkungan pesantren dan NU.
Warisan intelektualnya masih hidup dan diajarkan hingga kini, menjadikan Pesantren Denanyar sebagai salah satu pusat rujukan pendidikan Islam yang berakar kuat pada tradisi moderasi.
Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat RI, Abdul Muhaimin Iskandar, yang turut hadir dalam kegiatan tersebut menilai bahwa haul menjadi pengingat pentingnya kesinambungan perjuangan ulama.
Menurutnya, estafet pengabdian KH Bishri Syansuri terus berjalan melalui para santri dan kader NU yang kini berkiprah di berbagai sektor kehidupan.
Ia menegaskan bahwa mendoakan para pendiri bangsa dari kalangan ulama harus dibarengi dengan penguatan peran generasi pesantren dalam menghadapi tantangan masa depan.
"Nilai-nilai yang diwariskan para ulama menjadi fondasi bagi arah pembangunan bangsa," ucap Cak Imin ini dalam keterangan yang ditulis SURYA, Minggu (21/12/2025).
Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak menyoroti kontribusi KH Bishri Syansuri dalam sejarah perjuangan bangsa.
Meski belum menyandang gelar Pahlawan Nasional, Emil menilai kiprah sang kiai dalam menjaga persatuan dan membangun kharakter umat memiliki arti strategis bagi Indonesia.
Menurut Emil, keteladanan KH Bishri Syansuri sebagai ulama yang berpijak pada kebijaksanaan dan kebangsaan sangat relevan untuk menjawab dinamika sosial saat ini. Ia juga mendorong agar pesantren terus berinovasi tanpa meninggalkan jati diri keilmuannya.
"Beliau adalah sosok ulama yang bijaksana serta aktif. Itu menjadi modal penting kepada generasi sekarang untuk ditiru segala keilmuannya untuk membangun bangsa," kata Emil.
Sementara Pengasuh Ponpes Mambaul Ma’arif Denanyar, KH Abdussalam Shohib menyampaikan bahwa tradisi pendidikan pesantren yang dirintis pendiri terus dijaga oleh para masyayikh dan alumni.
"Penanaman ilmu, akhlak, dan kepedulian sosial tetap menjadi ruh utama pendidikan di Denanyar," ungkapnya.
Ia menambahkan, peringatan haul bukan sekadar mengenang sosok KH Bishri Syansuri, melainkan menegaskan kembali peran pesantren sebagai benteng moral dan pusat pembentukan nilai keislaman yang selaras dengan semangat kebangsaan Indonesia.
"Pesantren punya peran vital sebagai benteng moral bangsa serta pusat pembentukan nilai keislaman yang selaras dengan semangat kebangsaan kita," pungkasnya. *****