Ribuan Jemaah Antar Ustaz Jazir Menuju Peristirahatan Terakhir di Makam Karangkajen Yogyakarta
December 22, 2025 02:14 PM

 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Ribuan orang memadati setiap jengkal aspal di depan Masjid Jogokariyan, untuk memberikan penghormatan terakhir kepada sosok yang telah mengubah wajah masjid di Indonesia, Muhammad Jazir ASP, Senin (22/12/2025).

Ustaz Jazir menghembuskan napas terakhirnya di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, Senin pagi.

Berbanding terbalik dengan langit di atas Kampung Jogokariyan yang tampak cerah, suasana haru dan duka di bawahnya terasa begitu pekat.

​Sejak pagi, karangan bunga bertuliskan doa dan duka cita telah berjajar rapi di Jalan Jogokariyan, memanjang dari depan rumah dan pertokoan, hingga ke sudut-sudut gang. 

Di balik tenda-tenda biru yang terpasang, jemaah tampak tidak kuasa membendung air mata ketika jenazah sang guru mulai dikeluarkan dari dalam masjid.

Jenazah tidak dibawa menggunakan mobil ambulans, sehingga ribuan pelayat yang datang dari berbagai penjuru, mengantar almarhum dengan berjalan kaki.

​Bahu-bahu tegap dari anggota Brigade Jogokariyan berseragam hijau tampak bergantian memikul keranda yang dibalut kain bertuliskan ayat-ayat suci itu. 

Di belakangnya, lautan manusia mengular, bergerak dari Jalan Jogokariyan ke arah timur, melintasi riuh Jalan Parangtritis, hingga akhirnya tiba di Makam Karangkajen. 

Meski matahari menyengat, tak ada satupun yang beranjak, mengiringi setiap langkah kaki yang menapak dengan gema lafaz tahlil yang terus bersahutan tiada henti.

Baca juga: Sosok Ustaz Jazir di Mata Sang Anak dan Cita-cita Besarnya untuk Pengabdi Masjid

Pengabdian Ustaz Jazir

​Suara Ustaz Salim A. Fillah, murid sekaligus sosok yang lama mendampingi almarhum, yang didapuk memberi sambutan dalam prosesi pelepasan jenazah, terdengar bergetar.

Ia mengisahkan, bahwa apa yang dilakukan Ustaz Jazir dalam menata manajemen masjid, bukan sekadar teori, melainkan sebuah pengabdian seumur hidup.

​"Beliau laksanakan tahap demi tahap sejak menjadi Ketua Pengajian Anak, Remaja Masjid, hingga menjadi Ketua Dewan Syuro. Itu tidak pernah henti beliau gaungkan ke seluruh penjuru dunia," kenangnya.

​Ia menceritakan pengalaman spiritualnya saat berada di Newcastle, Inggris, pada 2012 silam, ketika ia menemui sebuah masjid yang dikelola dengan sangat luar biasa.

Mulai dari program donor darah, edukasi halal ke sekolah-sekolah, sampai dengan pemberdayaan jemaah yang masuk kategori tidak mampu secara ekonomi.

​"Saya tanya, 'Kalian dapat inspirasi dari mana?' Imamnya yang keturunan India menjawab, ada jemaah orang Indonesia yang bercerita pada mereka tentang konsep Masjid Jogokariyan," urai Ustaz Salim, dengan nada bangga sekaligus haru.

Kini, sang arsitek yang berpulang pada usia 63 tahun itu telah beristirahat dengan tenang di bumi Karangkajen, tak lagi merasakan sakit yang dideritanya akhir-akhir ini.

Namun, seperti yang disampaikan Ustaz Salim, perjuangan almarhum tidak berakhir di liang lahat, dan menjadi kewajiban bersama untuk melanjutkannya.

​"InsyaAllah, dakwah tentang peradaban masjid ini akan terus diteriskan, sehingga menjadi pahala yang tidak putus, sedekah jariah bagi beliau Ustaz Jazir," tutupnya, diamini oleh ribuan jemaah yang hadir. (*)

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.