TRIBUNJAKARTA.COM - Polisi telah memeriksa delapan saksi kasus pembunuhan bocah MAHM alias A (9).
Putra Dewan Pakar PKS Kota Cilegon Haji Maman Suherman itu ditemukan tewas dengan 22 luka tusukan di rumah mewah Perumahan Bukit Baja Sejahtera (BBS), Kota Cilegon, Banten, Selasa (16/12/2025).
Terkuak kondisi terkini Haji Maman Suherman pasca-tragedi pembunuhan anaknya.
Ketua DPP PKS Bidang Advokasi Partai Nurul Amalia mengatakan bahwa ayah korban masih berduka atas tragedi ini.
"Ayah korban tentu saja masih berduka karena kehilangan anaknya," ujar Nurul dalam acara Sapa Indonesia Pagi yang tayang di Kompas TV, Senin (22/12/2025).
Lebih lanjut, Nurul menyatakan bahwa PKS terus mengawal dan mempercayakan penanganan kasus kepada pihak kepolisian.
"Kami masih mempercayakan kepada penyidik ya, kepolisian yang sudah melakukan penyelidikan sesuai dengan mekanisme."
"Informasinya sudah ada 8 orang yang diperiksa, terkait dengan motif dan lain-lain, terus siapa pelakunya kami juga masih menunggu karena ini memang belum dirilis oleh penyidik sebagai hasil penyelidikan untuk menentukan siapa sebenarnya pelaku dan apa motifnya," ucap Nurul Amalia dikutip dari Tribunnews.com.
Pihaknya meminta kasus ini diusut secara transparan agar muncul titik terang terkait motif hingga sosok pelaku.
"Ini kan penting ya agar proses penyidikan dilakukan secara transparan, profesional, dan segera disampaikan ke publik gitu apa motifnya, terus kemudian siapa pelakunya," tuturnya.
Sepekan kasus pembunuhan anak dari dewan pakar DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Cilegon, Banten, Maman Suherman, belum menemui titik terang.
Pihak kepolisian masih mendalami kasus tewasnya bocah kelas 4 Sekolah Dasar (SD) berinisial MAMH (9) di rumah mewahnya di Perumahan BBS 3, Cilegon, Selasa (16/12/2025).
"Berikan waktu kepada kami aparat kepolisian melaksanakan tugas kami. Kami pun butuh bantuan, dukungan, informasi dari teman-teman media, teman-teman masyarakat," kata Kapolres Cilegon Martua Raja Taripar Laut Silitonga dikutip dari Kompas.com.
"Jika ada informasi apa pun, sekecil apa pun, disampaikan kepada Satuan Reserse Kriminal," sambung dia.
Sejauh ini, kata Martua, Polres Cilegon masih bekerja mengumpulkan beberapa alat bukti di lapangan.
Alat bukti itu, lanjut Martua, harus dikaitkan antara pola waktu, pola tempat, dan pola sasaran. "Jadi, harus membutuhkan analisis yang memang matang," ujar dia.
Terkait terduga pelaku merupakan orang dekat, Martua mengaku penyidik masih menyelidiki.
"Masih dalam pendalaman. Terus didalami ini," kata dia.
Martua mengungkapkan, Closed-Circuit Television (CCTV) yang berada di dalam rumah korban saat kejadian dalam kondisi tidak berfungsi atau mati.
Meski tidak ada bukti rekaman, Martua memastikan hal tersebut tidak menjadi kendala penyidik.
"Nggak juga (jadi kendala), nggak juga kesulitan. Meskipun CCTV itu mati di dalam rumah, tapi kami insya Allah bisa berupaya maksimal dalam mengungkap perkara ini," tegas Martua.
Saksi yang diperiksa berasal dari keluarga korban hingga warga sekitar di lokasi kejadian.
"Penyelidik telah meminta keterangan delapan orang saksi yang terdiri dari keluarga korban ataupun kepada orang lain yang ada di sekitar,” kata Kasi Humas Polres Cilegon AKP Sigit Dermawan kepada awak media, Rabu (18/12/2025).
Sigit mengatakan, ayah korban juga termasuk satu pihak yang telah dimintai keterangan terkait kematian MAHM.
Selain pemeriksaan saksi, polisi juga melakukan pencarian rekaman kamera pengawas atau CCTV di sekitar lokasi kejadian.
Menurut polisi, CCTV yang berada di rumah korban dalam kondisi rusak sejak dua pekan sebelum peristiwa terjadi.
"Masih kami cari CCTV, karena yang tetangga depan ya, itu pun sama. Dan fokusnya tidak ke rumah tersebut," jelas Sigit.
Terkait dugaan perampokan yang sempat beredar di media sosial, Sigit menyebutkan bahwa dari hasil pemeriksaan sementara, polisi belum menemukan adanya barang milik korban maupun keluarga korban yang hilang.
"Dari pemeriksaan yang dilakukan terhadap 8 saksi, ataupun keluarga korban, sejauh ini tidak ditemukan barang milik korban ataupun barang milik keluarga korban, itu tidak ada yang hilang,” ungkapnya.
Meski demikian, Sigit menegaskan pihak kepolisian masih terus melakukan pendalaman dan belum dapat menyimpulkan motif dalam kasus kematian bocah tersebut.
Kami masih mendalami gitu ya. Kalau kami tidak bisa menduga-duga, kami masih mendalami," ucapnya.
Terpisah, Kasat Reskrim Polres Cilegon AKP Yoga Tama menduga bila MAHM bukan korban perampokan seperti yang beredar di masyarakat.
"Kasus ini itu dugaan pembunuhan, dapat dilihat dari bagaimana keadaan korban di rumah sakit," ucapnya.
Selain tak ada barang berharga yang hilang, tubuh korban mengalami sejumlah luka.
Hasil pemeriksaan ditemukan 22 luka di tubuh korban. 19 di antaranya merupakan luka akibat benda tajam.
Saat peristiwa terjadi, di rumah hanya ada korban dan kakaknya.
Sementara Maman dan istrinya sedang tak berada di rumah karena tengah bekerja.
Maman mengetahui MAHM dalam kondisi bersimbah darah setelah ia menerima telepon darurat dari anak berinisial D sekitar pukul 14.20 WIB.
Dalam telepon tersebut D berteriak meminta tolong ayahnya.
Mendapat kabar itu, Maman langsung bergegas meninggalkan tempat kerjanya di wilayah Ciwandan menuju rumah.
Setibanya di rumah, ia mendapati kondisi anaknya sudah tergeletak tengkurap di dalam kamar dengan tubuh bersimbah darah.
Korban kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Bethsaida Kota Cilegon, namun korban dinyatakan telah meninggal dunia.