Cuaca Ekstrem dan Gelombang Tinggi di Selat Bali Berpotensi Terjadi Selama Nataru 2025/2026
December 22, 2025 10:35 PM

SURYAMALANG.COM, BANYUWANGI - Para calon penumpang kapal ferry di lintasan penyeberangan Jawa-Bali diminta untuk waspada terhadap ancaman cuaca ekstrem berupa gelombang tinggi selama Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026.

Pengguna jasa di Selat Bali dimintta untuk mengutamakan keselamatan.

Analisa BMKG per 21 Desember 2025 pukul 19.00 WIB menunjukkan, Bibit Siklon Tropis 93S terpantau mengalami penguatan dan berpotensi meningkat menjadi Siklon Tropis kategori 2.

Kondisi tersebut diprediksi berdampak langsung terhadap dinamika cuaca dan gelombang laut di sejumlah wilayah perairan nasional, termasuk Selat Bali.

“BMKG telah menyampaikan peringatan potensi gelombang tinggi di beberapa perairan Indonesia akibat terbentuknya Bibit Siklon Tropis 93S, termasuk Selat Sunda dan Selat Bali."

"Karena itu, kami mengimbau pengguna jasa untuk meningkatkan kewaspadaan," terang Direktur Utama ASDP Heru Widodo dalam keterangannya kepada SURYAMALANG.COM, Senin (22/12/2025).

Baca juga: Pantauan Arus Nataru 2025/2026, Penyeberangan di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi Masih Landai

Jika kondisi cuaca tidak memungkinkan, pihaknya meminta agar tidak ada yang memaksakan diri untuk menyeberang.

Penguatan sistem cuaca itu disebut tidak hanya memicu hujan dan angin kencang di daratan.

Tetapi juga berpotensi menyebabkan gelombang laut kategori sedang atau moderate sea dengan ketinggian hingga 2,5 meter.

Ia menyebut, situasi itu dapat memengaruhi kelancaran operasional pelayaran, khususnya kapal-kapal penyeberangan yang melayani lintasan padat selama Nataru.

Ia mengatakan, keselamatan pelayaran merupakan prioritas utama dalam setiap periode angkutan, terlebih pada masa puncak liburan.

Menurutnya, ASDP akan berkoordinasi dengan otoritas terkait dan memperkuat kesiapsiagaan operasional di pelabuhan maupun di atas kapal.

Heru juga mengajak pengguna jasa untuk berperan aktif menjaga keselamatan bersama dengan mematuhi seluruh arahan petugas di lapangan.

“Kami mengharapkan kerja sama seluruh pengguna jasa. Ikuti petunjuk petugas selama berada di area pelabuhan dan kapal, serta bersedia menunda perjalanan apabila cuaca dinilai tidak aman untuk menyeberang,” tambahnya.

Di tengah kewaspadaan cuaca ekstrem, pergerakan penumpang dan kendaraan di lintasan Jawa–Bali menunjukkan tren peningkatan.

Arus dari Jawa menuju Bali mengalami peningkatan. Kendaraan roda dua yang menyeberang pada H-4 mencapai 2.107 unit atau naik 33,1 persen dibandingkan tahun lalu. Kenaikan turut terjadi pada kendaraan truk yang mencapai 2.184 unit atau tumbuh 21,5 persen.

Total kendaraan yang menyeberang dari Jawa ke Bali pada H-4 tercatat 7.093 unit, meningkat 6,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Secara akumulatif, sejak H-10 hingga H-4, total kendaraan dari Pelabuhan Ketapang menuju Gilimanuk mencapai 40.987 unit, naik tipis 0,4 persen, dengan jumlah penumpang tercatat 143.533 orang.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.