TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN – Tiga minggu pascabencana banjir dan tanah longsor yang melanda wilayah Sumatera Utara, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut merilis data terbaru mengenai dampak kerusakan dan jumlah korban jiwa.
Hingga Senin (22/12/2025) pukul 17.00 WIB, tercatat sebanyak 369 orang meninggal dunia akibat rentetan bencana yang mulai terjadi sejak 25 November 2025 lalu.
Selain korban jiwa, sebanyak 72 orang dinyatakan masih hilang dan dalam proses pencarian.
Kepala BPBD Sumut, Tuahta, menjelaskan bahwa dari 19 kabupaten/kota yang terdampak, wilayah Tapanuli bagian barat mencatatkan jumlah korban jiwa paling signifikan.
Berikut adalah rincian wilayah dengan angka kematian tertinggi:
1. Kabupaten Tapanuli Tengah: 132 jiwa (Wilayah paling terdampak).
2. Kabupaten Tapanuli Selatan: 88 jiwa.
3. Kota Sibolga: 54 jiwa.
"Data per pukul 17.00 WIB, jumlah korban meninggal mencapai 369 jiwa. Angka paling banyak berada di Kabupaten Tapanuli Tengah," ujar Tuahta, Senin (22/12/2025).
Bencana yang dipicu oleh cuaca ekstrem ini telah memberikan dampak luas terhadap jutaan warga di Sumatera Utara. BPBD mencatat total warga yang terdampak mencapai 1.802.762 jiwa.
Kondisi terkini di lapangan menunjukkan:
1. Korban Luka: Sebanyak 242 jiwa mengalami luka-luka dan tengah menjalani perawatan medis.
2. Pengungsi: Hingga hari ini, sebanyak 13.405 jiwa masih bertahan di tempat pengungsian karena rumah mereka rusak atau berada di zona rawan bencana.
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara bersama tim SAR gabungan dan relawan terus berupaya melakukan penanganan darurat, pemenuhan logistik di posko pengungsian, serta pencarian terhadap puluhan korban yang masih dinyatakan hilang.
(Cr5/tribun-medan.com)