SURYA.CO.ID, MOJOKERTO- Pemkab Mojokerto gerak cepat dalam penanggulangan banjir akibat luapan Sungai Lamong, yang merendam sejumlah permukiman warga di Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.
Dampak banjir paling parah merendam 16 rumah warga di Dusun Klanting Desa Pulorejo, Dusun Sepat, Desa Talunblandong dan Dusun Mengarus Desa Banyulegi, Kecamatan Dawarblandong.
Bupati Mojokerto Muhammad Albarraa (Gus Barra) didampingi Kalaksa BPBD Kabupaten Mojokerto, Rinaldi Rizal Sabirin dan Camat Dawarblandong Akhmad Taufiq bahkan meninjau langsung rumah warga terdampak banjir tersebut.
Baca juga: Pemkab Mojokerto Tuntaskan Normalisasi 3 Waduk untuk Irigasi dan Cegah Banjir di Dawarblandong
Dalam kunjungannya itu, Bupati Gus Barra juga menyalurkan bantuan berupa paket sembako bagi warga terdampak banjir luapan Sungai Lamong.
Bupati Mojokerto Gus Barra mengatakan, langkah jangka pendek dalam penanggulangan bencana adalah normalisasi anak Sungai Lamong yang diharapkan dapat mengurangi sendimen.
"Ada beberapa langkah kedepan seperti menaikan jembatan (Konstruksi), karena posisinya rendah jadi ditinggikan itu solusinya," kata Gus Barra, Selasa (23/12/2025).
Baca juga: Dawarblandong Tenggelam Lagi, Pemda Diminta Serius Tuntaskan Banjir Tahunan Dampak Kali Lamong
Namun, Pemda tidak dapat berbuat banyak lantaran kawasan Sungai Lamong merupakan wewenang pusat dalam hal ini Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWS Solo) di bawah naungan Kementerian PU.
Dalam waktu dekat, penanggulan banjir akan dilakukan rehab/ meninggikan kontruksi jembatan di Dusun Klanting untuk memanimalisir luapan sungai.
"Solusi berikutnya, kita akan berkoordinasi dengan pusat (Pemerintah), kalau sudah pusat yang turun tangan Insya Allah semuanya akan selesai. Karena ini kewenangan pusat," ujar Bupati Gus Barra.
Kalaksa BPBD Kabupaten Mojokerto, Rinaldi Rizal Sabirin menjelaskan, ada 12 rumah warga terdampak banjir di Dusun Klanting, tiga rumah di Desa Banyulegi, dan satu di Desa Talunblandong.
"Bupati memberi bantuan ke 16 warga terdampak. Banjir mulai senin pukul 3 dini hari, dan surut total sekitar pukul 23.20 WIB," ungkap Rinaldi.
Menurutnya, penyebab banjir Dawarblandong dari luapan Sungai Lamong yang diperparah dengan kondisi hujan intensitas cukup tinggi di wilayah hulu (Lamongan).
"Banjir di Dawarblandong kan kiriman, kalau hulu di Lamongan hujan ekstrem biasanya daerah di bawahnya seperti Gresik dan Mojokerto terkena luapan," bebernya.
Ia menyebut, BPBD melakukan penanganan kebencanaan menyusul potensi banjir susulan mengingat puncak musim hujan diprediksi bakal berlangsung Januari 2026 nanti.
Sedangkan, untuk penanganan jembatan merupakan wewenang dari Dinas PUPR Kabupaten Mojokerto.
"Kami fokus di bencana kalau langkah antisipasi bisa ditanyakan ke OPD terkait. Kebetulan Sungai Lamong kewenangan BBWS Solo," tukasnya.
Camat Dawarblandong Akhmad Taufiq menambahkan, pihaknya berharap persoalan banjir di Dawarblandong dapat teratasi dengan kolaborasi Pemda dan pemerintah pusat (BBWS Solo).
Banjir di Dawarblandong berpotensi bertambah parah jika di wilayah hulu atau Lamongan dilanda hujan lebat.
"Kondisinya memang seperti itu, karena memang ini adalah wewenang pusat sehingga kita yang di daerah berupaya untuk mengoptimalkan penanganan bencana. Kita khawatir banjir lagi, apalagi puncak hujan diprediksi pertengahan Januari 2026 nanti," tandasnya.