Terbongkar Akun Email Pengirim Teror Bom ke-10 Sekolah Depok, Polisi Interogasi Sosok Inisial K
December 24, 2025 05:49 PM

TRIBUNJAKARTA.COM - Pihak kepolisian akhirnya menguak misteri teror bom yang menggemparkan dunia pendidikan di Kota Depok, sosok terduga pelaku berinisial K dimintai keterangan oleh polisi.

Sebelumnya, sebanyak sepuluh sekolah menerima ancaman mengerikan melalui surat elektronik yang berisi rencana peledakan, penculikan, hingga penyebaran narkoba, pada Selasa (23/12/2025).

Kini, polisi berhasil melacak akun email yang digunakan pelaku untuk menyebarkan teror.

Dari hasil penelusuran awal, terduga pelaku yang diperiksa adalah Kamila Luthfiani Hamdi.

Nama tersebut tertera dalam email penebar ancaman bom ke sejumlah sekolah di Depok.

Pengungkapan ini menjadi titik terang setelah Tim Gegana Brimob Polri melakukan penyisiran di sejumlah sekolah dan memastikan tidak ditemukan benda berbahaya.

Kasi Humas Polres Metro Depok, AKP Made Budi mengatakan, berdasarkan keterangan yang diperoleh, Kamila Luthfiani Hamdi mengaku tidak mengetik email ancaman bom.

"Dimintai keterangan dulu, belum tentu dia bersalah, belum tentu dia yang mengetik itu," kata Made Budi, dikutip dari Tribunnews, Rabu (24/12/2025).

Tim Penjinak Bahan Peledak (Jihandak) Gegana Brimob Polri melakukan pengecekan di salah satu sekolah yakni SMA Arrahman. Sebanyak 10 sekolah di wilayah Depok, Jawa Barat menjadi target  ancaman teror bom pada Selasa (23/12/2025) hari ini.
Tim Penjinak Bahan Peledak (Jihandak) Gegana Brimob Polri melakukan pengecekan di salah satu sekolah yakni SMA Arrahman. Sebanyak 10 sekolah di wilayah Depok, Jawa Barat menjadi target  ancaman teror bom pada Selasa (23/12/2025) hari ini. (Warta Kota/M. Rifqi Ibnumasy)

Akan tetapi, email dan akun TikTok benar dimiliki oleh yang bersangkutan.

"Berdasarkan pemeriksaan awal, dia tidak mengaku bukan dia gitu atau di-hack, cuma kita masih terus telusuri," tuturnya.

Selain itu, polisi kini melacak keberadaan pacar dari terduga pelaku yang disebut dalam pesan tertulis sudah melakukan pemerkosaan.

Dugaan Sementara

Made Budi menyebut dugaan motif pelaku meneror ialah lantaran kesal dan kecewa kepada pihak sekolah dan polisi di Depok.

Pelaku diduga nekat melakukan teror bom setelah kasusnya tak kunjung tertangani. Adapun pelaku mengaku sebagai korban rudapaksa.

Dugaan motif itu dicantumkan pelaku dalam email atau surat elektronik yang dikirimkan ke sekolah-sekolah yang ditargetkannya.

Meski demikian, polisi saat ini masih mendalami motif pelaku.

“Untuk itu tetap kami terus melakukan penyelidikan apakah benar pelaku yang menyampaikan ancaman tersebut ataupun orang lain yang menggunakan akun tersebut,” kata Made Budi.

Pelaku mengaku kecewa lantaran polisi belum mengungkap kasus perkosaaan yang menimpanya.

Lalu, belum diketahui apakah dugaan kasus perkosaan itu punya kaitan dengan lembaga pendidikan atau sekolah di Depok.

“Ya tentu apa pun permasalahan ataupun keluhan yang disampaikan oleh pelaku itu pasti akan kami selidiki,” ucap Budi.

Tim Jibom dan gegana melakukan penyisiran terhadap 10 sekolah di Depok yang menerima ancaman teror bom, Selasa (23/12/2025).
Tim Jibom dan gegana melakukan penyisiran terhadap 10 sekolah di Depok yang menerima ancaman teror bom, Selasa (23/12/2025). (Warta Kota/M. Rifqi Ibnumasy)

Ancaman teror dari pelaku

Teror bom itu terjadi hari Selasa, (23/12/2024), di sepuluh sekolah di Kota Depok. Teror itu dikirimkan lewat email oleh pelaku.

Sepuluh sekolah itu adalah sekolah menengah atas (SMA) swata dan negeri.

"Sekolah se-kota Depok yg terima email gua, gua bakal t3r0r b00m sm culik bunu1h teb4r n4rk0b4 ke semua sekolah yg terima email ini waktu yg lo smua tunggu aja anak2 didik lo smua jd kOrb4n," demikian isi surat yang ditulis pelaku.

Pelaku mengaku sebagai korban pemerkosaan yang kecewa terhadap polisi karena laporannya tidak ditanggapi.

Selain itu, terduga pelaku menyatakan dirinya sadar atas apa yang sedang dilakukan. 

"Gua sangat bertanggung jwb atas yg gua lakukan," tambah dalam surat itu.

Setelah teror itu diketahui, tim jibom dan gegana langsung bergerak menuju ke lokasi menyisir.

Petugas menelusuri satu per satu kelas untuk mencari benda berbahaya itu. Ruang guru dan tempat lainnya disisir dengan alat pendeteksi bom. Hasilnya, petugas tidak menemukan adanya bom ataupun benda berbahaya lainnya.

Pengakuan pihak sekolah

SMA Arrahman di Kecamatan Cipayung menjadi salah satu sekolah yang diteror oleh pelaku

Operator Sekolah SMA Arrahman, Danar Afrizal, mempertanyakan alasan sekolahnya menjadi sasaran teror. 

“Itu yang masih saya enggak bisa pikir ya,” katanya, Selasa.

Dia mengklaim terduga pelaku bukan alumni sekolah tersebut.

"Enggak ada kaitannya sama SMA Arrahman dan bukan alumni juga," ujarnya.

Menurut Danar, ancaman bom diterima sekitar pukul 16.30 WIB.

Setelah menerima informasi itu, Danar langsung menuju ke sekolah untuk memastikan ancaman tersebut.

Saat kejadian, kegiatan belajar dan mengajar (KBM) sedang libur setelah para siswa menerima rapor.

“Email sekolah dari email pribadi, email sekolah yang ditujukan ke sekolah-sekolah yang lain,” kata Danar saat ditemui di lokasi.

Berita Terkait

  • Baca juga: 6 Temuan Ancaman Bom Targetkan 10 Sekolah di Depok: Email Menyeramkan, Motif Pelaku
  • Baca juga: DAFTAR 10 Sekolah di Depok Jadi Target Teror Bom, Jejak Digital Pengirim Dibongkar Polisi
  • Baca juga: Misteri 10 Sekolah di Depok Terima Ancaman Teror Bom Lewat Email, Pelaku Berani Mengancam
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.