Warga Desa Perigi Urunan Bangun Jembatan Darurat dari Bambu, Mulai Rp5 Ribu Sampai Rp50 Ribu
December 24, 2025 05:55 PM

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Rozi Anwar 

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Warga Dusun Aik Beta, Desa Perigi, Kecamatan Suela, Lombok Timur, urunan uang untuk membangun jembatan darurat yang terbuat dari bambu.

Setiap warga mengeluarkan yang mulai dari Rp5 ribu hingga Rp50 ribu. 

Selama lebih dari satu bulan warga harus melewati sungai berjalan kaki memikul perlengkapan pertanian hingga pupuk. 

Demikian juga dengan siswa yang berangkat ke sekolah.

Warga dan para tokoh kemudian bermufakat membangun jembatan dari bambu.

Jembatan darurat ini panjangnya sekitar 17 meter di atas jembatan rusak akibat hujan deras pada bulan November 2025.

Baca juga: Tak Kunjung Diperbaiki, Warga Aik Beta Bangun Jembatan Darurat Secara Mandiri

"Pembangunan jembatan darurat ini, kami urunan semua warga tapi semampunya saja dan untuk bambu kami tidak membelinya warga menyumbang," jelas tokoh pemuda Zuliadi saat ditemui pada Rabu (24/12/2025).

Zuliadi mengatakan inisiatif membuat jembatan darurat tersebut karena tidak ingin lagi anak-anak dan warga yang setiap hari naik turun melewati sungai yang cukup terjal.

Ditambah lagi kekhawatiran air bah datang lagi seperti sebelumnya yang sampai merusak jembatan.

"Kami takutnya saat melewati jembatan di tengah sungai tiba-tiba air besar dari hulu, jadi anak-anak atau warga hanyut," katanya.

Lelah Menanti Janji Pemerintah

Seorang warga Jupli mengaku jembatan darurat dibangun karena masyarakat membutuhkan akses dengan segera. 

Sementara pemerintah tidak kunjung bergerak.

"Janjinya tiga hari atau empat hari akan dibangun oleh Bupati, tapi sampai hari ini tidak ada kabarnya, jadi kami membuat jembatan yang terbuat dari bambu," kesal Jupli saat ditemui pada Rabu (24/12/2025).

Jupli mengaku jembatan yang dibangun saat ini sangat membantu bagi masyarakat, meskipun tidak terlalu kuat dan tidak bertahan lama.

"Tapi bermanfaat lah untuk kami sebagai petani, kami bisa lewatkan pupuk kami dan lain sebagainya," jelas Jupli.

Jembatan sementara yang dibangun swadaya warga Dusun Aik Beta, Desa Pergi merupakan bentuk kekesalan warga yang sudah lama menunggu.

Warga miris melihat anak-anak dan warga yang harus menyebrangi sungai setiap hari yang hendak beraktivitas.

"Kami berinisiatif membuat jembatan ini, karena kami kasihan juga kepada petani yang harus memikul pupuknya dan anak-anak setiap pergi ngaji dan sekolah harus menyebrangi sungai, jadi takut kita kalau tiba-tiba air besar di sungai," tuturnya.

Jupli berharap pemerintah cepat memperbaiki.

"Bupati jangan bicara saja, dia janji tiga hari empat hari tapi sampai saat ini tidak kunjung, semoga kami didengar lah sama Bupati Iron," pungkasnya.

Kepala Dinas Pekerja Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengatakan masih menunggu rencana mendatangkan Jembatan Bailey dari Kodam Udayana.

"Kami masih menunggu rencana mobilisasi jembatan Bailey dari Kodam Udayana dan yang berkordinasi itu PU Provinsi, sampai saat ini belum ada update mengenai mobilisasinya," singkatnya.

Bupati Lombok Timur Haerul Warisin menyatakan jembatan sementara menbutuhkan anggaran Rp800 juta.

"Saya kasih batas waktu tiga atau empat hari jembatan sementara itu akan datang ke sini," kata Bupati Haerul Warisan saat meninjau lokasi pada Senin (24/11/2025).

Bupati yang akrab disapa Iron itu menyampaikan, pembangunan jembatan sementara tidak memerlukan waktu lama karena langsung dipasang di tempat.

"Tidak perlu bekerja lama, jembatannya langsung dipasang saja," ucapnya.

(*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.