Laporan Reporter TribunBengkulu.com, M. Bima Kurniawan
TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU - Pemerintah Kota Bengkulu memindahkan Tugu Tabot yang selama ini berdiri di tengah bundaran Simpang Skip, Kecamatan Ratu Agung, untuk meningkatkan kelancaran lalu lintas dan kenyamanan pengguna jalan.
Kebijakan ini merupakan bagian dari komitmen Pemkot Bengkulu untuk menghadirkan tata kota yang lebih tertib, modern, serta ramah bagi masyarakat.
Tanpa menghilangkan nilai sejarah dan budaya yang melekat pada ikon Tabot, Pemkot memilih solusi relokasi.
Berdasarkan pantauan TribunBengkulu.com, Tugu Tabot dipindahkan ke sisi jalan, tepatnya di lahan eks pos polisi milik Polresta Bengkulu yang berada di kawasan Simpang Skip.
“Penataan ini kita lakukan agar Kota Bengkulu lebih rapi, indah, dan lalu lintasnya lancar. Tugu Tabot tetap ada, hanya kita geser ke lokasi yang lebih tepat,” ucap Dedy.
Ia menambahkan, penataan serupa juga akan dilakukan di sejumlah titik lain, seperti bundaran Pagar Dewa, yang direncanakan akan dipangkas untuk memperlebar ruas jalan dan mengurangi potensi kemacetan.
“Mulai dari Simpang Lima, Skip, Padang Harapan sampai Pagar Dewa akan kita benahi. Kita ingin Bengkulu tampil sebagai kota yang tertata dan modern,” tegas Dedy.
Sementara itu, Kepala Dinas PUPR Kota Bengkulu, Noprisman, memastikan pemindahan Tugu Tabot tidak akan mengubah bentuk maupun fungsi tugu tersebut.
“Itu bukan dikosongkan atau dihilangkan. Tugunya dipindah, digeser saja. Asetnya tetap utuh, tidak rusak, tidak hilang, bentuknya sama persis,” jelas Noprisman.
Menurutnya, posisi tugu di tengah bundaran selama ini membuat ruang lalu lintas menjadi sempit.
Dengan relokasi ke pinggir jalan, arus kendaraan di Simpang Skip diharapkan menjadi lebih lancar, khususnya pada jam padat aktivitas masyarakat.
Noprisman juga memastikan tidak akan ada pembangunan tugu baru sebagai pengganti di tengah bundaran.
“Tidak diganti dengan tugu lain. Kita hanya memindahkan Tugu Tabot ke lokasi yang lebih aman dan lebih mendukung kelancaran lalu lintas,” ungkap Noprisman.
Harapannya, penataan kota dapat berjalan seimbang antara pembangunan infrastruktur, kelancaran mobilitas warga, serta pelestarian identitas budaya daerah.
Gabung grup Facebook TribunBengkulu.com untuk informasi terkini