TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Imbauan Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, agar masyarakat tidak menggelar pesta kembang api pada malam Natal dan Tahun Baru mendapat beragam tanggapan dari warga.
Sebagian warga menilai imbauan tersebut wajar diterapkan terutama untuk menghormati korban bencana di sejumlah daerah di Indonesia.
Jeklin, warga Kota Baru Pontianak , mengaku setuju dengan imbauan tersebut.
“Tanggapan saya, ya saya mungkin setuju. Karena seluruh daerah di Indonesia, nggak hanya di Indonesia ya, tapi di dunia juga, membatalkan perayaan menggunakan kembang api dengan banyak alasan,” ujarnya, Kamis 25 Desember 2025.
Menurutnya, di beberapa negara pelarangan kembang api juga berkaitan dengan keamanan dan dampaknya terhadap hewan.
• Direktur Pendapatan Daerah Kemendagri Dukung Optimalisasi PAD Melalui Pengembangan SDM BPSDM Kalbar
“Kalau di luar itu mungkin alasan-alasan keamanan, suara, dan sebagainya, karena itu bisa membunuh hewan, burung, dan sebagainya,” tambahnya.
Sementara di Indonesia, ia melihat imbauan ini lebih pada bentuk empati terhadap korban bencana.
“Kalau di Indonesia sendiri, itu kebanyakan alasan kayak di Jakarta, Bali, karena itu menghormati saudara-saudara kita yang kena musibah,” ujarnya.
Karena itu, ia menilai imbauan tersebut tidak menjadi masalah jika diterapkan sementara waktu.
“Saya pikir itu bisa setuju untuk tahun ini. Karena perayaan kan nggak harus dengan kembang api ya. Pergantian tahun nggak harus selalu pakai kembang api,” katanya.
Sementara itu, Puput, warga Jalan Purnama Kota Pontianak, menilai kembang api memang sudah identik dengan perayaan Natal dan Tahun Baru.
“Kalau menurut aku sendiri, terkait dengan kembang api, biasanya memang untuk perayaan Natal dan Tahun Baru kan identik dengan kembang api. Memang kalau untuk skala kecil sih menurut saya tidak masalah,” ujarnya.
Namun, ia mengingatkan potensi risiko bila pesta kembang api dilakukan dalam skala besar.
“Cuman memang ada skala besar yang biasanya dipusatkan di satu titik. Nah mungkin itu harus ada pengawasan, karena banyak kejadian yang sudah-sudah itu bisa menimbulkan konslet listrik ataupun kebakaran,” katanya.
Puput juga menilai imbauan tidak main kembang api itu demi kebaikan.
Ia bahkan menyarankan agar dana untuk membeli kembang api bisa dialihkan membantu korban bencana.
“Mengingat tahun ini juga banyak musibah yang terjadi di saudara kita di provinsi lain, alangkah baiknya itu uang untuk membeli kembang api bisa dialihkan untuk membantu teman-teman yang terdampak bencana,” tuturnya.
Pendapat senada disampaikan Sujono, warga Jeruju, Kota Pontianak, menilai larangan pesta kembang api justru merupakan langkah yang baik.
“Kalau menurut saya sih, kalau kembang api dilarang memang bagus sih menurut saya,” ujarnya. (*)
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!