Dinas PUPR Perkim Tana Tidung Tegaskan Penutup Sisi Jembatan Sebawang Pakai Geotextile, Bukan Terpal
December 26, 2025 08:11 AM

TRIBUNKALTARA.COM, TANA TIDUNG - Pembangunan Jembatan Sebawang yang dilakukan Dinas PUPR Perkim Tana Tidung kini tengah memasuki tahap akhir pengerjaan. 

Jembatan Sebawang ini berada di Jalan Padat Karya Desa Sebawang, Kecamatan Sesayap, Kabupaten Tana Tidung, Kalimantan Utara ( Kaltara ).

Warga berharap dalam waktu dekat, Jembatan Sebawang  sudah bisa difungsikan sebagai akses mobilitas masyarakat Tana Tidung.

Terkait proses pembangunannya, banyak warga awam salah sangka dan mengira penutup sisi samping jembatan Sebawang yang tidak tertutupi beton adalah terpal biasa.

Menanggapi hal itu, Kepala Bidang Bina Marga Dinas PUPR Perkim Tana Tidung, Punjul menegaskan penutup itu bukanlah terpal melainkan geotextile yang selalu digunakan dalam pembangunan jalan.

"Banyak yang pertanyakan kenapa di sampingnya jembatan itu ditutupi terpal, sebenarnya itu bukan terpal tapi geotextile yang memang bagian untuk penanganan pembangunan jalan tanah," ujar Punjul kepada TribunKaltara.com, Kamis (25/12/2025).

Baca juga: Jalan Amblas Akibat Hujan Deras, Dinas PUPR Perkim Tana Tidung Sigap Perbaiki Aspal yang Retak

Ia mengatakan penutupan dengan geotextile ini dilakukan untuk mencegah terjadinya abrasi atau pengikisan tanah jembatan. 

"Kalau tanah jembatan itu dibiarkan saja kan bisa abrasi lereng timbunannya makanya untuk penanganan sementara ya kami tutup dengan geotextile itu karena kalau dibiarkan bisa tergerus terus tanah timbunan dibawah beton jembatan itu apalagi kalau hujan segala macam," katanya.

Ia juga jelaskan geotextile yang sekilas terlihat mirip terpal biasa ini merupakan pelapis yang digunakan saat membangun jalan terutama pada jalan dengan kontur tanah yang lunak.

"Geotextile itu kan pelapis untuk penguatan jalan khususnya untuk jalan gambut atau rawa begitu supaya tidak terjadi penurunan, kalau dilihat sekilas memang mirip terpal tapi itu beda kalau terpal kan ketahanan sangat kurang," jelasnya.

Pengaruh Efisiensi

Ia berharap di tengah efesiensi anggaran besar-besaran yang akan dihadapi Pemerintah Kabupaten Tana Tidung di tahun 2026 mendatang, pembangunan Jembatan Sebawang masih dapat dilakukan untuk melanjutkan pada sisi sebelahnya.

"Mudah-mudahan tahun depan bisa kita lanjutkan pengerjaan jembatan untuk sisi sebelahnya, mungkin sambil kami cari skema penanganannya karena memang tahun depan kan kita menghadapi efesiensi anggaran sehingga APBD kita terjun bebas hampir setengahnya jadi kita harus mengencangkan ikan pinggang lagi," harapnya.

Ia mengungkapkan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ( APBD ) 2025 telah dianggarkan untuk melanjutkan pengerjaan sisi lain dari Jembatan Sebawang.

"Jembatan Sebawang itu kan kalau berdasarkan APBD 2025 sebenarnya ada dianggarkan untuk sisi sebelahnya yang saat ini masih jembatan bailey sekitar Rp 15 miliar," ungkapnya.

"Tapi karena ada efesiensi anggaran berdasarkan Inpres nomor 1 tahun 2025 terus ada juga surat edaran bersama dari Kemendagri, Kemenkeu sama kepala LKPP yang istilahnya ada penundaan untuk pengadaan barang dan jasa nah itu kan baru proses pengadaan barang dan jasa kemarin kalau tidak salah sekitar bulan Juni baru kita boleh melelang," lanjutnya.

Namun karena keterbatasan waktu dan adanya aturan baru dari Pemerintah Pusat sehingga rencana itu ditunda dan dan yang dianggarkan menjadi SiLPA.

"Karena estimasi waktu kayaknya tidak memungkinkan untuk dilelang itu jembatan makanya kita panding karena tidak mungkin selesai," pungkasnya.

(*)

Penulis : Rismayanti 

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.