Penjualan Terompet di Lamongan Masih Sepi Jelang Tahun Baru 2026, Pedagang Keluhkan Hujan
December 26, 2025 03:32 PM

 

SURYA.CO.ID, LAMONGAN – Antusiasme masyarakat dalam menyambut pergantian Tahun Baru 2026 di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur (Jatim), tampaknya belum terlihat pada sektor perdagangan musiman. 

Hingga H-5 menjelang pergantian tahun, penjualan terompet dan berbagai pernak-pernik pesta di sejumlah titik keramaian Kota Soto terpantau masih sepi pembeli.

Kondisi lesu ini dirasakan para pedagang yang menggelar lapak di sekitar Pasar Tingkat, ruas jalan protokol hingga area Alun-alun Lamongan. 

Penurunan minat beli masyarakat tahun ini, dinilai cukup signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Faktor Ekonomi dan Cuaca Ekstrem Jadi Pemicu

Sepinya pembeli, diduga kuat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi masyarakat yang cenderung menahan pengeluaran. 

Selain itu, tren merayakan malam tahun baru secara sederhana di rumah bersama keluarga, juga menjadi alasan menurunnya permintaan aksesori pesta.

Namun, kendala utama yang paling dirasakan pedagang adalah faktor cuaca. 

Wilayah Lamongan terus diguyur hujan dengan intensitas tinggi setiap sore hingga malam hari, yang menghambat mobilitas warga untuk berbelanja.

"Masih sepi. Dari pagi sampai siang belum banyak yang beli. Biasanya kalau sudah mendekati malam tahun baru lebih ramai, tapi sekarang belum kelihatan, lesu," ujar Isma, salah satu pedagang terompet di kawasan kota, Jumat (26/12/2025).

Siasat Pedagang: Beralih ke Terompet Plastik Pabrikan

Menghadapi cuaca yang tidak menentu, para pedagang tahun ini lebih selektif dalam memilih barang dagangan. 

Mereka mulai mengurangi stok terompet berbahan kertas hasil industri rumahan, dan beralih ke terompet plastik pabrikan.

Keputusan ini diambil, karena terompet plastik dinilai lebih awet dan tahan terhadap kelembapan serta percikan air hujan. Meskipun harganya berbeda, kualitas menjadi pertimbangan utama agar barang dagangan tidak rusak sebelum terjual.

"Kami berusaha memenuhi selera konsumen. Kalau trennya terompet plastik pabrikan, ya kulakan terompet plastik saja diperbanyak. Risiko rusak karena cuaca (pada terompet kertas) lebih tinggi, meski kalau hujan jualan ditutup plastik," tambah Isma.

Optimisme di Malam Puncak

Meski saat ini kondisi masih lesu, para pedagang memilih untuk tetap bertahan hingga malam 31 Desember. Mereka menaruh harapan besar pada momen puncak pergantian tahun, untuk mendongkrak penjualan dan menutup modal usaha.

Kehadiran pernak-pernik seperti topi pesta, kacamata unik dan terompet diharapkan tetap menjadi pelengkap wajib bagi warga Lamongan yang ingin memeriahkan suasana tahun baru, meskipun dilakukan dalam skala terbatas.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.