Laporan Jurnalis TribunPriangan.com, Aldi M Perdana
TRIBUNPRIANGAN.COM, BANDUNG – Harapan untuk memperbaiki nasib seringkali bermula dari sebuah sapaan kawan lama.
Bagi Oki Warisman (39), pria asal Kelurahan Panyingkiran, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya, sapaan itu menjadi awal dari perjalanan pencarian kerjanya yang berujung pada ketidakpastian di negeri orang.
Ia dijanjikan akan mendapat bonus besar dengan statusnya sebagai "Admin" media sosial.
Namun di awal kerjanya sudah dijerat dengan utang uang deposit yang harus dibayar setiap bulan sejak gajian bulan pertama.
Baca juga: Viral 8 Warga Tasik Diduga Korban TPPO di Kamboja, Polisi Turun Tangan
Berikut ini hasil wawancara eksklusif, yang dilakukan Jurnalis TribunPriangan.com, Aldi M Perdana dengan Oki Warisman melalui video call, Kamis (25/12/2025).
Kronologi Bermula dari Janji Kawan Lama
Di tengah sulitnya mencari lapangan pekerjaan di Tasikmalaya, Oki mendapatkan tawaran dari seorang teman lama yang sudah dikenalnya sejak tahun 2010.
Temannya yang sudah lama merantau dan bekerja di Thailand itu menawarkan posisi sebagai "admin" dengan janji-janji manis.
"Sok kalau Oki niat mau kerja, dibantu jadi admin," kenang Oki menirukan ucapan temannya. Namun, tidak ada penjelasan mendalam mengenai apa sebenarnya tugas dari "admin" tersebut. Oki yang sedang menganggur pun tak punya banyak pilihan selain mengiyakan.
Keberangkatan yang 'Dimudahkan'
Segala hambatan biaya seolah sirna. Oki yang awalnya jujur mengaku tidak memiliki modal untuk membuat paspor maupun membeli tiket, ditenangkan oleh sang teman.
"Sok saja maneh (kamu) niat kerja, yang penting niat kerja," begitu janji yang ia terima. Semua biaya ditanggung oleh sang perekrut.
Namun, ada syarat yang harus dipenuhi: Oki tidak boleh berangkat sendiri.
Ia diminta membawa setidaknya tiga orang. Akhirnya, Oki mengajak adik iparnya, Dika, dan seorang teman sekampungnya bernama Agam.
Mereka bertiga menyusul rekan-rekan lain dari Tasikmalaya yang sudah lebih dulu berangkat pada September 2025.
Perjalanan Menuju Poipet
Proses administrasi berlangsung cepat. Akhir September, paspor mereka dibuat di kawasan Tanjung Priok.
Pada 6 Oktober 2025, perjalanan dimulai dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Kuala Lumpur untuk transit satu malam, sebelum akhirnya mendarat di Siem Reap, Kamboja, keesokan harinya.
Kebingungan sempat melanda saat mereka menginjakkan kaki di bumi Kamboja.
Sang teman yang menjanjikan pekerjaan tidak muncul menjemput karena jarak tempat kerja yang mencapai 8 jam perjalanan dari bandara.
Sebagai gantinya, seorang pengemudi taksi daring yang sudah memegang foto mereka bertiga datang menjemput.
"Foto itu yang jadi tanda, kami disuruh selfie bertiga sebelum berangkat untuk identitas penjemput," ujar Oki.
Setelah perjalanan darat yang melelahkan, mereka tiba di Poipet, sebuah kota perbatasan di Kamboja yang dikenal sebagai pusat kegiatan industri digital dan kasino.
Kontrak dan Jebakan Deposit
Tiba di lokasi, realita mulai terkuak. Mereka ditempatkan di sebuah gedung tinggi yang berfungsi ganda sebagai tempat kerja dan tempat tinggal.
Lantai 4 ke bawah merupakan kamar-kamar tidur, sementara lantai 5 hingga 7 adalah ruang operasional kerja.
Pada 9 Oktober 2025, Oki menandatangani kontrak kerja selama satu tahun. Di sinilah sistem utang mulai menjerat.
Oki baru mengetahui bahwa biaya pembuatan paspor sebesar 600 USD akan dipotong dari gajinya selama dua bulan pertama.
Lebih mengejutkan lagi, terdapat nilai deposit sebesar 1.900 USD yang tercantum dalam kontrak.
"Setiap bulan gaji kami dipotong 200 USD untuk membayar deposit itu selama setahun," jelas Oki.
Meski dijanjikan bonus sebesar Rp32 juta (atau sekitar 2.000 USD) jika berhasil menyelesaikan kontrak satu tahun, namun paspor mereka ditahan oleh pihak perusahaan sejak awal kedatangan.
Kini, Oki sudah memasuki bulan ketiga bekerja di sana.
Di balik layar komputer gedung tinggi di Poipet, ia dan rekan-rekannya bertahan di tengah jeratan utang deposit dan kerinduan akan rumah, menyadari bahwa janji "admin" yang dulu terdengar indah, kini menjadi belenggu di negeri orang. (*)
Berikut rekaman video wawancara TribunPriangan.com dengan Oki Warisman: