Roy Suryo Nilai Jokowi Selalu Cari Panggung dengan Pernyataannya: Harus Ditangkap karena Bikin Gaduh
December 26, 2025 06:38 PM

 

TRIBUNNEWS.COM - Tersangka kasus tudingan ijazah palsu Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi), Roy Suryo menilai Jokowi sebagai sosok yang selalu ingin cari panggung melalui pernyataan yang dikeluarkannya.

Hal ini diungkapkan Roy Suryo untuk menanggapi pernyataan Jokowi yang menyebut tak akan memaafkan tiga nama terlapor dalam kasus tudingan ijazah palsu.

Hingga pernyataan Jokowi yang menyebut ada orang besar di balik kasus ijazah yang kini tengah berproses di Polda Metro Jaya.

Roy menilai Jokowi dalam mengeluarkan pernyataannya selalu berusaha untuk membuat heboh.

Agar nantinya pernyataan yang diungkap Jokowi terkait kasus ijazah ini bisa menjadi isu yang diperbincangkan publik.

"Kalau dalam Bahasa Jawa Jokowi ini lamis. Lamis itu apa? Munafik ya gitulah. Makanya saya ketawa aja dia ngomong apa enggak, enggak usah dianggap nih media juga iseng aja sih tanya ke Jokowi."

"Maksudnya gini karena Jokowi itu selalu cari panggung ya. Jadi dia selalu apa mengeluarkan kata-kata yang biar heboh," kata Roy Suryo dalam tayangan Program 'Sapa Indonesia Malam' Kompas TV, Kamis (25/12/2025).

Mantan Menpora itu kemudian mengungkit kala Jokowi menyebut bahwa dibalik kasus tudingan ijazah palsu ini ada orang besar yang mengendalikan.

Setelah Jokowi menyatakan hal tersebut, tak butuh waktu lama pernyataan Jokowi langsung menjadi isu yang diperbincangkan publik.

"Beberapa waktu yang lalu, minggu yang lalu dia bilang 'ada orang besar ada saya tahu siapa,' enggak usah. Anu akhirnya apa? Jadi isu kan," jelas Roy.

Baca juga: Kasus Ijazah, Ade Darmawan Ungkap Identitas 3 Orang yang Diduga Tak Akan Dimaafkan Jokowi

Oleh karena itu, Roy merasa Jokowi ini seharusnya ditangkap.

Karena pernyataan Jokowi selama ini terkait kasus tudingan ijazah palsu, justru dinilai Roy yang membuat kegaduhan di tengah publik.

"Jadi kalau sebenarnya kalau pemerintah atau hukum itu mau fair, orang ini harus tangkap ini karena membuat kegaduhan. Selalu bikin kegaduhan, selalu bikin isu," tegas Roy.

Jokowi Soal Tak Beri Maaf ke Terlapor Kasus Ijazah

Jokowi sempat berkomentar terkait kasus tudingan ijazah palsu.

Jokowi menanggapi soal kemungkinan dirinya tidak akan memaafkan pihak terlapor dalam kasus tudingan ijazah palsu yang ia laporkan ke Polda Metro Jaya.

Mantan Wali Kota Solo itu menegaskan, urusan maaf-memaafkan adalah urusan pribadi.

Untuk hukum, Jokowi tetap berharap dalam kasus tudingan ijazah palsu ini proses hukumnya bisa tetap berjalan.

"Urusan maaf memaafkan itu urusan pribadi. Urusan hukum ya urusan hukum, prosesnya biar berjalan apa adanya," kata Jokowi di Solo, pada hari ini Rabu (24/12/2025), dilansir Kompas TV.

Jokowi menegaskan bahwa dirinya akan menghormati proses hukum yang ada.

Baca juga: Soal Kasus Ijazah Jokowi, Kubu Roy Suryo Dulu Bandingkan dengan Arsul Sani, Kini dengan Hellyana

"Sekali lagi, urusan maaf memaafkan itu urusan pribadi. Kalau urusan hukum ya urusan hukum, kita hormati proses hukum yang ada," tegasnya.

Diketahui sebelumnya, Ketua Umum Barisan Relawan Jalan Perubahan atau Bara JP, Willem Frans Ansanay mengungkap hasil diskusinya dengan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) terkait kasus tudingan ijazah palsu.

Willem mengaku sempat bertanya soal para terlapor dalam kasus ijazah palsu kepada Jokowi. Tepatnya saat Willem mengunjungi Eks Wali Kota Solo itu di rumah pribadinya di Solo, Jawa Tengah pada hari ini, Selasa (23/12/2025).

Dari 12 nama yang menjadi terlapor dalam kasus tudingan ijazah palsu, Jokowi mengaku kepada Willem ada tiga nama yang tidak akan dimaafkannya.

Hal ini dikarenakan, tiga nama terlapor itu dinilai terlalu ekstrem dalam menuding kepalsuan ijazah Jokowi.

Baca juga: Roy Suryo Nilai Jokowi Bohong saat Sebut Akan Tunjukkan Ijazahnya di Persidangan Kasus Ijazah Palsu

Ketiganya juga dinilai tidak pernah mau menerima fakta bahwa ijazah Jokowi adalah asli.

"Nah, diskusi kami dengan Pak Jokowi, Pak Jokowi juga menyampaikan bahwa waktu kami bertanya, apakah semua semua akan dimaafkan, tidak dimaafkan misalnya dari 12 nama itu."

"Ternyata Pak Jokowi mengatakan, 'saya bukan tipikal orang yang tidak pemaaf. Jadi yang pasti tidak semua.' Jadi 12 nama itu tidak semua yang akan terus dituntut, dimaafkan."

"Tapi yang tiga nama kelihatannya terlalu ekstrem, nggak pernah mau menerima fakta ijazah Jokowi itu benar dan melakukan berbagai tindakan, yang setelah di dekatkan dengan alas hukum, pasal berlapis, ya itu Pak Jokowi akan teruskan," kata Willem dilansir Kompas TV, Selasa (23/12/2025).

Dalam kesempatan tersebut, Willem tak menyebut dengan jelas tiga nama yang disebut-sebut tak akan diberi maaf oleh Jokowi imbas kasus ijazah palsu ini.

Baca juga: Elida Netti Tegaskan Ijazah Jokowi yang Ditunjukkan Polisi adalah Asli: Ada Emboss dan Watermark

Jokowi Nilai Ada Orang Besar di Balik Kasus Ijazah

Jokowi mengaku sudah mengetahui nama orang besar di balik isu ijazah palsu miliknya yang telah bergulir selama 4 tahun.

Jokowi memastikan isu ijazah palsu terus dimainkan karena adanya kepentingan politik untuk menurunkan reputasinya.

Padahal, Jokowi sendiri mengaku tidak memiliki reputasi apa pun.

Jokowi menegaskan bahwa sosok orang besar tersebut mudah untuk diketahui masyarakat.

Namun, ayah Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka itu enggan menyebutkan nama orang besar tersebut ke publik.

"Saya pastikan iya (ada agendan besar dan orang besar di balik kasus ijazah)," kata Jokowi, dikutip dari tayangan KOMPAS TV, Selasa (9/12/2025).

Baca juga: Pengacara Roy Suryo: Pasfoto Ijazah Jokowi Sama Sekali Tidak Mirip dengan Jokowi

"Saya kira gampang ditebak. Tidak perlu saya sampaikan," imbuhnya.

Jokowi heran mengapa keaslian ijazahnya masih dipermasalahkan.

Padahal, kata dia, pihak Universitas Gadjah Mada (UGM) sudah menyatakan bahwa ijazahnya asli.

"Saya lihat ini memang ada agenda besar politik, ada operasi politik," ungkapnya.

"Kenapa sih kita harus mengolok-olok, menjelek-jelekan, merendahkan, menghina, menuduh, semua dilakukan untuk apa kalau hanya untuk main-main, kan mesti ada kepentingan politiknya di situ," jelasnya.

Jokowi meminta semua pihak untuk berkonsentrasi pada hal-hal yang besar di masa-masa ekstrem saat ini, salah satunya menghadapi masa-masa perubahan karena artificial intelligence hingga humanoid robotic.

"Jangan malah energi besar kita dipakai untuk urusan-urusan yang sebetulnya menurut saya urusan ringan," tuturnya.

(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Rakli Almughni)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.