Jembatan Box Culvert Martadahbaru Runtuh Total, PUPRP Tanahlaut Siapkan Penanganan Permanen
December 28, 2025 03:18 PM

BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan (PUPRP) Kabupaten Tanahlaut (Tala) bergerak menyiapkan langkah penanganan jangka panjang terhadap jembatan box culvert di Desa Martadahbaru, Kecamatan Tambangulang, yang runtuh total pada Sabtu pagi kemarin.

Sebagai infomasi, Minggu (28/12/2025), runtuhnya jembatan yang berada di perbatasan Dusun 2 dan Dusun 3 tersebut dipicu intensitas curah hujan tinggi yang terjadi sejak Jumat malam. 

Peristiwa ini juga mengakibatkan satu warga setempat meninggal setelah terperosok ke lubang jembatan saat melintas, Sabtu subuh sekitar pukul 05.00 Wita.

Kepala Dinas PUPRP Tala H Syakhril Hadrianadi mengatakan kondisi cuaca ekstrem pada Jumat malam telah diprediksi oleh BMKG dan berdampak signifikan di sejumlah wilayah Kalimantan Selatan, termasuk Kabupaten Tanahlaut.

“Pada Jumat malam terjadi hujan dengan intensitas tinggi. Di Tala, jembatan box culvert di Desa Martadahbaru runtuh pada Sabtu pagi akibat arus air yang sangat besar,” ujar Syakhril saat berada di Posko Singgah Pemkab Tala di Gunung Kayangan.

Baca juga: Motif Bripda Seili Bunuh Mahasiswi ULM Terkuak, Panik Korban Mau Laporkan Perbuatan ke Calon Istri

Baca juga: Kronologi Pembunuhan Mahasiswi ULM, Bripda Seili Sempat Mau Buang Korban ke Sungai

Ia menyebutkan, peristiwa tersebut langsung mendapat perhatian pimpinan daerah. Bupati H Rahmat Trianto serta anggota DPRD Tala Joko Pitoyo telah berkoordinasi dengan Dinas PUPRP terkait penanganan jembatan yang runtuh tersebut.

Syakhril menjelaskan, penanganan jembatan Martadahbaru sebenarnya telah masuk dalam perencanaan anggaran tahun 2026. Namun, kondisi kerusakan yang terjadi tergolong berat sehingga membuat rencana teknis tersebut harus dikaji ulang secara menyeluruh.

“Melihat derasnya arus dan perubahan bentang sungai akibat runtuhnya jembatan, jika hanya menggunakan box culvert, ke depan tidak akan mampu menahan debit air. Karena itu perlu penanganan yang lebih permanen, yakni dengan konstruksi tiang pancang,” jelasnya.

Konsekuensi dari perubahan desain tersebut, lanjut Syakhril, adalah kebutuhan anggaran yang jauh lebih besar. Karena itu, Dinas PUPRP Tala membuka kemungkinan terjadinya pergeseran alokasi anggaran dalam APBD 2026 untuk memprioritaskan pembangunan kembali jembatan tersebut.

“Dalam waktu dekat saya akan mengusulkan kepada Sekda, Wakil Bupati, dan Bupati untuk mendapatkan persetujuan. Bupati juga telah mengarahkan agar dilakukan lelang dini agar penanganannya bisa lebih cepat,” katanya.

Sambil menunggu pembangunan fisik, warga diminta memanfaatkan jalur alternatif yang tersedia meskipun harus memutar cukup jauh. Dinas PUPRP memastikan percepatan penanganan menjadi prioritas.

“Kami berharap masyarakat bersabar. Insya Allah pada Januari 2026 penanganan fisik sudah bisa dimulai, paling lambat Februari,” ujar Syakhril.

Untuk mempercepat proses tersebut, Dinas PUPRP Tala dijadwalkan akan melakukan analisis teknis percepatan penanganan pada Senin mendatang bersama Bidang Bina Marga, guna menentukan langkah konkret dalam waktu sesingkat-singkatnya.

(banjarmasinpost.co.id/banyu langit roynalendra nareswara)

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.