Pengakuan Dosen yang Viral Ludahi Kasir Perempuan, Bantah Serobot Antrean, Emosi Merasa Dihina
December 28, 2025 05:01 PM

TRIBUNJATIM.COM - Videonya yang meludahi seorang kasir swalayan, viral di media sosial, Amal Said seorang pria yang berprofesi sebagai dosen di Universitas Islam Makassar (UIM) angkat bicara.

Peristiwa tersebut terjadi pada Rabu (24/12/2025) siang, sekitar pukul 11.30 WITA, terekam kamera pengawas dan kemudian viral di media sosial.

Terlihat jelas dalam rekaman, ia meludahi kasir berinisial Ni tepat di depan umum.

Baca juga: Keluarga Emosi Penanganan Terlalu Lama sampai Ibu & Bayi Meninggal, RS: Kejadiannya Sangat Cepat

Kini Amal buka suara mengklarifikasi.

Ia bercerita, saat itu dirinya memang sedang berbelanja camilan di swalayan tersebut.

Dia juga membantah telah menyerobot antrean seperti narasi di media sosial.

"Awalnya memang saya singgah untuk membeli camilan," ucap Amal saat dikonfirmasi Kompas.com, Minggu (28/12/2025).

"Setelah saya ambil belanjaan, turunlah saya ke kasir, saya antre di situ, saya sama sekali tidak menyerobot, saya ikut antrean," imbuh dia.

Saat tengah mengantre, kasir yang tidak berada jauh darinya sudah kosong.

Dia pun berinisiatif untuk pindah ke kasir tersebut.

"Saya lihat ada kasir yang sudah kosong antreannya, jadi maksud saya supaya lebih ringkas apalagi masih ada orang di belakang saya," alasannya.

"Akhirnya saya ke sebelah ke kasir yang sudah kosong antreannya," kata dia.

Amal menyampaikan, pelayanan petugas kasir swalayan saat itu profesional seperti biasa.

Tepat saat belanjaan Amal hendak dibungkus oleh petugas lainnya, dia pun ditegur karena dianggap menyerobot antrean.

Ia mengaku mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari kasir tersebut.

"Pas saya di depan petugas yang packing belanjaan saya itu, di situ saya mendapat perlakuan tidak menyenangkan oleh petugas itu."

"Dia bilang ke saya, 'Kenapa Bapak tidak antre?', jadi saya bingung, harus antre bagaimana? Sementara kasir yang saya tempati kosong," kata Amal.

Petugas itu pun mengarahkan Amal untuk tetap mengantre di tempat awalnya.

Di situ, Amal pun merasa tidak dihargai hingga spontan meludahi petugas wanita berinisial N (21) tersebut.

"Saya merasa tidak harus ke sana. Mungkin bisa dilihat rekaman CCTV itu, antrean saya kosong."

"Setelah saya ditegur itu saya merasa dilecehkan, merasa dihina, saya ini orang tua, masak saya diperlakukan seperti itu."

"Kalau orang Bugis-Makassar diperbuat begitu kayak seperti tidak menghargai, dihinakan, begitu saya rasakan saat itu," ujarnya.

Baca juga: Dituding Memframing Ormas Madas Terlibat Pengusiran Nenek Elina dari Rumahnya, Cak Ji: Haknya Mereka

Amal juga mengaku tidak secara langsung meludahi wajah petugas wanita tersebut.

"Setelah saya bayar belanjaan, saya emosi sekali di situ. Saya ludahi bajunya, tidak benar itu saya ludahi mukanya."

"Kesal sekali saya diperlakukan seperti itu, kayaknya tidak ada sekali harga diri saya," tutur dia.

Amal juga mengeklaim bahwa dirinya sama sekali tidak melanggar aturan.

Dia hanya berpindah antrean kasir yang sudah kosong.

"Kan tidak melanggar kalau pindah antrean, kalau memang sudah kosong kan. Tidak ada larangan, wajar saya pindah kan. Itu juga tidak terlalu ramai saat itu," ucap dia.

Penuturan kasir

Sementara menurut penuturan kasir perempuan berusia 21 tahun berinisial Ni, kejadian bermula ketika dirinya sedang melayani transaksi seorang pelanggan di meja kasir.

Di tengah suasana toko yang cukup ramai, ia melihat seorang pria tampak mondar-mandir dengan gelagat tidak sabar di sekitar antrean.

Tanpa menunggu giliran, Amal Said tiba-tiba maju ke depan kasir, meski masih ada dua pelanggan lain yang sedang mengantre di belakang.

Merasa perlu meluruskan situasi, Ni pun menegur sang dosen tersebut dengan cara yang santun.

Ia memastikan tidak menggunakan nada tinggi atau kata-kata kasar.

"Saya tegur baik-baik, saya bilang, 'Maaf, Pak, ada antrean dari belakang. Antre dari belakang ki dulu'," ujar Ni kepada awak media, mengutip TribunTrends.com, Sabtu (27/12/2025).

Namun, teguran yang disampaikan dengan penuh kesopanan tersebut justru memantik kemarahan.

Dosen tersebut bereaksi agresif dengan melempar keranjang belanjaannya dan memaksa agar barangnya segera diproses di kasir.

"Dia bilang, 'Transaksikan saja anuku'. Saya diam saja, bilang ya sudah," kata Ni.

Situasi yang semula bisa diredam, justru semakin memanas.

LUDAH - Dosen UIM ludahi kasir wanita di swalayan Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). karena tak terima ditegur serobot antrean. Ia kini dilaporkan ke polisi.
Dosen UIM ludahi kasir wanita di swalayan Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), karena tak terima ditegur serobot antrean. Ia kini dilaporkan ke polisi. (Istimewa)

Sang dosen mulai melontarkan kata-kata kasar dan menuding Ni tidak sopan dalam melayani pelanggan. 

Merasa perlu meluruskan tudingan tersebut, Ni kembali mencoba menjelaskan bahwa aturan antrean berlaku untuk semua.

Namun, sebelum penjelasannya rampung, tindakan yang tak terbayangkan pun terjadi.

"Saya jelaskan lagi kalau memang harus antre. Belum selesai saya bicara, tiba-tiba saya diludahi," ungkapnya.

Ludah dosen UIM tersebut mengenai wajah, jilbab, dan pakaian Ni.

Dalam kondisi mental yang terguncang dan syok berat, Ni langsung meninggalkan meja kasir dan berlari ke toilet untuk membersihkan diri.

"Saya syok sekali. Langsung lari ke WC cuci muka karena ludahnya kena muka," katanya.

Tak berhenti di situ, Ni mengaku masih mendapatkan tekanan.

Pelaku bahkan meminta dirinya untuk meminta maaf, beralasan mengaku mengenal atasan korban.

Demi menghindari konflik yang lebih besar, Ni akhirnya memilih mengalah.

"Saya minta maaf karena takut kalau dilawan masalahnya tambah panjang. Temanku juga cuma diam karena takut," ungkapnya.

Usai melancarkan aksi penghinaan tersebut, sang dosen langsung meninggalkan lokasi.

Belakangan diketahui, pelaku merupakan pemilik kartu member swalayan, sehingga identitas dan nomor teleponnya dapat dilacak.

Namun, upaya menghubunginya terhambat karena nomor telepon yang tercatat sudah tidak aktif.

Sementara itu, trauma masih membekas di diri Ni.

Baca juga: Ayu Aulia Ogah Bela Ridwan Kamil Lagi, Pilih Bungkam Soal Polemik Aura Kasih, Puji Ibu Cinta: Keren!

Dukungan keluarga dan pihak manajemen swalayan akhirnya menguatkan langkahnya untuk menempuh jalur hukum.

Pada Rabu malam, Ni resmi melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Tamalanrea.

Ia menegaskan bahwa keluarga tidak menerima perlakuan tersebut dan berharap ada keadilan.

"Dari keluarga tidak terima. Saya ingin kasus ini tetap diproses sesuai hukum yang berlaku," tegasnya.

Bagi keluarga korban, tindakan meludah bukan sekadar pelanggaran etika, melainkan bentuk penghinaan serius terhadap martabat manusia.

Terlebih, perbuatan tersebut dilakukan di ruang publik terhadap seorang pekerja muda yang tengah menjalankan tugasnya dengan profesional.

Kanit Reskrim Polsek Tamalanrea, Iptu Sangkala, membenarkan adanya laporan tersebut.

"Sudah, melaporkan di Polsek Tamalanrea dengan laporan penghinaan dan dilakukan proses penyelidikan," kata Iptu Sangkala via pesan WhatsApp kepada Tribun.

Ia menegaskan bahwa kepolisian akan memanggil para saksi yang berada di lokasi kejadian dan mengumpulkan bukti-bukti pendukung.

"Tindak lanjut mengundang saksi mencari info terhadap terlapor dan memanggil dan mengumpulkan barang bukti," tegasnya.

Penyelidikan masih terus berjalan untuk memastikan kronologi kejadian serta pertanggungjawaban hukum pelaku.

Kasus ini menjadi cermin keras bagi masyarakat: bahwa rasa hormat adalah nilai dasar yang tak boleh diabaikan.

Setiap tindakan yang merendahkan manusia lain, sekecil apa pun, harus berani dipertanggungjawabkan di hadapan hukum.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.