Sebulan Terendam Banjir, Warga Satu Desa di Kecamatan Kalitengah Lamongan Terdampak
December 29, 2025 12:32 PM

 

 

SURYA.CO.ID,co.id LAMONGAN  – Banjir yang merendam wilayah Lamongan selama hampir sebulan terakhir membuat aktivitas warga di satu desa terdampak. 

Akses keluar-masuk desa terputus akibat genangan air yang belum juga surut, sehingga aktivitas masyarakat terganggung.

Berdasarkan pantauan di lapangan, banjir dengan ketinggian air bervariasi antara 50 sentimeter 70 sentimeter  menggenangi permukiman, jalan Desa Bojoasri, Kecamatan Kalitengah  hingga lahan pertanian.

Jalan Antar Desa Terendam

Banjir itu akibat luapan sungai Bengawan Jero, anak sungai Bengawan Solo/ di Lamongan.

Banjir mengakibatkan jalan antar desa terendam, selain merendam jalan, air banjir juga menggenangi puluhan rumah warga ketinggian banjir mencapai 30 sentimeter  hingga selutut orang dewasa, akibatnya warga satu desa terisolir.

Tingginya curah hujan beberapa hari terakhir di Lamongan sangat berdampak dengan ketinggian permukaan   sungai Bengawan Jero.

Akibatnya, kini akses jalan lima dusun di Desa Bojoasri,  Kecamatan Kalitengah sepanjang satu kilo meter terendam banjir.

Meski terendam banjir/ warga tetap memaksa melewati jalur tersebut lantaran akses  pandek satu satunya untuk melakukan aktifitas, keluar masuk desa.

Aktivitas Warga Terganggu

Tidak hanya pengguna motor, warga yang memakai mobil pengangkut sembako dan bahan pokok makanan serta mobil ambulans desa juga melintas di jalan tersebut.

Warga  yang memutar lewat jalur lain, jaraknya lebih jauh.

"Ini sudah sebulan banjir. Tiap hari saya menjajakan dangan dengan mengendari sepeda roda tiga yang lewat jalan ini," kata Sulianto, pedagang sayur, Senin (29/12/2025).

Musibah banjir di wilayah Bengawan Jero ini setiap tahun terjadi dan biasanya akan berlangsung lama hingga beberapa bulan jika curah hujan semakin tinggi.

Meski banjir sudah terjadi hingga satu bulan lebih,  namun warga mengaku belum mendapat perhatian dari pemerintah daerah  seperti bantuan bahan makanan hingga obat- obatan.

Kepala Dusun Pandantoyo, Desa Bojoasri, Taufik mengungkapkan, banjir yang menggenangi Desa Bojoasri sudah berlangsung selama sebulan lebih.

Diakui,  banjir di desanya menghambat mobilitas, banjir juga menyebabkan aktivitas ekonomi warga berdampak.

“Sudah hampir sebulan kami terisolir. Jalan terendam,  mau bekerja juga harus memaksakan,” keluhnya.

Dikatakan, banjir kali ini lebih  parah dibanding tahun kemarin. Kondisi semakin memprihatinkan karena harga  sejumlah kebutuhan pokok  ikut terkerek naik.

Distribusi logistik harus menggunakan perahu atau kendaraan  yang harus menerjang banjir.

Sebelum libur, anak-anak sekolah pun terpaksa berjalan menerjang banjir dan belajar dengan segala keterbatasan.

Banjir berkepanjangan ini diduga dipicu oleh curah hujan tinggi yang terjadi hampir setiap hari, ditambah luapan sungai di sekitar desa yang tidak mampu menampung debit air. 

Hingga kini, genangan belum menunjukkan tanda-tanda akan segera surut.

Warga berharap adanya perhatian serius dari pemerintah daerah untuk penanganan banjir, baik dalam jangka pendek berupa bantuan logistik dan layanan kesehatan, maupun solusi jangka panjang agar banjir tidak terus berulang setiap musim hujan.

Taufik menambahkan, warga juga belum mendapat bantuan apapun dari pemerintah daerah. 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.