3 Alasan Kenapa Kamu Wajib Coba Trans Banyumas Koridor 4 ke Kota Lama
December 29, 2025 05:59 PM

TRIBUNBANYUMAS.COM, BANYUMAS - Angin segar berhembus bagi warga Banyumas, khususnya mereka yang tinggal di wilayah selatan.

Bus merah kebanggaan daerah, Trans Banyumas, kini resmi memperluas jangkauannya hingga menembus jantung sejarah Kota Lama Banyumas.

Peluncuran Koridor 4 ini bukan sekadar soal rute baru, tapi sebuah harapan besar untuk membangkitkan kembali kejayaan wisata berbasis sejarah dan budaya di sana.

Baca juga: Sadewo dan Novita Launching Trans Banyumas Koridor 4 ke Kota Lama, Layani Hingga Banyumas Selatan

Mulai Senin (29/12/2025), pergerakan warga dari hiruk-pikuk Purwokerto menuju ketenangan Kota Lama kini jauh lebih mudah.

Tak perlu lagi pusing memikirkan kendaraan pribadi atau angkutan yang kurang nyaman.

Kepala Bidang Pariwisata Dinporabudpar Kabupaten Banyumas, Bachrudin, menyambut antusias kehadiran moda transportasi ini. Baginya, ini adalah jawaban atas kerinduan masyarakat akan aksesibilitas yang manusiawi.

"Trans Banyumas melayani sampai Kota Lama. Pergerakan orang dari Purwokerto ke Kota Lama Banyumas akan semakin mudah. Sebelumnya belum ada transportasi umum yang benar-benar layak dan manusiawi. Ini sangat mendukung pergerakan wisatawan ke Banyumas," ujarnya kepada Tribunbanyumas.com usai acara peresmian di Bale Adipati Mrapat.

Hidupkan Kota Lama

Mimpi besar tengah dirajut. Kota Lama Banyumas tidak hanya akan menjadi tempat transit, melainkan destinasi utama. Bachrudin membocorkan rencana penguatan agenda tahunan di kawasan ini. Seni budaya seperti 'Banyumas Ngibing' hingga pentas seni rutin akan digeber untuk menarik pelancong.

Tak hanya itu, desa-desa wisata penyangga seperti Pekunden, Papringan, dan Dawuhan juga diminta bersiap diri. Wisatawan yang turun dari bus diharapkan bisa menikmati keunikan desa-desa tersebut.

"Event akan terus ditambah. Bukan hanya Pekan Banyumas, tapi juga desa-desa wisata harus bangkit. Terutama di kawasan Pekunden, Papringan, dan Dawuhan, dengan basis masyarakat dan keunikan masing-masing," jelasnya.

Yang paling penting, geliat wisata ini harus berdampak pada isi dompet warga sekitar. "Berbasis masyarakat. Masyarakat juga harus punya usaha, supaya ada perputaran ekonomi," tegas Bachrudin.

Komitmen Bupati Sadewo

Namun, di balik kemeriahan peluncuran ini, ada tantangan besar yang sedang dihadapi Pemerintah Kabupaten Banyumas. Kondisi keuangan daerah sedang 'pusing' memikirkan nasib subsidi transportasi ini ke depannya.

Program Buy The Service (BTS) ini awalnya mendapat angin segar dari pusat. Namun, kabar terakhir menyebutkan adanya efisiensi anggaran dari Kementerian Perhubungan, yang membuat jatah subsidi tahun 2026 untuk Banyumas terpangkas.

Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastiono, blak-blakan mengenai hal ini. Awalnya ada harapan subsidi pusat sebesar Rp24 miliar (termasuk tambahan Rp12 miliar). Pemkab pun sudah siap merogoh kocek APBD Rp15 miliar. Tapi takdir berkata lain, tambahan Rp12 miliar itu dibatalkan pusat, menyisakan Rp12 miliar saja dari APBN.

Meski begitu, Sadewo tak mau menyerah. Baginya, layanan publik yang sudah dicintai warga ini tak boleh berhenti hanya karena urusan angka.

"Komitmen saya jelas. Trans Banyumas harus tetap jalan," tegas Sadewo dengan nada mantap.

Kebanggaan Lokal

Sadewo punya alasan kuat untuk ngotot mempertahankan Trans Banyumas. Selain performanya yang dinilai terbaik dibanding daerah lain, operator di balik kemudi bus ini adalah putra daerah sendiri.

Dikelola oleh PT Banyumas Raya Transportasi, saham perusahaan ini dimiliki oleh konsorsium lokal yang terdiri dari 12 asosiasi dan perusahaan setempat, termasuk Organda. Ini adalah model bisnis yang unik dan langka di Indonesia.

"Ini hanya ada di Banyumas. Waktu itu saingannya berat, ada Sinar Jaya dan Damri. Tapi kita bisa lolos karena effort besar. Saya yakin pusat akan memberi perhatian," tambahnya.

Melihat antusiasme warga, terutama kaum ibu-ibu yang kerap menjadikan naik bus ini sebagai rekreasi tersendiri, Sadewo optimistis. Koridor 4 ini dioperasikan dengan mengoptimalkan armada yang sudah ada dari Koridor 3A dan 3B, tanpa membeli bus baru, sebagai bentuk efisiensi cerdas.

"Dengan Trans Banyumas ini, banyak juga emak-emak yang sengaja naik Trans Banyumas," tutupnya sembari tersenyum.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.