TRIBUNBANYUMAS.COM, PURBALINGGA — Suasana lengang terasa di kawasan pabrik PT Sung Shim Internasional di Kelurahan Kalikabong, Kabupaten Purbalingga.
Area yang dahulu dipenuhi aktivitas ratusan pekerja kini tampak lebih sunyi, seiring munculnya gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang melanda perusahaan tersebut.
Dinas Ketenagakerjaan (Dinnaker) Kabupaten Purbalingga, melalui Kepala Bidang Hubungan Industrial, Yesu Dewayana mengatakan, sekitar dua pekan yang lalu sebanyak 145 karyawan resmi di-PHK dari perusahaan tersebut.
"Betul, kemarin ada sekitar 145 karyawan yang terpaksa harus di PHK. Namun terkait proses PHK sendiri kemarin alhamdulilah berjalan lancar dengan Perjanjian Bersama (PB).
Jadi, ada kesepakatan terkait pesangon dan hak-hak pekerja, meskipun memang tidak bisa 100 persen dipenuhi," terangnya saat dijumpai Tribunbanyumas.com, Senin (29/12/2025).
Pasca PHK tersebut, pihaknya menyatakan PT Sung Shim kini hanya menyisakan sekitar 70 orang pekerja yang masih bertahan.
"Meskipun sekarang karyawannya tinggal 70 orang, kami harap jangan sampai tutup. Mudah-mudahan kedepan bisa tetap bertahan dan semoga saja order tetap ada," katanya.
Baca juga: Misteri Penemuan Igir Karem Purbalingga, Bekas Bangunan Peradaban Purba?
Sejak tahun 1990 an
Untuk diketahui, PT Sung Shim Internasional merupakan salah satu perusahaan bulu mata palsu asal Korea Selatan yang telah lama berdiri di Purbalingga sejak tahun 90an.
Sebelumnya, perusahaan tersebut memiliki cabang di Tegal, namun saat ini telah resmi tutup dan dijual. Sehingga, Purbalingga menjadi satu-satunya lokasi operasional yang masih tersisa.
"Padahal, dahulu karyawannya banyak, bisa sampai 800 an orang," ujarnya.
Terkait penyebab PHK sendiri, pihaknya menyebut terdapat beberapa faktor, salah satunya ialah persaingan industrial yang kini semakin ketat.
Di sisi lain, biaya tenaga kerja di beberapa negara maju saat ini juga lebih murah, ditambah dengan penggunaan mesin produksi.
Sehingga hal tersebut membuat order ke perusahaan di Purbalingga semakin menurun.
"Memang sekarang persaingan semakin berat. Ongkos tenaga kerja semakin murah, terutama persaingan dengan China sekarang juga sudah banyak. Meskipun disisi keterampilan kita unggul, tapi kita kalah di efisiensi biaya," tuturnya.
Sementara itu, dengan bertambahnya jumlah pekerja yang terkena PHK di PT Sung Shim Internasional, kini kian memperpanjang daftar pemutusan hubungan kerja di Kabupaten Purbalingga sepanjang tahun 2025 ini.
Yesu mengatakan, hingga bulan Desember ini, tercatat sebanyak 602 pekerja dari sembilan perusahaan telah mengalami PHK. Meskipun demikian, jumlah tersebut menurutnya masih jauh lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya dengan jumlah 12 ribu orang.
“Hingga Desember tercatat sekitar 602 pekerja yang terlapor mengalami PHK. Namun angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai sekitar 12 ribu orang,” katanya.
Yesu menilai, adanya perbedaan yang signifikan tersebut dipengaruhi oleh mulai membaiknya situasi global.
"Mungkin karena krisis di luar negeri sudah mulai membaik, stabilitas ekonomi dunia dan Indonesia juga sudah lebih stabil. Sehingga order sekarang mulai berjalan, meskipun tidak sebanyak tahun-tahun sebelumnya.
Kami berharap, jumlah ini bisa menurun, syukur-syukur jangan sampai ada PHK lagi di tahun depan," pungkasnya.