Sosok H Maringka Eks Petinju Korban Kebakaran Panti Werdha Manado, Jasadnya Ditemukan di Kamar Mandi
December 30, 2025 01:22 PM

Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Inilah sosok Yansen Harry Maringka atau H Maringka (65).

Yansen Harry Maringka adalah pria lanjut usia yang menjadi korban kebakaran Panti Werda Damai.

Panti Werdha adalah sebutan lain untuk panti jompo atau rumah perawatan lansia.

Panti Werdha merupakan sebuah institusi atau tempat tinggal yang menyediakan layanan perawatan jasmani, rohani, sosial, dan perlindungan bagi orang lanjut usia (lansia) agar mereka dapat menikmati masa tua dengan layak, aman, dan tentram, baik karena terlantar, tidak memiliki keluarga, atau dititipkan keluarga yang tidak mampu merawatnya secara rutin.‎‎

Panti yang berada di Kelurahan Ranomuut, Kecamatan Paal Dua, Kota Manado itu terbakar pada Minggu (28/12/2025) pukul 20.36 Wita. 

Dalam insiden itu, 16 orang meninggal dunia. Di mana 15 tubuh korban ditemukan hangus terbakar, sedangkan 1 tubuh lainnya masih utuh.

Satu jasad yang ditemukan utuh itu adalah Harry Maringka.

Jasad Harry ditemukan di dalam kamar mandi Panti Werdha Damai.

Dua hari setelah insiden, jasad Harry Maringka berhasil diidentifikasi.

Grace Maringka keluarga terdekat Harry mengatakan, pihak keluarga bersyukur karena jenazah Harry akhirnya bisa diidentifikasi. 

Sebut dia, pihaknya akan menggelar ibadah pemakaman untuk Harry. 

Dikatakannya, Harry memang sudah sebatang kara. 

Seorang anggota keluarga lainnya membeber, Harry sesungguhnya sudah agak pincang. 

Jenazah Harry Maringka sudah diserahkan pada pihak keluarga di ruang jenazah RS Bhayangkara Manado, Selasa (30/12/2025). 

Isak tangis keluarga dan handai taulan mengiringi penyerahan tersebut. 

Salah satu yang terlihat berduka adalah Roy.

Harry Semasa Muda Seorang Petinju dan Panji Yosua

Roy menuturkan, Harry semasa mudanya adalah seorang petinju. 

Kemudian ia jadi tukang parkir. 

"Lalu ia bertugas sebagai Panji Yosua di Gereja GMIM Bethesda Manado," kata dia. 

Setahunya, tugas Harry sangat krusial sebagai Panji Yosua. 

Ia kerap mengatur parkir di Gereja plus lalu lintas. 

"Dia kerja sangat rajin," kata dia. 

Menurut dia, anak Harry telah meninggal beberapa waktu lalu. 

Dia tak terlalu tahu alasan Harry dipindah ke Panti. 

Beber dia, Harry kerap menetap di Gereja. 

"Dia sudah empat bulan di Panti, lantas kejadian itu terjadi," katanya. 

Dirinya bercerita, terakhir kali bertemu sahabatnya itu pada beberapa bulan lalu. 

Kala itu, Harry membawa sepeda motor. "Ia membonceng saya," karanya.

Di mata Roy, Harry adalah orang yang sangat baik. Dia suka menolong.

"Baik sekali, suka senyum, suka tegur orang," katanya. 

4 Jenazah Teridentifikasi

Sebanyak empat dari 16 jenazah korban jiwa dalam kebakaran Panti Werdha Damai di Kelurahan Ranomuut, Kecamatan Paal Dua, Manado, Sulut, berhasil diidentifikasi oleh Polda Sulut.

Empat nama tersebut disebut dalam konferensi pers di rumah sakit Bhayangkara Manado, Selasa (30/12/2025).

Keempatnya adalah:

  1. Herry Lombogia (70) alamat Kelurahan Winangun Satu, Kecamatan Malalayang, Manado.
  2. Jansen Maringka (65) alamat Kelurahan Ranotana, Kecamatan Sario.
  3. Oli Klara Kemur (85) alamat Kelurahan Ranomuut, Kecamatan Paal Dua.
  4. Merry Baramuli Dengah (83) alamat Kelurahan Ranomuut, Kecamatan Paal Dua.

Kabid Humas Polda Sulut Kombes Pol Alamsyah P. Hasibuan melalui Kabid Dokkes Kombes Pol Tasrif menuturkan, identifikasi berhasil dilakukan setelah pihaknya berhasil mencocokkan ante mortem dan post mortem.

"Kami bekerja sejak pukul delapan malam untuk mencocokkan data ante mortem dari keluarga dan pos mortem dari hasil penyelidikan dan selanjutnya dilakukan rekonsiliasi," katanya.

Ia menuturkan jenazah keempat korban teridentifikasi melalui medis dan properti dengan jenazah.

Ungkap dia, keempat jenazah akan diserahkan ke pihak keluarga untuk dimakamkan di pekuburan Pemkot Manado.

Untuk 12 jenazah lainnya, kata dia, tengah dalam proses identifikasi.

"Kami tengah memeriksa DNA," kata dia.

Ia menuturkan, waktu pemeriksaan selama dua pekan.

Berikut ini 5 fakta kebakaran Panti Werdha Damai yang berhasil dirangkum Tribunmanado.co.id, Selasa 30 Desember 2025.

1. Dugaan Awal Sumber Api hingga Panti Werdha Disebut Tak Ada Penjaga Saat Kejadian

Api diduga muncul dari bagian belakang bangunan dan dengan cepat menyebar ke seluruh area, menyebabkan kepanikan dan kesulitan evakuasi.

Petugas pemadam kebakaran, relawan, dan warga sekitar bekerja sama untuk memadamkan api dan menyelamatkan para lansia.

Dalam hitungan menit, asap tebal dan kobaran api mengepung bangunan, membuat proses evakuasi berlangsung dramatis dan penuh risiko.

Di tengah kepanikan, petugas Damkar berjuang keras memadamkan api sekaligus membuka akses evakuasi.

Suasana haru dan tangis pecah saat satu per satu penghuni berhasil diselamatkan, meski tak semua dapat tertolong.

Sejumlah warga yang turut meninjau punya tanggapan beragam terkait terbakarnya panti jompo ini.

Kata mereka, sistem keamanan panti buruk. Jalur evakuasi hanya satu.

Bagian belakang ditutupi rumah. Pagar kiri kanan tinggi, bagian atasnya ditutupi duri dan ada beling.

Bahkan kesaksian sejumlah penghuni, tak ada penjaga malam itu.

Yang ada hanyalah dua juru masak.

Informasi yang dihimpun Tribunmanado.co.id, Panti tidak memiliki alat pemadam api ringan. 

2. Para Korban Dioper Lewati Pagar dan Dinding Samping Panti

Relawan, warga sekitar, hingga petugas pemadam kebakaran bahu-membahu menyelamatkan para lansia yang terjebak.

Sejumlah penghuni yang dalam kondisi lemah dan menggunakan kursi roda harus dibopong keluar.

Mereka dievakuasi melalui pagar dan dinding samping panti dengan cara saling mengoper tubuh korban agar bisa segera menjauh dari api.

Proses evakuasi berlangsung dramatis, penuh kepanikan dan air mata.

Di tengah api yang terus membesar dan asap pekat yang menyelimuti ruangan, Reki mengaku berhasil mengevakuasi tujuh orang dari dalam panti.

“Kami angkat satu per satu, ada yang sudah di kursi roda, kami naikkan ke pagar,” ujar Reki dengan suara bergetar.

Namun, perjuangan itu tak selalu berakhir bahagia.

Beberapa penghuni yang sempat dikeluarkan akhirnya meninggal dunia akibat terpapar asap terlalu lama.

Peristiwa itu meninggalkan luka mendalam bagi Reki dan warga yang malam itu menjadi saksi bisu kebakaran maut di Panti Werda Damai Manado.

"Ada yang sudah di kursi roda, kami naikkan ke pagar," kata dia.

Seorang opa berhasil ia selamatkan.

Namun meninggal dunia karena terpapar banyak asap. 

Hal sedih lainnya yang ia alami adalah seorang oma.

"Oma itu katakan ia akan bersama keluarganya pada tanggal 5, tapi ia meninggal dunia, itu yang sesali," katanya.

Ia mengaku shock dengan kejadian itu. Sembari mengevakuasi penghuni, air matanya menetes

KEBAKARAN - Suasana di sekitar Panti Werdha Damai Ranomuut, Kecamatan Paal Dua, Kota Manado, yang terbakar pada Minggu (28/12/2025).
KEBAKARAN - Suasana di sekitar Panti Werdha Damai Ranomuut, Kecamatan Paal Dua, Kota Manado, yang terbakar pada Minggu (28/12/2025). (Tribun Manado/Arthur_Rompis)

3. Daftar Nama Korban Selamat dari Kebakaran Panti Werdha Damai Manado

Terbakarnya Panti Werdha Damai Manado ini menewaskan 16 penghuni panti lansia, sementara 16 lainnya berhasil diselamatkan.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Tribun Manado, 16 korban selamat saat ini mendapatkan perawatan intensif di RSUD Manado.

Sementara itu, jenazah 16 korban meninggal dunia dibawa ke RS Bhayangkara untuk proses identifikasi lebih lanjut.

Tragedi ini menyisakan duka mendalam, sekaligus menjadi pengingat pahit akan pentingnya sistem keselamatan dan kesiapsiagaan di fasilitas sosial yang menampung kelompok rentan.

Identitas 16 korban yang selamat dari peristiwa kebakaran Panti Werdha Damai Ranomuut:

  1. Ibu Olfa Sumual (76 tahun) Ketua / Pengurus Panti Werda
  2. Oma Rike Kaligis (73 tahun)
  3. Oma Meiske Merke (60 tahun)
  4. Opa Christian Yusuf (52 tahun)
  5. Opa Petrus Fredy (83 tahun)
  6. Oma Stien Walelenh (80 tahun)
  7. Oma Chia Chin Hin (92 tahun)
  8. Oma Olin Kopalit (61 tahun)
  9. Opa Joppy Wahani (70 tahun)
  10. Opa Paulus Kaonang (70 tahun)
  11. Oma Jetty Kandou (86 tahun)
  12. Oma Stien Gerungan (70 tahun)
  13. Oma Yutindam (70 tahun)
  14. Oma Kean She Poe (68 tahun)
  15. Oma Rolin Rumeen (64 tahun)
  16. Oma Lao Kim Hoa (73 tahun)

Sementara itu sebanyak 16 jenazah ditemukan dalam proses evakuasi setelah kebakaran.

Kapolresta Manado Kombes Pol Irham Halid mengatakan, pihaknya masih melakukan olah TKP untuk memastikan penyebab kebakaran.

"Kami masih melakukan olah TKP," kata dia.

Sekda Manado Steven Dandel menuturkan, sebanyak 16 jenazah ditemukan di TKP.

Menurut dia, jenazah kini dibawa ke RS Bhayangkara Manado untuk keperluan identifikasi.

4. Kesaksian Oma Rolin, Lansia yang Selamat dari Kebakaran Panti Werdha Manado

Mujizat itu nyata, hal ini dengan lantang dikumandangkan oleh Rolin (64).

Saat ditemui TribunManado.com di ruang lantai 6 RSUD Manado, Senin (29/12/2025), oma Rolin tengah beristirahat.

Ia berbaring di ranjang rumah sakit dengan dijagai keponakannya.

"Saya tak apa apa, hanya shock," kata dia kepada Tribun manado. 

Selain Oma Rolin, ruangan itu diisi dua penghuni panti lainnya.

Keduanya, sebut dia, pikun.

Oma Rolin terlihat sangat peduli dengan keduanya.

"Ini ada makanan," kata dia kepada keduanya saat dibawakan makanan oleh pengantar makanan dari Pemkot Manado.

Oma Rolin bercerita, saat kejadian tersebut, ia sedang hendak tidur.

Obat baru saja ditelannya.

"Kamar saya berada dekat dapur, tiba tiba saja ada api," katanya.

Oma Rolin segera bergegas keluar kamar. 

Sesungguhnya oma dalam keadaan stroke. 

Ia berjalan dengan dibantu tongkat. 

Jalannya sangat lambat. 

Karena itulah, cerita selamatnya Oma seperti di luar nalar. 

Oma berjalan keluar di tengah kobaran api dan semburan asap dan berhasil selamat. 

Oma menyebutnya mujizat.

"Ini semua karena pertolongan Tuhan, saya tak tahu dapat kekuatan apa, tapi saya berjalan dan selamat," katanya.

Namun teman oma tak beruntung.

Sebut dia, sang teman tak selamat.

Oma menyebut ia teman sehatinya.

"Biasanya kami sering main gaple," katanya.

KORBAN SELAMAT - Lao Kiem Hoa (73) Korban Selamat insiden kebakaran Panti Werdha Ranomuut Kota manado, ia kini dirawat di RSUD Manado, Senin (29/12/2025). Ci Hoa ceritakan detik-detik kebakaran terjadi di Panti Werdha.
KORBAN SELAMAT - Lao Kiem Hoa (73) Korban Selamat insiden kebakaran Panti Werdha Ranomuut Kota manado, ia kini dirawat di RSUD Manado, Senin (29/12/2025). Ci Hoa ceritakan detik-detik kebakaran terjadi di Panti Werdha. (Kolase Tribun Manado)

5. Ketukan Pintu Selamatkan Nyawa Ci Hoa

Di atas ranjang ruang IGD RSUD Manado, Sulawesi Utara (Sulut) Lao Kiem Hoa (73) terbaring lemah. 

‎Lansia yang akrab disapa Ci Hoa itu masih menyimpan trauma usai lolos dari insiden kebakaran Panti Werdha Ranomuut, Kota Manado, Sulawesi Utara pada Minggu (28/12/2025) malam. 

‎Peristiwa mencekam itu terjadi saat Ci Hoa sudah berada di dalam kamar dan bersiap untuk tidur di Panti Werdha.

‎Kepada Tribun Manado, ia bercerita.  saat itu waktu menunjukkan sekitar pukul 20.00 Wita. 

‎Ia tak pernah menyangka malam itu akan menjadi salah satu pengalaman paling menegangkan dalam hidupnya.

‎“Saat itu saya sudah di kamar, sudah mau tidur,” ucap Ci Hoa lirih saat ditemui, Senin (29/12/2025) siang.

‎Belum sempat terlelap, ketukan keras tiba-tiba terdengar di pintu kamarnya. 

‎Dari luar, terdengar suara panik memanggil namanya. 

‎Ternyata penjaga panti, Om Inyo.

Dengan nada panik, Inyo berteriak menyuruhnya segera keluar.

‎“Ada yang panggil dari luar, Ci Hoa keluar, keluar,’” katanya menirukan suara tersebut.

‎Awalnya Ci Hoa tak terpikir akan terjadi kebakaran. 

‎Namun perasaan tak enak membuatnya bergegas membuka pintu. 

‎Ia terkejut saat melihat api sudah membesar di bagian luar kamar.

‎Kepanikan pun tak terhindarkan. 

‎Dengan kondisi fisik yang sudah renta, Ci Hoa hanya bisa berjalan menggunakan walker.

‎Ia berusaha keluar kamar dengan susah payah, sementara api terus membesar.‎
‎Di tengah situasi genting itu, pertolongan datang.

‎Seorang penatua panti bernama Jhony langsung menggendongnya keluar dari area berbahaya.

‎“Dia pikul saya keluar dari sana,” ujarnya sambil menirukan dengan tangan. 

‎Di kamar tersebut, Ci Hoa tidak sendiri. 

‎Ia tidur bersama seorang penghuni lain bernama Oma Rini. 

‎Menurut Ci Hoa, Oma Rini menderita sakit dan hanya bisa terbaring di kasur tanpa mampu bergerak.

‎Ci Hoa selamat, namun kerabatnya tak bisa bisa tertolong. 

‎Kebakaran itu membuat Ci Hoa kehilangan segalanya. 

‎Ia keluar hanya dengan pakaian yang melekat di badan. 

‎Tak satu pun barang pribadi berhasil diselamatkan.

‎Meski demikian, rasa syukur masih terucap dari bibirnya. 

‎Ia meyakini keselamatannya adalah anugerah Tuhan.

‎“Yang penting kita bersyukur. Ini hanya anugerah Tuhan,” katanya pelan.

‎Ci Hoa lahir di Manado pada 28 Juni 1952. Ia merupakan anak tunggal dan tidak memiliki saudara. 

‎Sejak 2023, ia tinggal di Panti Werda Ranomuut. 

‎Dalam kesehariannya, Ci Hoa dikenal sebagai jemaat Gereja Kristus Manado di Jalan Sam Ratulangi, Kecamatan Wenang.

Ia punya keluarga di area Manado namun sudah jarang ketemu. 

Ia sebelumnya tinggal sendiri di wilayah Karame. 

Setelah rumahnya dijual, ia kemudian masuk ke panti Werdha. 

‎Hingga kini, Ci Hoa masih menjalani perawatan medis di RSUD Manado. (Art/Pet/Fer/Ind)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.