Anak 12 Tahun di Medan Bunuh Ibu Gara-Gara Game Online Dihapus
December 30, 2025 03:54 PM

 

PROHABA.CO -  Kasus pembunuhan yang dilakukan seorang anak terhadap ibunya di Medan, Sumatera Utara, menyita perhatian publik. 

Aparat Polrestabes Medan berhasil mengungkapkan bahwa pelaku berinisial AL (12) tega menghabisi nyawa ibunya, F (42), hanya karena game online di telepon genggamnya dihapus.

Peristiwa tragis itu terjadi di kediaman mereka pada Rabu (10/12/2025) dini hari.

AL mengambil pisau dapur lalu menikam ibunya hingga 26 kali.

Korban yang sedang tertidur bersama kedua anaknya di kamar lantai satu tidak sempat menyelamatkan diri.

Baca juga: Tragedi Medan: Anak 12 Tahun Diduga Bunuh Ibu Kandung, Polisi Lakukan Observasi Psikologi Forensik

Kronologi Kejadian

Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Jean Calvijn Simanjuntak, menjelaskan bahwa saat kejadian, korban tidur di kasur atas bersama AL, sementara kakaknya tidur di kasur bawah.

Suami korban berada di lantai dua rumah.

Sekitar pukul 04.00 WIB, AL terbangun, mengambil pisau, lalu menikam ibunya yang sedang tertidur.

“Adik (AL) mengambil pisau, membuka bajunya, dan melukai korban,” kata Calvijn dalam konferensi pers di Polrestabes Medan pada Senin (29/12/2025).

Serangan brutal itu membuat korban mengalami 26 luka tusuk.

Sang kakak yang terbangun berusaha merebut pisau dari tangan AL, meski tangannya ikut tersayat.

AL bahkan sempat kembali ke dapur untuk mengambil pisau lain, namun kakaknya berhasil menutup pintu kamar sehingga upaya lanjutan gagal.

Dalam kondisi panik, sang kakak berlari ke lantai dua membangunkan ayah mereka.

AL menyusul dengan mengenakan baju dan memeluk ayahnya.

Korban sempat meminta air minum dan ambulans, namun nyawanya tidak tertolong.

Sekitar pukul 05.40 WIB, tim medis menyatakan korban meninggal dunia.

Baca juga: Santri 12 Tahun Diduga Jadi Korban Perundungan, Meninggal di Ponpes Manjung Wonogiri

Tiga Alasan Pelaku

Dalam pemeriksaan, AL mengaku memiliki tiga alasan hingga tega membunuh ibunya:

Ancaman dengan pisau: Ia mengaku ibunya pernah mengancam dirinya, kakak, dan ayah dengan senjata tajam.

Dendam karena sering dimarahi: AL menyaksikan kakaknya kerap dimarahi, bahkan dipukul dengan sapu dan ikat pinggang. Ia sendiri juga sering dimarahi dan dicubit.

Game online dihapus: AL sakit hati karena game online miliknya dihapus. Ia kemudian terinspirasi dari kartun, anime, dan game yang menampilkan adegan pembunuhan dengan pisau.

Kasus ini menimbulkan kehebohan karena di media sosial, korban dikenal kerap menampilkan citra keluarga harmonis.

Namun, di balik itu, sang anak ternyata menyimpan dendam yang berujung tragedi.

Aparat kepolisian kini terus mendalami kasus tersebut untuk memastikan motif dan latar belakang psikologis pelaku.

Baca juga: Banding Ditolak, Hukuman Vadel Badjideh Diperberat Jadi  12 Tahun Penjara

Baca juga: Kasus Rudapaksa Anak di Peukan Bada Aceh Besar, Pacar dan Ayah Korban Terlibat

Baca juga: Ibu di Trenggalek Tega Bunuh Bayi yang Baru Dilahirkannya Karena Motif Ekonomi

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.