Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Arnold Welianto
TRIBUNFLORES.COM, LABUAN BAJO - Kapal wisata KM Putri Sakinah mengalami kecelakaan laut hingga tenggelam saat melakukan perjalanan wisata di kawasan Taman Nasional Komodo (TNK), Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Peristiwa nahas tersebut terjadi pada Jumat malam, 26 Desember 2025, saat kapal berlayar dari Pulau Kalong menuju Pulau Padar.
Sebelumnya, rombongan wisatawan sempat menikmati wisata di Pulau Kalong dan dijadwalkan melanjutkan perjalanan ke Pulau Padar untuk melakukan trekking pada Sabtu pagi. Namun dalam perjalanan malam hari menuju Pulau Padar, kapal diterjang gelombang tinggi hingga akhirnya tenggelam di perairan sekitar Pulau Padar.
Akibat kejadian tersebut, dari total 11 orang penumpang dan kru kapal, Tim SAR Gabungan berhasil mengevakuasi tujuh orang dalam kondisi selamat. Satu orang korban ditemukan meninggal dunia pada Senin, 29 Desember 2025. Sementara itu, tiga orang wisatawan Warga Negara Asing (WNA) asal Spanyol hingga kini masih dinyatakan hilang.
Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Labuan Bajo, Stephanus Risdiyanto, menjelaskan bahwa berdasarkan keterangan nakhoda dan para korban selamat, kapal dihadang dua gelombang tinggi saat berlayar menuju Pulau Padar.
Baca juga: Ombudsman NTT: Tragedi Kapal Putri Sakinah Cerminan Pengabaian Keselamatan Pelayaran oleh Negara
“Menurut keterangan nakhoda dan korban yang berhasil diselamatkan, kapal dihadang dua gelombang tinggi,” ujar Stephanus kepada wartawan, Selasa (30/12/2025).
Ia menambahkan, saat Tim SAR Gabungan bergerak menuju lokasi kejadian pada malam hari, tim penyelamat juga menghadapi kondisi cuaca ekstrem dengan empat gelombang tinggi. Berdasarkan konfirmasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), kondisi tersebut dipicu oleh anomali cuaca.
“Dalam perjalanan penyelamatan, tim juga dihadang empat gelombang tinggi. Setelah dikonfirmasi ke BMKG, kondisi ini disebabkan oleh anomali cuaca,” jelasnya.
Pada operasi penyelamatan malam itu, Tim SAR Gabungan hanya mampu mengevakuasi dua wisatawan asing, satu orang pemandu wisata, serta empat kru kapal. Pencarian sempat dilakukan selama kurang lebih tiga jam, namun dihentikan karena cuaca buruk, angin kencang, dan arus laut yang deras.
“Kami melakukan pencarian sekitar tiga jam. Karena kondisi cuaca tidak memungkinkan, pencarian dihentikan dan dilanjutkan keesokan harinya,” ungkap Stephanus.
Hingga Selasa (30/12/2025), operasi SAR telah memasuki hari kelima. Tim SAR Gabungan masih terus melakukan pencarian terhadap tiga WNA asal Spanyol yang hilang sejak kejadian pada Jumat malam lalu.
Di Pelabuhan Marina Labuan Bajo, keluarga korban asal Spanyol tampak menunggu perkembangan operasi pencarian. Mereka memberikan dukungan dan semangat kepada Tim SAR Gabungan yang Kembali diberangkatkan menuju Pulau Padar untuk melanjutkan operasi SAR hari kelima. (awk)