Jelang Akhir Tahun Inflasi Kabupaten Bekasi Meningkat, Helmi Yenti: Sejumlah Kebutuhan Pokok Meroket
December 30, 2025 06:50 PM

TRIBUNBEKASI.COM, BEKASI - Menjelang akhir tahun 2025, warga Kabupaten Bekasi mulai merasakan kenaikan harga kebutuhan pokok di pasar tradisional.

Harga cabai, daging ayam, hingga bawang merah perlahan merangkak naik jelang Natal dan Tahun Baru 2026.

Situasi itu sejalan dengan meningkatnya inflasi daerah.

Kepala Bidang Pengendalian Barang Pokok dan Penting pada Dinas Perdagangan Kabupaten Bekasi Helmi Yenti menyebut inflasi saat ini telah mencapai 4,27 persen.

Angka tersebut melampaui ambang batas normal inflasi yang berada di kisaran 2,5 persen.

Helmi menyebut inflasi di Kabupaten Bekasi menjadi salah satu yang tertinggi di Jawa Barat.

Baca juga: Hendak Diedarkan Saat Nataru, 3.100 Butir Ekstasi dan 3,24 Gram Sabu Disita Polisi

Baca juga: Usut Korupsi Kuota Haji, KPK Kembali Periksa Yaqut Cholil Qoumas Selasa Ini

Baca juga: Santai di Tengah Keramaian, Mahasiswa Curi Raket Padel Seharga Rp 7,7 Juta di Jaksel

Bahkan nilainya lebih tinggi dibandingkan periode Natal dan Tahun Baru tahun sebelumnya.

“Kan di Natal memang suka meningkat nih dibanding tahun lalu. Kalau dibandingkan tahun lalu kita masih di angka memang segitu sih 4,2 ya. Tapi kalau dibandingkan dengan kabupaten yang lain kita termasuk tinggi gitu di Jawa Barat. Termasuk tinggi dibandingkan Jabodetabek kayak Bogor, Depok ya kita Kabupaten Bekasi tinggi,” kata Helmi Yenti, Selasa (30/12/2025).

Berdasarkan hasil kajian Dinas Perdagangan, kenaikan inflasi dipicu oleh tiga komoditas utama.

Komoditas tersebut yakni cabai rawit besar, daging ayam, dan bawang merah.

Harga normal cabai rawit biasanya berada di kisaran Rp 40.000 per kilogram.

Saat ini harganya melonjak hingga Rp 80.000 sampai Rp 85.000 per kilogram.

Sementara itu harga daging ayam potong berada di kisaran Rp 40.000 per kilogram.

Bawang merah juga ikut naik dengan harga Rp 40.000 hingga Rp 50.000 per kilogram.

Helmi menyebut kenaikan harga tersebut belum tentu mencapai puncaknya.

Potensi kenaikan masih terbuka dalam beberapa waktu ke depan.

“Berharap ini puncaknya tapi memang masih ada potensi naik karena BMKG kan masih memberikan peringatan, masih ada cuaca ekstrem,” ucapnya,

Cuaca Buruk Bikin Pasokan Menyusut

Helmi menjelaskan faktor cuaca menjadi penyebab utama terganggunya pasokan barang.

Cuaca ekstrem membuat hasil panen menurun dan banyak komoditas mengalami pembusukan.

Di sisi lain permintaan pasar meningkat karena kebutuhan Natal dan Tahun Baru.

Pasokan komoditas pokok Kabupaten Bekasi selama ini berasal dari beberapa daerah.

Daerah pemasok tersebut di antaranya Garut, Sukabumi, hingga Magelang.

Namun seluruh produsen mengalami penurunan pasokan hingga 40 persen.

“Untuk cabai saja normalnya itu 35 sampai 40 ton per hari per jenis di Pasar Induk Cibitung kebutuhannya. Tapi sekarang yang masuk sekitar 25 ton jadi memang pasokannya kurang,” ucap Helmi,

Kondisi semakin sulit karena daerah alternatif pemasok juga terdampak bencana.

Biasanya pasokan tambahan berasal dari Sumatera Barat dan Aceh.

Namun saat ini wilayah tersebut tengah mengalami bencana banjir.

“Biasanya kalau dalam kondisi begini kami kerja sama dengan Sumatera, yaitu Aceh ya. Aceh terkenal tuh cabainya, cuma sekarang Aceh kan dalam kondisi banjir ya, Sumatera Barat juga,” katanya,

Operasi Pasar Murah Digelar

Untuk menekan dampak kenaikan harga, Dinas Perdagangan Kabupaten Bekasi menggelar operasi pasar bersubsidi.

Operasi pasar dilakukan di sejumlah titik di wilayah Kabupaten Bekasi.

Warga bisa membeli paket sembako dengan harga setengah dari nilai normal.

Total paket yang disiapkan mencapai 4.606 paket.

Nilai satu paket mencapai Rp 97.000.

Masyarakat cukup membayar Rp 40.000 per paket.

“Nah kan ada selisih Rp 60.000, harapan kami selisih itu bisa digunakan untuk membeli cabai itu tadi, ayam atau komoditas lain yang harganya sedang tinggi,” ucap Helmi,

Selain operasi pasar, pihaknya juga menjajaki kerja sama antar daerah.

Langkah ini dilakukan untuk menambah pasokan komoditas pokok.

Tujuannya agar harga bisa kembali stabil.

“Walaupun tidak kembali ke semula, minimal turun dibandingkan sekarang,” kata dia,

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.