TRIBUNTRENDS.COM - Dulu, saat Leticia Joseph masih kecil, Sheila Marcia sering menggunakan kiasan jenaka untuk menjawab pertanyaan sang putri tentang asal-usulnya.
Ia menyebut Leticia berasal dari adonan "terigu dan telur".
Namun, seiring berjalannya waktu dan kedewasaan Leticia, Sheila menyadari bahwa kebenaran sepahit apa pun itu jauh lebih berharga daripada kebohongan yang manis.
Dalam sebuah perbincangan mendalam di kanal YouTube Curhat Bang Denny Sumargo, aktris ini membagikan momen emosional saat ia akhirnya berani menatap mata putrinya dan mengakui garis hidup yang pernah ia lalui bersama musisi Anji.
Sheila tidak ingin bersembunyi di balik kata-kata indah.
Ia memilih pendekatan yang sangat manusiawi mengakui bahwa ada norma yang terlewati, namun menegaskan bahwa kehadiran Leticia adalah anugerah murni.
"Aku bilang kayak 'Tisya, you know, yang sebenarnya yang seharusnya, yang benar adalah perempuan dan laki-laki menikah, kemudian baru Tuhan karuniakan anak,'" kenang Sheila.
Dengan penuh kebesaran hati, ia mengambil seluruh tanggung jawab atas masa lalu tersebut tanpa sedikit pun menyalahkan sang anak.
"Nah karena kesalahannya mama, sebelum menikah mama sudah ada Tisya. Tapi Tisya enggak salah, yang salah mama yang berbuat," lanjutnya dengan tulus.
Baca juga: Profil Leticia Joseph Dari Panggung Dance Hingga Mahkota Gadis Sampul 2025, Pesan Haru Sheila Marcia
Bagi Sheila, penting bagi Leticia untuk memahami bahwa ia tidak lahir dari sebuah "kecelakaan" yang tak diinginkan.
Sebaliknya, Sheila meyakinkan putrinya bahwa Tuhan memiliki rencana yang indah di balik setiap proses kehidupan.
"Tisya tetap ada karena Tuhan tenun Tisya with wholeheartedly, dengan cintanya Tuhan ke Tisya di wombnya mama," ungkapnya.
Meski masa lalu tak bisa diubah, Sheila percaya bahwa respons terhadap kesalahan itulah yang menentukan kualitas hidup seseorang di masa depan.
Ia menanamkan prinsip bahwa kegagalan di masa lalu justru menjadi kekuatan untuk membentuk masa depan yang hebat.
"Maksud aku adalah, ketika mama berbuat salah dan mama responsnya benar, tidak membuang Tisya, merawat Tisya dengan benar-benar hikmat dan benar-benar berserah sama Tuhan, mama percaya bahwa He will make you great," pesan Sheila kepada putrinya.
"You can not change the past kan. Enggak bisa ganti yang sudah terjadi, tapi kamu bisa tentukan masa depan."
Baca juga: Selamat! Leticia Joseph Pesona Bintang, Anak Anji dan Sheila Marcia Juara Gadis Sampul 2025
Kejujuran ini bukan tanpa risiko. Sheila sadar betul bahwa status mereka sebagai figur publik rentan terhadap penghakiman sosial.
Namun, ia memilih untuk membentengi mental Leticia sejak dini agar sang putri tidak hancur saat mendengar cemoohan dari luar.
"Mungkin kita akan dicaci maki, akan dihina dan segala macam, tapi pada akhirnya semuanya untuk kemuliaan Tuhan. Dan sekali lagi, enggak cuma aku yang pernah melalui itu, dan enggak cuma Tisya yang melalui itu," ujarnya menguatkan hati sang putri.
Tujuan utama Sheila sangat jelas, ia ingin Leticia menjadi pemutus rantai (curse breaker) agar sejarah kelam tidak berulang di generasi mendatang.
"Setidaknya dia punya bekal nih dari Sheila sekarang yang untuk supaya dia bisa jaga diri jauh lebih baik daripada Sheila. You are the one who break the curse consciously. Kalau tidak ada lagi hamil di luar nikah di keluarga ini, from you, I said. Dan aku percaya itu harus di declare, harus diperkatakan. You are precious no matter what," tegasnya.
Menariknya, kejujuran Sheila disambut dengan kedewasaan luar biasa oleh Leticia.
Berkat pendidikan reproduksi yang cukup dan keterbukaan sang ibu, Leticia justru merasa lebih tenang karena ia mendengar kebenaran langsung dari sumbernya, bukan dari desas-desus orang lain.
"Iya. Soalnya mama juga enggak mau Tisya sakit hati gitu loh (tahu) dari orang," tutur Leticia dengan tenang. Baginya, masa lalu adalah bagian dari perjalanan yang sudah berlalu. "Jadi Tisya kalau denger kayak 'ya udah sih kan itu juga udah lama kan.' Jadi Tisya ya enggak masalah."
Kisah Sheila Marcia dan Leticia menjadi sebuah pengingat bahwa kejujuran, meski terasa berat di awal, adalah pondasi terkuat dalam hubungan orang tua dan anak untuk menyembuhkan luka dan membangun masa depan yang lebih sehat.
(TribunTrends.com/Kompas.com)