Laporan Wartawan Tribun Gayo Fikar W Eda | Aceh Tengah
TribunGayo.com, TAKENGON - Di Kecamatan Silih Nara, Kabupaten Aceh Tengah, pagi kembali hidup oleh suara sepeda motor Aman Alisa.
Baca juga: Harga Ikan Mujahir di Takengon Sempat Tembus Rp 60.000 per Kilogram, Kini Mulai Stabil
Sepekan terakhir, ia kembali berjualan ikan keliling, menyusuri kampung-kampung di kawasan Angkup, Genting Gerbang, sampai Belang Mancung dan sejumlah kampung lainnya.
Rutinitas yang telah ia tekuni selama dua tahun terakhir itu kembali dijalani setelah sempat terhenti akibat banjir bandang dan tanah longsor yang memutus jalan serta jembatan dari Bireuen, satu-satunya jalur utama pasokan ikan laut ke Aceh Tengah
Setiap hari, sejak pukul 04.00 WIB, Aman Alisa sudah berada di Pasar Ikan Takengon bersama ratusan pedagang ikan keliling lainnya.
Dari pasar itu, ia membeli ikan dari para pedagang asal Bireuen untuk kemudian dijajakan kembali dengan sepeda motor berkapasitas 150 cc, berkeliling dari kampung ke kampung.
Ikan yang dijualnya beragam, mulai dari bandeng, tongkol, udang, hingga berbagai jenis ikan laut lainnya yang dipasok dari wilayah pesisir Aceh.
“Alhamdulillah, sudah mulai berjualan ikan lagi setelah sempat terhenti sejenak,” ujarnya saat berbincang dengan TribunGayo.com di Pasar Ikan Takengon, Selasa (30/12/2025).
Hari mulai terang. Subuh baru saja berlalu ketika Aman Alisa bersiap meninggalkan pasar.
Baca juga: 9 Alat Berat Perusahaan Dikerahkan Bantu Tangani Longsor Jalan Takengon-Blangkejeren
Dua keranjang besar berisi ikan tersusun rapi di jok belakang sepeda motornya. Mengenakan jaket tebal, ia lalu berlalu menembus udara pagi yang dingin.
Saat pasokan ikan sempat terhenti, Aman Alisa tidak tinggal diam. Demi menghidupi keluarganya, ia beralih menjual sembako dan kebutuhan harian lainnya.
Barang-barang tersebut ia ambil dari Kem, Kabupaten Bener Meriah untuk kemudian dijual kembali ke pasar dan pelanggan di Silih Nara.
Kini, seiring kondisi yang berangsur pulih, Aman Alisa kembali pada dagangan lamanya.
Kisahnya menjadi potret ketabahan orang kecil tentang kerja keras yang tak menyerah pada keadaan, serta harapan yang terus dijaga dari subuh hingga senja.
Sebagai informasi, sekitar 80 persen pasokan ikan segar di Aceh Tengah berasal dari luar daerah, terutama dari Bireuen dan wilayah pesisir Aceh lainnya.
Jenis ikan yang masuk meliputi ikan kembung, tongkol, tuna, cakalang dan bandeng jenis yang paling banyak dikonsumsi masyarakat.
Namun, pasokan ikan laut kerap berfluktuasi akibat cuaca buruk dan bencana hidrometeorologi.
Kondisi ini sering memicu kelangkaan dan lonjakan harga di pasar-pasar lokal, seperti Pasar Paya Ilang Takengon.
Data menunjukkan, Angka Konsumsi Ikan (AKI) di Aceh Tengah pada tahun 2020 tercatat sebesar 33 kilogram (Kg) per kapita per tahun, masih jauh di bawah AKI Provinsi Aceh yang mencapai 50 kg per kapita per tahun.
Sementara itu, data tahun 2022 mencatat AKI Aceh meningkat menjadi 65,93 kg per kapita per tahun.
Angka ini mengindikasikan potensi peningkatan konsumsi ikan di Aceh Tengah, asalkan pasokan dapat terjaga dengan baik. (*)
Baca juga: Sempat Anjlok Saat Bencana, Harga Kopi Gayo di Takengon Kini Tembus Rp 23.000 per Bambu