HIPMI Dorong Pemkot Bandung Siapkan Solusi Konkret Pertumbuhan Ekonomi Pada Tahun 2026
January 01, 2026 12:40 AM

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRUBUNJABAR.ID, BANDUNG - Ketua Badan Pengurus Cabang Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPC HIPMI) Kota Bandung, Ibrahim Imaduddin Islam, mendorong Pemkot Bandung menyiapkan solusi konkret pertumbuhan ekonomi dan UMKM pada tahun 2026.

Dia menilai pada tahun 2025 menjadi fase bertahan dan menunggu bagi banyak pelaku usaha. Ketidakpastian ekonomi global dinilai masih memberi efek langsung terhadap perekonomian nasional, termasuk iklim usaha di daerah.

Ibrahim mengatakan sepanjang tahun 2025 ini banyak pengusaha belum berani melakukan ekspansi besar dan memilih bersikap wait and see. Sehingga masih ada ketidakpastian ekonomi global yang berefek langsung ke Indonesia.

Baca juga: Iklim Usaha Dinilai Membaik, HIPMI Optimistis Ekonomi Nasional Terus Tumbuh

"Tahun ini orang masih mengamati arah ekonomi dan kebijakan kita mau ke mana. Kalau dibilang tahun berat, bisa iya. Tapi buat saya, kuncinya bertahan dan wait and see," ujar Ibrahim, Rabu (31/12/2025).

Selama ini, dia melihat Pemkot Bandung telah memiliki beragam program pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), mulai dari pelatihan hingga seminar. Namun, tantangan ke depan bagaimana program itu mampu menciptakan perputaran uang dalam skala besar dan berkelanjutan.

Atas hal tersebut, dia berharap pada 2026 nanti, Pemkot Bandung mulai fokus memberikan solusi konkret serta membangun inkubasi UMKM yang terintegrasi langsung dengan aktivitas pemerintahan.

"Ada beberapa daerah yang sudah melibatkan UMKM untuk mendapat order langsung dari kegiatan pemerintah. Ini penting karena bisa menciptakan cash flow yang jelas dan menghidupkan UMKM secara nyata," katanya.

Sementara terkait Persoalan klasik UMKM, dia menilai masih berkutat pada keterbatasan akses tempat usaha. Banyak pelaku usaha yang memiliki produk dan pasar, tetapi terhambat karena tidak mampu menyewa ruko atau ruang usaha.

Baca juga: Peluang Menguntungkan Bagi Persib, Babak 16 Besar ACL Two Terapkan Aturan Baru Termasuk VAR

Untuk itu, dia mendorong Pemkot Bandung lebih kreatif, misalnya dengan memberikan insentif pajak bagi pemilik ruko atau bangunan kosong yang disewakan kepada UMKM, serta mengaktivasi aset-aset kosong milik kota untuk dijadikan ruang usaha atau pasar rakyat.

"Kalau aset kota bisa dihidupkan dan dipakai UMKM, dampaknya bukan hanya ekonomi, tapi juga sosial. Pasar rakyat yang hidup bisa menghidupi masyarakat di sekitarnya," ucap Ibrahim.

Di sisi lain dia mengingatkan bahwa UMKM tidak bisa diperlakukan secara seragam, sehingga kebijakan harus disesuaikan dengan skala dan tahap pertumbuhan usaha. Sebab, ada UMKM yang baru mulai, ada yang tumbuh, dan ada juga yang sudah scale-up.

Ibrahim menilai, sebagai kota jasa dan tujuan wisata, Bandung memiliki potensi besar untuk menggerakkan ekonomi melalui sektor event. Untuk itu, pihaknya mengapresiasi langkah Pemkot Bandung yang telah merilis Calendar of Event (CoE), tetapi setiap event harus benar-benar terkoneksi dengan dunia usaha.

"Event jangan hanya ramai secara visual, tapi harus langsung melahirkan perputaran uang. UMKM dan pengusaha harus dilibatkan sejak awal," katanya.

Menurutnya, CoE hanya akan efektif jika ada sinergi kuat antara pemerintah dan pelaku usaha dalam mengorkestrasi informasi agar mudah diakses masyarakat luas. Selain itu, ia mendorong adanya insentif konkret, seperti diskon khusus bagi UMKM sekitar di setiap event besar.

"Yang penting orang datang ke Bandung dan ingin balik lagi. Ini soal pengalaman kota. Bukan hanya launching logo, tapi bagaimana Bandung punya signature city experience yang bikin orang kangen," ujar Ibrahim.

Ibrahim mengatakan, sejumlah potensi event yang bisa menjadi ciri khas Bandung, mulai dari event budaya dan kreatif, hingga olahraga yang saat ini dinilai memiliki potensi paling besar menarik wisatawan.

Dia menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak bisa dilepaskan dari akses permodalan. Sehingga Pemkot Bandung didorong berperan sebagai mediator yang mempertemukan pengusaha dengan sumber-sumber pembiayaan, sehingga skala usaha bisa membesar, membuka lapangan kerja, dan memberi dampak ekonomi yang lebih luas.

"HIPMI siap berkolaborasi dengan Pemkot Bandung untuk mewujudkan itu," katanya.

Di tengah situasi ekonomi yang masih penuh tantangan, Ibrahim juga mengingatkan para pengusaha agar lebih jeli membaca peluang dan adaptif terhadap perubahan.  Sebab, dunia berubah cepat, sehingga pengusaha harus adaptif.

Sebetulnya, kata dia, Pemkot Bandung memiliki energi besar, terutama dari pengusaha muda. Namun, tantangannya kini ada pada bagaimana pemerintah mampu mewadahi dan menstimulus semangat tersebut agar terlibat langsung dalam pembangunan ekonomi kota.

"Kalau orkestrasinya tepat, pengusaha muda bisa jadi motor penting ekonomi Bandung," ujar Ibrahim. (*)

© Copyright @2026 LIDEA. All Rights Reserved.