Mantan Menteri Keuangan AS: Tarif Trump Berakibat Naiknya Harga Mobil dan Bensin
Arison Tombeg February 02, 2025 10:30 PM

TRIBUNMANADO.CO.ID, Washington DC - Larry Summers, Menteri Keuangan di bawah Presiden Bill Clinton dan sekarang menjadi profesor di Harvard, mengecam langkah Presiden Donald Trump dalam pembahasan panjang mengenai X.

“Tindakan yang dilakukan hari ini terhadap Kanada dan Meksiko tidak bisa dijelaskan dan berbahaya, karena akan menyebabkan kenaikan harga mobil, bensin, dan segala macam barang yang dibeli orang,” tulisnya. “Dan mereka akan memaksa sekutu kita untuk merespons, dan saya berasumsi mereka akan merespons dengan cara yang dirancang untuk memaksimalkan penderitaan ekonomi kita.

“Sulit membayangkan cara yang lebih baik untuk meningkatkan migrasi di perbatasan selatan kita daripada mendestabilisasi perekonomian Meksiko, karena tarif ini akan berdampak,” tambah Summers dikutip Al Jazeera.

Asosiasi Gas Amerika bereaksi terhadap tarif Trump. Kelompok ini mengatakan pihaknya bekerja sama dengan Trump untuk “mengurangi” dampak terhadap sektor energi AS yang diperkirakan diakibatkan oleh penerapan tarif terhadap Kanada.

Kanada adalah eksportir utama gas alam ke AS, dan asosiasi tersebut mengatakan impor Kanada mencapai 9 persen dari total impor AS.

“Keamanan energi adalah keamanan nasional, dan sistem pengiriman gas alam Amerika Utara yang sangat terintegrasi sangat penting untuk memastikan keselamatan negara kita dan menyediakan bahan bakar untuk rumah dan industri penting kita,” kata Karen Harbert, ketua kelompok tersebut, dalam sebuah pernyataan.

“AGA berdedikasi untuk terus bekerja sama dengan Presiden Trump untuk membantu memastikan energi yang terjangkau dan andal bagi keluarga dan bisnis Amerika serta memitigasi potensi dampak tarif ini terhadap pemanas rumah dan biaya bisnis,” katanya.

Biaya energi di AS kemungkinan akan meningkat akibat tarif baru.

Ketidakpastian Ekonomi

Qiu Buhui, seorang profesor di Universitas Sydney, mengatakan langkah tarif Trump “akan meningkatkan ketidakpastian ekonomi secara keseluruhan di dunia”.

Dia mengatakan kepada kantor berita The Associated Press: “Akan ada volatilitas pasar, karena kami memahami bahwa AS mengancam mitra dagangnya bahwa jika mereka membalas, AS akan mengenakan tarif yang lebih tinggi pada negara-negara tersebut.”

Buhui menekankan bahwa dunia mungkin akan menyaksikan serangkaian perang dagang dan konflik, yang menyebabkan ketidakpastian ekonomi.

“Dan sebenarnya, akan ada proteksionisme ekonomi, proteksionisme perdagangan,” profesor itu menyimpulkan.

Gedung Putih telah merilis lembar fakta yang membuat serangkaian klaim untuk membenarkan langkah pemerintahan Trump yang berpotensi memulai perang dagang dengan dampak global yang luas.

Meski mendapat penolakan dari Kanada, Meksiko, dan Tiongkok, pemerintah AS bersikukuh bahwa keputusan mengenakan tarif sudah tepat.

Alasannya:

  • Lebih dari 10 juta migran ilegal berusaha memasuki AS di bawah pemerintahan mantan Presiden AS Joe Biden, termasuk meningkatnya jumlah warga negara Tiongkok dan orang-orang yang masuk dalam daftar pantauan “teror” AS.
  • Pertemuan dengan migran di perbatasan utara dengan Kanada juga meningkat, sehingga berdampak pada setiap aspek kehidupan Amerika.
  • Tahun fiskal lalu, Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS (CBP) menyita lebih dari 21.000 pon (lebih dari 9.500 kg) fentanil di perbatasan AS, yang merupakan sebagian kecil dari obat-obatan selundupan.
  • Keamanan nasional AS “terancam oleh kelebihan pasokan baja dan aluminium secara global” namun kini dilindungi. Pekan lalu, Trump “memanfaatkan tarif untuk berhasil menyelesaikan masalah keamanan nasional dengan Kolombia”. (Tribun)
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.