Terungkap, Ternyata Ini yang Dibahas dalam Konferensi Asia Afika 1955 Bandung
Moh. Habib Asyhad April 19, 2025 04:34 PM

Sebenarnya apa yang dibahas dalam Konferensi Asia Afrika 1995 di Bandung? Mengapa konferensi ini begitu penting bagi negara-negara yang pernah menjadi koloni?

---

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-Online.com -18 April 2025, negara-negara di Asia dan Afrika memperingati 70 tahun peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) pertama yang diadakan di Bandung pada 18 April 1955. Salah satu hal penting yang dilahirkan oleh KAA 1955 adalah Gerakan Non-Blok di mana Indonesia menjadi salah satu inisiatornya.

Sebenarnya apa yang dibahas dalam Konferensi Asia Afrika 1955?

KAA pertama digelar di Bandung pada 18-24 April 1955 di mana ada 29 pemimpin negara-negara Asia dan Afrika yang hadir dalam konferensi tersebut. Bisa dibilang, mereka adalah perwakilan dari separuh penduduk dunia saat itu yang masih terjajah.

Penggagas KAA adalah Indonesia, India, Birma (Myanmar), Pakistan, dan Sri Lanka.

Mengutip Kompas.ID, gagasan perlunya pertemuan negara-negara Asia dan Afika muncul dari Perdana Menteri Indonesia saat itu, Ali Sastroamidjojo,dalam pernyataan politiknya di depan Dewan Perwakilan Rakyat Sementara pada 23 Agustus 1953. Ali menekankan pentingnya kerja sama antara negara-negara Asia Afrika untuk menciptakan perdamaian dunia.

Pernyataan politik itu kemudian ditindaklanjuti dengan Konferensi Kolombo pada 25 April-2 Mei 1954 yang dihadiri olehpemimpin negara Sri Lanka, Burma, Pakistan, Indonesia dan India. Dalam pertemuan tersebut dihasilkan kesepakatan untuk menyelenggarakan konferensi lanjutan negara-negara Asia Afrika.

Lalu pada28-29 Desember 1954, diadakan kembali pertemuan di Bogor, Jawa Barat, untuk mematangkan gagasan dari Konferensi Kolombo. Pertemuan Bogor tersebut menghasilkan keputusan akan diadakan Konferensi Asia Afrika di Bandung pada April 1955.

Selain itu, ditetapkan pula lima negara peserta Pertemuan Bogor sebagai negara sponsor, jumlah negara Asia Afrika yang akan diundang, dan menentukan tujuan pokok Konferensi Asia Afrika.

Berdasarkan hasil dari Pertemuan Bogor tersebut, maka diselenggarakan Konferensi Asia Afrika pada 18-24 April 1955. Bertempat di Gedung Merdeka, Bandung, Jawa Barat, konferensi dibuka oleh Presiden Soekarno, dihadiri oleh 29 negara Asia dan Afrika.

KAA 1955 menghasilkan kesepakatan yang dikenal dengan Dasasila Bandung. Pada prinsipnya, Dasasila Bandung sangat menjunjung tinggi hak dasar manusia, integritas dan kedaulatan negara, persamaan hak semua suku dan bangsa, dan asas kebersamaan.

Karena ini konferensi negara-negara Asia dan Afrika, maka pesertanya adalah negara-negara dari dua wilayah itu.Selain lima penyelenggara pesertanya yakni:

1. Afghanistan

2. Kamboja

3. China

4. Mesir

5. Ethiopia

6. Ghana

7. Iran

8. Irak

9. Jepang

10. Yordania

11. Laos

12. Lebanon

13. Liberia

14. Libya

15. Nepal

16. Filipina

17. Arab Saudi

18. Sudan

19. Suriah

20. Thailand

21. Turki

22. Vietnam Utara

23. Vietnam Selatan

24. Yaman

Yang dibahas dalam Konferensi Asia Afrika 1955 adalah tiap-tiap negaramencurahkan segala persoalan yang mereka hadapi, sebagai negara bekas koloni yang baru saja berkembang.Mulai dari masalah perdamaian, peran negara dunia ketiga atau negara berkembang dalam Perang Dingin, perkembangan ekonomi, dan dekolonisasi.

Banyak di antara peserta yang datang, khususnya di Afrika, mewakili dan menyampaikan aspirasi negara-negara yang masih dalam proses kemerdekaan. Aspirasi negara-negara Asia-Afrika menghasilam Dasasila Bandung.

Dasasila Bandung juga memuat prinsip-prinsip Piagam PBB dan Lima Prinsip Jawaharlal Nehru, Perdana Menteri India.

Dasasila Bandung

Isi dari Dasasila Bandung adalah sebagai berikut:

1. Menghormati hak-hak dasar manusia dan tujuan-tujuan serta asas-asas yang termuat di dalam piagam PBB

2. Menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsa

3. Mengakui persamaan semua suku bangsa dan persamaan semua bangsa, besar maupun kecil

4. Tidak melakukan intervensi atau campur tangan dalam soalan-soalan dalam negeri negara lain

5. Menghormati hak-hak setiap bangsa untuk mempertahankan diri secara sendirian ataupun kolektif yang sesuai dengan Piagam PBB

6. Tidak menggunakan peraturan-peraturan dari pertahanan kolektif untuk bertindak bagi kepentingan khusus dari salah satu negara besar dan tidak melakukannya terhadap negara lain

7. Tidak melakukan tindakan-tindakan ataupun ancaman agresi maupun penggunaan kekerasan terhadap integritas wilayah maupun kemerdekaan politik suatu negara

8. Menyelesaikan segala perselisihan internasional dengan jalan damai, seperti perundingan, persetujuan, arbitrasi, ataupun cara damai lainnya, menurut pilihan pihak-pihak yang bersangkutan sesuai dengan Piagam PBB

9. Memajukan kepentingan bersama dan kerjasama

10. Menghormati hukum dan kewajiban–kewajiban internasional

Dasasila Bandung menjadi harapan semua peserta KAA Bandung, utamanya karena sebagian besar pernah merasakan penjajahan. KAA Bandung kelak menginspirasi Presiden Yugoslavia Josip Broz Tito, Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru, dan Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser membentuk Gerakan Non-Blok.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.