TRIBUNJATIMTIMUR.COM, MALANG - Dempo Choir Competition atau perlombaan paduan suara antarkelas merupakan program tahunan SMA Katolik St Albertus (SMA Dempo) Malang.
Kini, perlombaan tersebut kembali digelar dan diikuti oleh seluruh siswa kelas X dan XI pada Sabtu (26/4/2025).
Perlombaan ini sudah menjadi tradisi di sekolah yang berlokasi di Jalan Talang No. 1 Kota Malang itu.
Sejak tahun 1990 an, lomba paduan suara ini telah digelar.
Kemudian, terus dilestarikan hingga sekarang dengan menyesuaikan situasi dan kondisi yang ada.
Kepala SMA Dempo Malang, Br. Antonius Sumardi, O.Carm, mengatakan awalnya lomba padua suara digelar setiap tanggal 22 Desember untuk memperingati ulang tahun Romo Sis.
Lalu seiring berjalannya waktu, acara tersebut diundur setiap bulan Januari, dan kini sejak 2022 kemarin digelar setiap April untuk memperingati Hari Paskah.
"Seiring perjalanan waktu, awalnya yang dinyanyikan adalah lagu-lagu Natal,"
"Akan tetapi, karena Januari itu dinilai cukup mepet, akhirnya diganti sejak April dengan menyanyikan lagu-lagu Paskah," ungkapnya kepada Surya.
Perlombaan paduan suara ini tak hanya menuntut para siswa untuk mahir di bidang seni dan musik.
Akan tetapi juga membangun rasa kekompakan dan kekeluargaan antarsiswa di kelas.
Mampu bekerja sama dan menjalin harmoni yang baik demi memadukan alunan lagu yang indah.
"Perlombaan ini juga dapat membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan bekerja sama dan mencapai tujuan bersama,"
"Pada intinya ialah menciptakan rasa dan harmoni dari lagu yang mereka nyanyikan," ujar kepala sekolah yang akrab disapa Pak Mardi itu.
Beliau menambahkan, tradisi paduan suara di SMA Dempo ini memiliki sejarah yang panjang dan telah berkembang sepanjang waktu.
Perlombaan ini memiliki nilai-nilai yang penting dan dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan dan kemampuan mereka.
Dengan demikian, perlombaan ini dapat menjadi salah satu kegiatan yang bermanfaat dan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah.
"Paduan suara ini sebenarnya hanyalah sebuah wadah untuk menciptakan suatu harmoni yang indah,"
"Saya yakin, tidak semua anak di kelas ini punya hobi menyanyi,"
"Tetapi, minimal dari mereka memiliki pengalaman kalau mereka pernah berjuang untuk menyatukan suara ketika sudah lulus dari sekolah ini," ungkapnya.
Sebelum perlombaan dimulai, ada perayaan misa Paskah yang dilaksanakan dan dihadiri oleh peserta lomba.
Misa Paskah ini juga untuk mendoakan meninggalnya Paus Fransiskus yang telah meninggal dunia beberapa waktu yang lalu.
Secara teknis, para peserta lomba diminta untuk menyanyikan tiga lagu.
Di antaranya ialah lagu daerah, lagu Paskah, dan lagu warisan karya Paul Widyawan yang menjadi lagu wajib.
Setiap kelas juga harus memilih lagu daerah yang berbeda dari kelas lain.
Setiap siswa juga wajib mengenakan kostum adat dan asesoris untuk menampilkan kebudayaan daerah.
"Khusus untuk kelas X ini, sudah menggunakan Kurikulum Merdeka, mereka telah menyelesaikan program P5 dari pemerintah,"
"Kebetulan, kami menggunakan tema Bineka Tunggal Ika, dan paduan suara ini menjadi penampilan akhir dari mereka," kata Ketua Pelaksana Paskah Bersama, Rosevita Melati.
Nantinya, akan diambil enam juara, dari 25 kelas yang berpartisipasi dalam perlombaan ini.
Tak hanya itu, juga akan diambil dirigen terbaik dan best costume untuk mengapresiasi para siswa.
Menurut Bu Vita, SMA Dempo juga memfasilitasi para siswa dalam berlatih sebelum mengikuti perlombaan paduan suara ini.
Seperti menyediakan ruang kelas untuk berlatih, memakai panggung hingga sound system dan juga alat musik.
"Perlombaan ini dapat menjadi wadah bagi siswa untuk menunjukkan bakat dan kekreativitasan mereka,"
"Diharapkan pula dapat meningkatkan kesadaran dan apresiasi siswa terhadap kebudayaan dan warisan Indonesia," tandasnya. (*)
(TribunJatimTimur.com)