Bicara Film: Ruang Temu Sineas dan Komunitas untuk Perkuat Cerita Lokal Sumatera Utara
Willem Jonata November 20, 2025 09:33 PM
Ringkasan Berita:
  • Pemutaran film berlangsung di Cinepolis Lippo Plaza Medan pada Sabtu, 22 November 2025, dan dihadiri penonton dengan antusias.
  • Kegiatan menampilkan dua film pendek dan satu film panjang karya sineas Medan yang mengangkat tema kearifan lokal.
  • Acara ini menjadi ruang apresiasi sekaligus dialog bagi peserta untuk memahami proses kreatif dan nilai budaya dalam sinema lokal.

 

Hasiolan EP/Tribunnews.com
 

TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif melalui Direktorat Film, Animasi, dan Video, Deputi Bidang Kreativitas Media, menggelar Bicara Film: Merayakan Kearifan Lokal Lewat Sinema di Cinepolis Lippo Plaza Medan. 

Kegiatan ini menjadi wadah pertemuan bagi sineas, komunitas film, dan pelaku kreatif untuk mendalami proses kreatif di balik film 'Tak Kenal Maka Taaruf', serta dua film pendek karya komunitas Medan, 'The Fanciful of Piso Serit' dan 'Gurda Gurdi'.

Direktur Film, Animasi, dan Video, Doni Setiawan, menyampaikan bahwa komunitas film Medan memiliki peran strategis dalam regenerasi talenta dan keberlanjutan produksi karya berbasis budaya lokal.

“Komunitas adalah ujung tombak ekosistem kreatif. Melalui Bicara Film, kami ingin memastikan mereka memiliki ruang belajar, ruang berkarya, dan ruang berkolaborasi,” ujarnya, dikutip Kamis (20/11/2025).

Melalui sesi pemutaran dan dialog kreatif, peserta diajak memahami bagaimana cerita-cerita dari Sumatera Utara dapat diolah menjadi karya sinema yang kuat secara visual dan emosional, serta mampu merepresentasikan identitas budaya daerah.

Dalam kesempatan terpisah, Deputi Bidang Kreativitas Media, Agustini Rahayu, menegaskan bahwa Bicara Film adalah bentuk dukungan pemerintah terhadap penguatan ekosistem perfilman nasional berbasis kearifan lokal.

“Kegiatan ini menjadi ruang berbagi praktik baik dari para sineas dan komunitas film. Pemerintah hadir untuk memastikan ide kreatif lokal memiliki ruang tumbuh dan berjejaring dalam ekosistem industri yang lebih luas. Kearifan lokal adalah kekuatan kita di panggung global,” katanya.

Film Tak Kenal Maka Taaruf karya Mim Yudiarto memperlihatkan proses adaptasi dari medium literasi ke sinema, sementara dua film pendek karya komunitas Medan memperlihatkan potensi budaya, tradisi, dan identitas lokal sebagai fondasi cerita yang berkarakter.

Kepala Dinas Pariwisata Kota Medan, M. Odi Anggia Batubara, turut mengapresiasi kontribusi para sineas.

“Mengangkat kearifan lokal ke layar berarti memperluas jangkauan narasi budaya kita. Harapannya, ruang seperti ini melahirkan ide baru, peluang kolaborasi, dan semangat berkarya yang berkelanjutan.”

Dalam sesi diskusi, Ori Semloko, sutradara The Fanciful of Piso Serit, menyoroti pentingnya ruang dialog kreatif yang terus-menerus bagi komunitas film daerah.

“Film menjadi medium untuk menerjemahkan kearifan lokal dalam bahasa sinema yang dapat diterima audiens luas. Ruang diskusi yang konsisten akan memperkuat keberlanjutan ekosistem kreatif,” ujarnya.

Kegiatan ini juga dihadiri oleh perwakilan pemangku kepentingan yang memberikan dukungan terhadap penguatan kapasitas komunitas film di Medan.

Turut hadir sebagai panelis: Mim Yudiarto, Shammir, Ori Semloko, dan Wahyu Ginting, menunjukkan kolaborasi lintas pelaku yang semakin memperkokoh ekosistem perfilman lokal yang inklusif dan berkelanjutan.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.