BANJARMASINPOST.CO.ID - Pemerintah Provinsi Kalsel melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalsel menegaskan komitmennya dalam memperkuat kualitas pendidikan melalui penyerahan Apresiasi Pendidikan Tingkat Provinsi Kalsel Tahun 2025 yang menjadi bagian dari rangkaian pembukaan Rapat Koordinasi Pendidikan se-Kalsel Tahun 2025 yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalsel di Galaxy Hotel Banjarmasin, Selasa (25/11/2025) malam.
Dalam kesempatan itu, Gubernur Kalimantan Selatan, H. Muhidin didampingi Wakil Gubernur H. Hasnuryadi Sulaiman menyerahkan langsung berbagai apresiasi penghargaan kepada daerah dan insan pendidikan yang dinilai berprestasi dalam peningkatan layanan pendidikan.
Salah satu penerima penghargaan apresiasi yang diberikan Gubernur Kalsel, H. Muhidin adalah kepada Hj. Fathul Jannah Muhidin, selaku Bunda PAUD Provinsi Kalsel, yang berhasil meraih predikat Bunda PAUD Terbaik se-Indonesia kategori Wiyata Dharma Utama pada Kamis (13/11/2025) di Jakarta.
Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk pengakuan atas kontribusi besar Hj. Fathul Jannah dalam memperkuat pendidikan anak usia dini, yang menjadi fondasi pembentukan karakter dan kualitas generasi emas di masa mendatang.
Pada malam tersebut, turut diserahkan apresiasi penghargaan Indeks Capaian Standar Pelayanan Minimum (SPM) Pendidikan Tahun 2025 kepada para bupati dan wali kota. Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) berhasil meraih peringkat terbaik pertama, disusul Kota Banjarbaru di posisi terbaik II, dan Kota Banjarmasin di posisi terbaik III. Peringkat berikutnya ditempati Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Kabupaten Tapin.
Selain itu, apresias Penghargaan juga diberikan kepada kategori Pengawas Transformatif, yang dianugerahkan kepada Nor Hasanah, S.Pd., M.Pd. dan Hj. Choirunnisa, S.Pd., M.Pd. dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Selatan. Keduanya dinilai berhasil menghadirkan pola pembinaan dan supervisi yang mendorong perubahan positif pada kualitas layanan pendidikan di berbagai satuan pendidikan.
Pada kategori Kepala Sekolah Transformatif, tiga tokoh pendidikan menerima penghargaan atas keberhasilan mereka menciptakan sekolah yang adaptif dan inovatif. Mereka adalah Salmah, S.Pd. dari SLB Negeri Pelambuan, Indra Wijaya, M.A. dari SMA Plus Citra Madinatul Ilmi, serta Edi Suharyono, S.Pd., M.T., M.Si. dari SMKN 1 Pagatan. Ketiganya dinilai mampu mendorong transformasi pembelajaran, memperkuat kultur sekolah, dan menghasilkan berbagai inovasi yang memberi dampak nyata bagi peserta didik.
Sementara itu, penghargaan Kepala Sekolah Dedikatif diberikan kepada Hj. Ayu Herlina Rustam, S.Hut., M.Pd. dari SMA Negeri Pengaron. Penghargaan ini menjadi apresiasi atas kerja kerasnya menjaga keberlanjutan mutu pendidikan di wilayah yang menuntut komitmen tinggi dan keteguhan dalam memimpin.
Pada kategori Guru Dedikatif, tiga pendidik menerima penghargaan karena ketekunan dan pengabdian mereka dalam menjalankan peran sebagai pendidik. Mereka adalah Dwi Samitri, S.Pd. dari SLB Negeri Pelambuan, Dina Yulinda, S.Pd. dari SMA Negeri 1 Anjir Pasar. Para guru ini dikenal tidak hanya sebagai pengajar, tetapi juga teladan bagi peserta didik, dengan kontribusi nyata dalam menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan inspiratif.
Dalam kesempatan tersebut, pemerintah turut memberikan penghargaan khusus kepada tiga Guru Daerah Terpencil (Gurdacil) yang dinilai memiliki dedikasi luar biasa dalam mengabdi di wilayah dengan akses sulit dan fasilitas terbatas. Penghargaan ini menjadi bentuk pengakuan atas perjuangan mereka yang terus berkomitmen mencerdaskan anak bangsa, meskipun harus menghadapi tantangan medan dan keterbatasan sarana prasarana.
Ketiga guru tersebut adalah Kamijo dari SMA Negeri 1 Sampanahan Lokasi II, Kabupaten Kotabaru; Dina Arianti dari SMKN 1 Panigir, Kabupaten Hulu Sungai Utara; serta Titik Rida, S.Pd. dari SMKN 1 Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Mereka masing-masing dikenal sebagai pengajar yang tidak hanya mengutamakan proses belajar mengajar, tetapi juga berperan sebagai penggerak semangat dan harapan bagi peserta didik
Puncak acara ditandai dengan penandatanganan komitmen bersama antara Gubernur Kalsel dan seluruh kepala daerah di Provinsi Kalimantan Selatan. Melalui komitmen ini, pemerintah daerah sepakat untuk memperkuat mutu pendidikan, meningkatkan capaian SPM, mengatasi disparitas layanan, serta memperluas pemerataan akses pendidikan yang berkualitas, termasuk melalui Gerakan Lawan Anak Putus Sekolah.
Penandatanganan ini menegaskan bahwa peningkatan kualitas pendidikan tidak dapat berjalan sendiri-sendiri. Dibutuhkan sinergi yang kuat, kolaborasi lintas sektor, serta komitmen berkelanjutan dari seluruh pemangku kepentingan.
Apresiasi Penghargaan ditutup dengan prosei peluncuran dua program strategis, yaitu Didik (Digitalisasi Pendidik) Banua dan Gerakan Lawan Anak Putus Sekolah. Kedua program ini diharapkan menjadi motor baru untuk mempercepat pemerataan layanan pendidikan, menekan angka putus sekolah, serta memperluas akses pendidikan yang inklusif di seluruh wilayah Kalsel.
Apresiasi Pendidikan 2025 bukan sekadar seremoni, tetapi tonggak penting yang menegaskan arah besar pendidikan Kalsel: maju, inklusif, dan berdaya saing. Dengan sinergi pemerintah daerah, pendidik, dan seluruh pemangku kepentingan, masa depan pendidikan Banua diyakini semakin cerah.
Gubernur Kalsel H. Muhidin dalam sambutannya menyampaikan motivasi sekaligus penegasan bahwa pemerintah hadir untuk memperjuangkan kesejahteraan tenaga pendidik, terutama mereka yang bertugas di daerah terpencil. “Jangan khawatir guru-guru. Hari ini saatnya guru berjaya,” ujarnya disambut tepuk tangan meriah.
Dalam momen tersebut, Gubernur H. Muhidin mengenang kembali perjalanan awal kariernya sebagai seorang pendidik.
Ia mengungkapkan bahwa ia pernah menjadi guru olahraga yang mulai mengabdi sekitar tahun 1980. Saat diangkat sebagai guru, ia ditempatkan di daerah terpencil—Batalas, sebuah wilayah di Kabupaten Tapin.
Pengalaman mengajar di daerah terpencil itu, menurutnya, menjadi bekal penting yang membuat ia memahami betul situasi para guru yang bekerja jauh dari pusat kota.
“Saya tahu bagaimana rasanya ditempatkan di daerah yang sulit dijangkau. Karena itu saya ingin perhatian terhadap guru-guru di wilayah terpencil benar-benar ditingkatkan,” tuturnya.
Berangkat dari pengalaman tersebut, Gubernur Muhidin menekankan pentingnya penyesuaian kebijakan kesejahteraan bagi pendidik, terutama yang mengajar di wilayah yang menuntut perjuangan lebih besar. Ia berharap penataan tunjangan bagi guru dapat dilakukan secara lebih adil dan proporsional.
“Tunjangan bagi guru harus mempertimbangkan di mana mereka bertugas—apakah di kota, di pinggiran, atau di daerah terpencil. Guru-guru yang mengajar di wilayah berat harus mendapat perhatian lebih,” tegasnya.
Menutup sambutannya, Gubernur Kalsel, H. Muhidin, menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi mendalam kepada seluruh pendidik di Banua atas dedikasi dan pengabdian mereka dalam membangun mutu pendidikan di Kalimantan Selatan.
“Sebagai Gubernur Kalsel, rekan dan saudara dari pian semua para pendidik, ulun—beserta Wakil Gubernur, Sekdaprov, dan seluruh jajaran Pemerintah Provinsi Kalsel—mengucapkan terima kasih atas pengabdian pian-pian,” ucap Gubernur Muhidin penuh penghargaan. (AOL)