Potret Anak-anak di Pengungsian Aceh Tamiang Tanpa Alas Kaki, Berbincang dengan Prajurit TNI AL
December 17, 2025 06:38 PM

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah anak-anak di antara terpal dan tenda pengungsian di Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh tampak tertawa lebar memegang perutnya.

Sebagian anak-anak tampak tak mengenakan alas kaki berdiri di atas tanah yang basah dan berlumpur.

Mereka tampak menirukan gerakan seorang prajurit TNI Angkatan Laut (AL) berseragam dan mengenakan rompi merah marun bertuliskan Psikologi di punggungnya.

Tampak juga seorang anak tengah tersenyum melakukan tos dengan prajurit TNI AL disaksikan anak-anak yang berkerumun di sekitarnya.

Gambaran situasi itu tertangkap kamera Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut saat mendokumentasikan kegiatan Tim Trauma Healing Dinas Psikologi Angkatan Laut (Dispsial) wilayah Banda Aceh saat melaksanakan trauma healing kepada anak-anak terdampak bencana banjir di Kabupaten Aceh Tamiang pada Selasa (16/12/2025) kemarin.

Tim yang dipimpin oleh Mayor Laut (KH) Junaid Ridha Akbar itu memberikan terapi untuk mengurangi kecemasan serta dampak psikologis akibat bencana banjir yang dirasakan oleh anak-anak.

Kepala Dinas Penerangan Penerangan TNI AL, Laksamana Pertama TNI Tunggul menjelaskan, tujuan lain Tim tersebut adalah mengembalikan kesehatan mental anak-anak dan menghilangkan trauma.

Cara yang dipilih oleh Tim Psikologi tersebut adalah dengan membangkitkan kembali rasa percaya diri anak-anak melalui bermain, berdoa, berjoget dan berteriak untuk mengekspresikan segara perasaannya baik rasa sedih, marah dan kecewa secara positif.

Dengan demikian, harapannya hal itu bisa membuat anak-anak perlahan bisa melupakan pengalaman atau trauma serta bisa mengembalikan rasa bahagia dan berharga terhadap dirinya sendiri.

Selain itu, kata Tunggul, Tim Psikologi TNI AL juga melakukan assesment atau penilaian dengan mengelompokkan usia baik anak, remaja dan orang tua. 

"Untuk anak-anak sendiri rata-rata mengalami trauma dikarenakan terpisah dari kesehariannya seperti tidak bisa sekolah, kehilangan rumah, kehilangan tempat bermain dan kehilangan keluarga akibat banjir," kata Tunggul saat dihubungi Tribunnews.com pada Rabu (17/12/2025).

Tunggul menjelaskan, sejauh ini TNI AL telah mengerahkan delapan personel Tim Psikologi.

Masing-masing, lanjut dia, empat personel di Sibolga dan empat personel berada di Aceh.

"Kemudian yang di Aceh dibagi menjadi 2 titik yaitu 2 personel di Lhokseumawe dan 2 personel berada di Aceh Tamiang," pungkasnya.

Ribuan Anak-Anak Mengungsi di Aceh Tamiang 

Berdasarkan data pengungsi terpilah banjir bandang dan tanah longsor Sumatera di laman resmi BNPB, hingga Rabu (17/12/2025) pukul 14.52 WIB tercatat total ada 3.565 anak-anak usia 5 sampai 12 tahun yang mengungsi di Kabupaten Aceh Tamiang.

Mereka tersebar di 36 titik pos pengungsian.

Pengungsi anak-anak dengan rentang usai tersebut tercatat paling banyak berada di pos pengungsian Posko Melati Lorong 3, Desa Bukit Tempurung, Kecamatan Kualasimpang dengan jumlah 1.000 anak.

Di Kota Lhokseumawe, BNPB mencatat total ada 184 pengungsi.

Sebanyak 17 pengungsi di antaranya berusia 60 tahun lebih atau lansia.

Namun, tidak ada data terkait jumlah pengungsi anak-anak usia 5 sampai 12 tahun.

Sedangkan di Kota Sibolga tercatat total ada 187 anak-anak usia 5 sampai 12 tahun yang mengungsi.

Mereka tersebar di enam titik pengungsian.

Pengungsi anak-anak dengan rentang usai tersebut tercatat paling banyak berada di pos pengungsian Aek Parira Posko 1 dan 2, Kelurahan Huta Barangan, Kecamatan Sibolga Utara dengan jumlah 35 anak.

CAPTION: Banjir Bandang di Sumatera - Tim Trauma Healing Dinas Psikologi Angkatan Laut (Dispsial) wilayah Banda Aceh saat melaksanakan trauma healing kepada anak-anak terdampak bencana banjir di Kabupaten Aceh Tamiang pada Selasa (16/12/2025) kemarin. (HO/Dinas Penerangan TNI AL).

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.