GELAR Konser Meraya Matra Manawa, ISI Bali dan Disbud Rayakan Pengakuan Gamelan oleh UNESCO
December 17, 2025 11:03 PM

TRIBUN-BALI.COM  - Gamelan telah diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia (WBTBD) pada 15 Desember 2021 lalu.

Untuk merayakannya, Institut Seni Indonesia (ISI) Bali dengan menggelar Konser Gamelan “Meraya Matra Manawa” digelar di Taman Budaya (Art Centre) Bali dan kampus ISI Bali pada 15–21 Desember 2025.

Konser ini diinisiasi Fakultas Seni Pertunjukan ISI Bali dan merupakan hasil kolaborasi dengan Dinas Kebudayaan (Disbud) Provinsi Bali. Perayaan tersebut juga merupakan ruang refleksi dan aktualisasi gamelan sebagai sumber pengetahuan, kreativitas, dan peradaban.

Dekan Fakultas Seni Pertunjukan ISI Bali, Prof Dr I Gede Yudarta, S.Skar, M.Si, menegaskan gamelan adalah adi karya intelektual para leluhur. “Gamelan merupakan artistika bunyi yang mencerminkan kecerdasan dan peradaban manusia. Ia bukan sekadar kekayaan budaya, tetapi manifestasi pemikiran yang hidup,” katanya, Rabu (17/12).

Baca juga: KASUS Rumah Subsidi di Buleleng, KB & IK ADP Tersangka, Kejati Bali Bongkar Skandal KTP Pinjaman 399

Baca juga: 2 MALING Pratima Ditangkap di Jember, Beraksi di Badung dan Tabanan, Sudah Bobol 10 Pura 

Menurut Prof. Yudarta, struktur gending dalam gamelan memuat dialektika elemen musikal seperti melodi, ritme, dinamika, timbre, dan tempo yang tersusun dalam formulasi estetika-artistika. “Pencapaian intelektual inilah yang patut dirayakan melalui penciptaan dan perayaan cipta gending,” katanya.

Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Seni Pertunjukan ISI Bali, I Wayan Diana Putra, S.Sn, M.Sn, menambahkan, konser ini melibatkan sivitas akademika ISI Bali bersama berbagai komunitas dan sekaa gamelan. 

Di antaranya Gamelan Nada Tujuh Kerambitan, Gamelan Puri Menara, Sanggar Seni Cudamani, Komunitas Seni Taksu Agung, Sekaa Gong Abdi Budaya Banjar Anyar (Tabanan), serta Sekaa Gong Dharma Kusuma Banjar Pinda (Gianyar).

Selain konser, rangkaian Meraya Matra Manawa juga diisi workshop gamelan yang bersifat edukatif dan transformatif.

Kegiatan tersebut meliputi Workshop Komposisi Kebyar Gaya Perean bersama I Wayan Tusti Adnyana, Workshop Pengolahan Sistem Saih pada Gamelan Semarandhana bersama Dewa Putu Berata, serta Workshop Komposisi Lelambatan Kekebyaran bersama Ketut Gde Asnawa.

Sejumlah alumni muda ISI Bali yang aktif di dunia karawitan turut ambil bagian. Melalui kegiatan ini, ISI Bali berharap pengakuan UNESCO menjadi momentum untuk memperkuat kesadaran generasi muda terhadap nilai intelektual, filosofis, dan estetis gamelan. (sup)

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.