Jakarta (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta menyiagakan personel hingga peralatan sebagai upaya kesiapsiagaan dan antisipasi potensi bencana seperti banjir di wilayah Jakarta pada akhir tahun 2025.
“Memasuki akhir tahun, BPBD memang meningkatkan kesiapsiagaan. Kami memperkuat pemantauan cuaca dan pasang laut melalui informasi BMKG, menyiagakan personel dan peralatan, serta memastikan jalur komunikasi lintas instansi berjalan 24 jam," kata Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) BPBD DKI Jakarta Mohamad Yohan melalui pesan teks yang diterima di Jakarta, Rabu.
Selain itu, BPBD DKI juga meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat, khususnya di wilayah rawan banjir rob dan daerah dengan banyak pohon besar.
"Prinsipnya, kami tidak menunggu kejadian, tapi berupaya melakukan langkah antisipatif sejak dini," katanya.
Yohan menyampaikan, saat ini terdapat siklon tropis Bakung di Samudra Hindia serta beberapa bibit siklon tropis yaitu 93S dan 95S. Walaupun pusat siklonnya tidak berada tepat di Jakarta, namun dampak tidak langsungnya terasa berupa peningkatan angin kencang, pertumbuhan awan hujan intens, serta pasang air laut yang lebih tinggi dari normal.
Kondisi inilah yang memicu banjir rob di wilayah pesisir dan angin kencang yang menyebabkan puting beliung secara lokal.
Ketika banjir terjadi, kata dia, BPBD DKI segera mengaktifkan mekanisme respons cepat, memantau pemantauan wilayah terdampak, berkoordinasi dengan unsur terkait seperti Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat), Dinas Sumber Daya Air (SDA), dan aparat wilayah.
"Fokus utama kami adalah memastikan keselamatan warga, penanganan pohon tumbang, pembersihan akses jalan, serta pendataan dampak kerusakan. Untuk banjir rob, petugas disiagakan di wilayah pesisir, pompa air dioptimalkan, dan pintu-pintu air dipantau secara ketat," jelas dia.
Yohan mengimbau warga Jakarta mengenali potensi risiko bencana di lingkungannya, mengetahui jalur evakuasi, serta menyiapkan kebutuhan darurat sederhana di rumah.
"Tetap waspada, jangan lengah, tetapi juga tidak perlu panik. Ikuti informasi cuaca dari BMKG dan arahan pemerintah daerah. Jika terjadi kondisi darurat, segera telepon Jakarta Siaga 112 atau melalui aplikasi JAKI agar bisa ditangani dengan cepat," katanya.







