Tahun Ini Paling Parah, Cerita Warga Desa Cigelam Serang Terpaksa Mengungsi ke Sekolah
December 19, 2025 04:07 PM

 

TRIBUNBANTEN.COM, SERANG-Banjir merendam permukiman warga di Kampung Cikele, Desa Cigelam, Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang, Banten, sejak Rabu (17/12/2025).

Hingga Jumat (19/12/2025), genangan air masih bertahan dengan ketinggian mencapai paha orang dewasa. Akibat kondisi ini, warga terpaksa mengungsi dan menghentikan aktivitas sehari-hari.

Berdasarkan dokumen Kecamatan Ciruas Dalam Angka 2024, kecamatan ini memiliki luas wilayah sekitar 34,49 kilometer persegi, yang di isi oleh populasi penduduk sejumlah 86.610 jiwa, yang terdiri dari 43.806 laki-laki dan 42.804 perempuan, tersebar di 191 RT, 59 RW dan 15 desa.

Seorang warga terdampak bernama Baiyah (50 tahun), mengatakan banjir terjadi akibat luapan Sungai Ciwaka setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut.

Sejak hari pertama banjir, ia bersama suami dan empat orang anak terpaksa mengungsi ke gedung sekolah yang berada tidak jauh dari rumahnya.

"Sudah tiga hari rumah saya terendam. Airnya masih tinggi sampai sekarang. Kami mengungsi di gedung sekolah dekat rumah," ujar Baiyah, Jumat (19/12/2025).

Menurutnya, banjir di wilayah tersebut kerap terjadi setiap musim hujan. Namun, banjir tahun ini disebut sebagai yang terparah. 

Baiyah yang tinggal di rumah bilik dekat bantaran sungai mengaku seluruh anggota keluarganya terdampak dan tidak bisa kembali ke rumah.

"Setiap tahun pasti banjir kalau hujan, tapi tahun ini paling parah. Anak-anak semua ikut mengungsi. Mereka masih ada yang sekolah SMP dan SD," katanya.

Peralatan sekolah dan sebagian perabot rumah tangga telah diamankan ke tempat yang lebih tinggi.

Namun, keterbatasan logistik menjadi persoalan utama selama mengungsi.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, keluarganya hanya mengandalkan mi instan.

"Kami berharap ada bantuan dari pemerintah. Selain itu sungainya juga harus dinormalisasi supaya tidak banjir lagi," harapnya.

Hal senada disampaikan warga lainnya, Sugianto. Ia mengatakan luapan Sungai Ciwaka terjadi pada Rabu malam saat hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah tersebut.

Air dengan cepat masuk ke rumah warga dan menggenangi hampir seluruh permukiman.

Baca juga: Sungai Ciwaka Meluap Rendam 165 Rumah di Desa Cigelam, Muhibbin Minta BBWSC3 Normalisasi Sungai

"Saat itu saya bersama istri dan anak sedang di rumah. Tiba-tiba air sungai masuk dan langsung menggenangi rumah," ujarnya.

Akibat banjir tersebut, Sugianto mengaku tidak bisa beraktivitas dan bekerja. 

Kendaraan miliknya pun tidak dapat digunakan karena terendam air.

"Motor tidak bisa keluar, aktivitas lumpuh. Sampai sekarang juga belum ada bantuan dari pemerintah," katanya.

Ia berharap pemerintah daerah segera turun tangan untuk menyalurkan bantuan bagi korban banjir serta melakukan langkah jangka panjang, seperti normalisasi Sungai Ciwaka, guna mencegah banjir yang terus berulang setiap musim hujan.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.