Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO – Sejarah kecil namun bermakna tercipta di dunia seni tradisional Jepang. Beberapa warga negara Indonesia (WNI) tercatat sebagai orang Indonesia pertama yang tampil sebagai pemain kabuki di Jepang (2024), meski skalanya masih pada tingkat kabupaten.
Adalah Jihan Maulidina (24), WNI yang telah hampir tiga tahun menetap di Jepang, dan dua teman wanitanya yang dipercaya tampil dalam pertunjukan kabuki di wilayah Higashi-Hiroshima (Hiroshima Timur) yang kedua kali awal Desember 2025.
Bahkan pada tahun 2024, Jihan tampil dalam pementasan kabuki dengan durasi mencapai dua jam bersama Jinni Vanesia (27)
“Wah, kita deg-degan banget saat itu. Main dua jam itu berat sekali. Bahasanya juga bahasa khusus kabuki, jadi harus benar-benar diingat semuanya,” ujar Jihan Maulidina kepada Tribunnews.com, Senin (15/12/2025).
Baca juga: Aktor Kabuki Terkenal Jepang Mengakui Membantu Ayah dan Ibunya Bunuh Diri
Jihan menjelaskan, pada pementasan tahun lalu dirinya tampil berdua bersama pemain lain yaitu Jinni.
Sementara pada tahun ini, ia tampil bertiga bersama Jinni Vanesia (27) dan Renata Nababan (22).
“Tahun ini bertiga dan durasinya hanya sekitar 15 menit, jadi tidak seberat tahun lalu,” ungkapnya.
Penampilan Jihan dan rekan-rekannya bahkan mendapat apresiasi langsung dari Wali Kota Higashi-Hiroshima.
Pada pementasan tahun lalu, Jihan menerima hadiah berupa fude, satu set kuas tradisional Jepang yang dikenal bernilai tinggi.
“Kaget juga saya dapat barang bagus dan mahal itu. Saya simpan baik-baik sampai sekarang,” katanya.
Sang wali kota sempat mengira Jihan memiliki latar belakang teater profesional di Indonesia. Namun dugaan itu langsung dibantahnya.
“Tidak, saya tidak pernah masuk sanggar teater apa pun di Indonesia. Tahun lalu hanya diminta masyarakat setempat dan saya spontan mengiyakan,” tutur Jihan.
Ia juga mendapat pujian atas kemampuan bahasa Jepang yang dinilai baik. Meski demikian, Jihan merendah dan menyebut kemampuannya masih terbatas.
“Saya baru level JLPT N3. Tapi mau tidak mau saya harus menghafal semua teks kabuki waktu itu. Berat sekali karena durasinya panjang,” jelasnya.
Jihan dan rekan-rekannya datang ke Jepang dengan status jisshūsei (pemagang) dan saat ini bekerja di sebuah perusahaan di Jepang bidang usaha pabrik pembuatan karpet mobil.
Jihan mengaku nyaman dengan pekerjaannya dan berharap kontraknya dapat diperpanjang.
“Senang bekerja di sini. Awal tahun depan mungkin saya akan mencari perusahaan di sekitar Higashi Hiroshima dengan kepemilikan SSW Kaigo saat ini,” ujar Jihan, yang berasal dari kota Palu di Indonesia.
Ke depan, Jihan berharap pengalamannya di Jepang — baik di dunia kerja maupun seni tradisional — dapat membuka jalan menuju masa depan yang lebih baik.
Diskusi beasiswa di Jepang dilakukan Pencinta Jepang gratis bergabung. Kirimkan nama alamat dan nomor whatsapp ke email: tkyjepang@gmail.com