SURYAMALANG.COM, BATU - Kurang dari sepekan momen perayaan Natal 2025, okupansi atau keterisian kamar hotel di Kota Batu masih rendah.
Menurut Ketua PHRI Kota Batu, Sujud Hariadi, sampai dengan saat ini angka okupansi hotel di Kota Batu masih di bawah 50 persen.
“Untuk tingkat okupansi saat ini rata-rata masih di bawah 50 persen."
"Termasuk reservasi untuk malam tahun baru."
"Hal yang wajar karena sekolah belum libur seluruhnya."
"Harapan kami mulai minggu depan ini lebih meningkat lagi,” kta Sujud Hariadi kepada SURYAMALANG.COM, Minggu (21/12/2025).
Baca juga: Volume Lalu Lintas Kota Batu Diprediksi Naik 20 Persen Saat Libur Nataru, Dishub Siapkan Antisipasi
Meski belum mencapai angka 50 persen, namun PHRI Kota Batu optimis saat malam libur Natal dan Tahun Batu (Nataru) angka itu bisa tembus 90 persen dan di luar malam Natal serta malam tahun baru, tepatnya di tanggal 26, 27, 28, 29 Desember bisa di atas 70 persen.
“Kalau prediksi kami okupansi mencapai 40-50 persen di pertengahan Desember."
"Kemudian memasuki tanggal 20 Desember ke atas bisa 60-70 persen rerata dan tanggal 25 Desember serta tahun baru menembus 90 persen,” ujarnya.
Lanjut Sujud, untuk menarik tamu dan juga pengunjung, hotel dan restoran di Kota Batu tidak memberikan diskon khusus, melainkan dengan menambahkan ornamen agar tamu lebih tertarik.
“Hotel-hotel di Kota Batu tidak memberlakukan diskon khusus, tetapi kami menambahkan ornamen di hotel dan tentunya ada gala dinner dan live show di malam tahun baru untuk menarik kunjungan wisatawan,” jelasnya.
Sementara itu, Sujud menuturkan, dengan kondisi ekonomi yang saat ini dirasa sulit bagi mayoritas masyarakat, membuat tak banyak masyarakat memilih untuk berlibur dan menginap di hotel.
Hal ini jadi problem tersendiri bagi dunia perhotelan dan restoran.
“Kondisi perekonomian yang belum membaik, tentunya akan memberikan tantangan tersendiri bagi dunia usaha perhotelan dan hiburan."
"Kami tentu harus dituntut semakin kreatif dalam menjalankan usaha agar okupansi tidak turun lagi di tahun yang akan datang, karena tahun depan terjadi lagi pemotongan anggaran daerah, yang tentunya memengaruhi daya beli masyarakat,” pungkasnya.