Guru Besar Kriminologi UI Duga Pelaku Bunuh Anak Politisi PKS karena Dendam: Mungkin Saja Terjadi
December 21, 2025 02:38 PM

TRIBUNTRENDS.COM - Guru Besar Kriminologi Universitas Indonesia (UI), Profesor Adrianus Meliala, menyoroti kemungkinan adanya motif dendam di balik kasus pembunuhan bocah berinisial MAHM (9) yang terjadi di sebuah rumah mewah kawasan Perumahan Bukit Baja Sejahtera (BBS) III, Kelurahan Ciwaduk, Kota Cilegon, Banten, pada Selasa (16/12/2025).

Korban ditemukan dalam kondisi mengenaskan dengan luka parah di sekujur tubuh, termasuk 19 luka tusukan serta memar, yang menandakan tingkat kekerasan tinggi dalam peristiwa tersebut.

Temuan ini menimbulkan tanda tanya besar, terlebih setelah polisi menyatakan tidak ada barang berharga yang hilang dari lokasi kejadian.

Menanggapi fakta tersebut, Adrianus menyampaikan sejumlah kemungkinan motif, salah satunya dendam, yang dapat melatarbelakangi aksi kejahatan itu.

Baca juga: Kasus Tewasnya Anak Politisi PKS Cilegon, Dugaan Susno Duadji Ada Motif Dendam dari Pelaku

Ia menilai, absennya indikasi perampokan membuka ruang bagi spekulasi motif non-ekonomis.

"Ya kami sebagai pengamat juga membuka kemungkinan adanya dendam pada tewasnya anak 9 tahun tersebut."

Ia kemudian mempertanyakan relasi sosial di sekitar korban dan keluarganya yang bisa saja menyimpan konflik tersembunyi.

"Lalu pertanyaannya adalah kalau itu adalah tindakan yang terutama karena motif dendam maka pertanyaannya adalah, apakah benar selama ini ada hubungan yang kurang baik antara pelaku dan keluarga korban?" ujarnya dalam program yang disiarkan melalui YouTube Kompas TV, Jumat (19/1/2025).

Lebih jauh, Adrianus mengemukakan kemungkinan bahwa MAHM bukanlah target utama pelaku, melainkan berada di posisi yang keliru saat aksi tersebut terjadi.

Dalam situasi tertentu, menurutnya, pelaku bisa saja meluapkan emosi kepada siapa pun yang berada di dekatnya.

Ia juga menanggapi informasi terkait ketiadaan asisten rumah tangga (ART) maupun satpam di lokasi kejadian saat peristiwa berlangsung.

Kondisi ini, kata Adrianus, patut dicermati sebagai bagian dari rangkaian penyelidikan.

"Mungkin saja hal itu akan terjadi. Saya tidak menafikan misalnya ada ART atau sopir atau satpam atau tukang potong taman, kemudian mengalami ketersinggungan dengan keluarga, itu mungkin saja terjadi dan kemudian anak yang menjadi sasaran kemarahan tersebut," lanjutnya.

Menurut Adrianus, seluruh kemungkinan tersebut masih perlu diuji secara mendalam oleh penyidik agar motif dan pelaku sebenarnya dapat terungkap secara terang benderang.

RUMAH MEWAH DIRAMPOK- Mobil petugas Inafis Polres Cilegon saat terparkir di rumah mewah yang menjadi lokasi dugaan perampokan dan pembunuhan di Kota Cilegon, Selasa, (16/12/2025).
RUMAH MEWAH DIRAMPOK- Mobil petugas Inafis Polres Cilegon saat terparkir di rumah mewah yang menjadi lokasi dugaan perampokan dan pembunuhan di Kota Cilegon, Selasa, (16/12/2025). (TribunBanten.com/Muhammad Uqel Assathir)

Kronologi Korban Ditemukan 

Awalnya ayah korban yakni Maman Suherman, yang merupakan politisi PKS, sekitar pukul 14.20 WIB, menerima telepon darurat dari anak keduanya berinisial D, yang berteriak meminta pertolongan.

D diketahui berada di rumah bersama korban ketika kejadian berlangsung, mengutip TribunBanten.com. 

Mendapat kabar tersebut, H. Maman langsung bergegas meninggalkan tempat kerjanya di wilayah Ciwandan menuju rumah.

Setibanya di lokasi, ia mendapati kondisi anaknya sudah tergeletak tengkurap di dalam kamar dengan tubuh bersimbah darah.

Korban langsung dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis.

Korban sempat dilarikan ke RS Bethsaida Kota Cilegon menggunakan kendaraan pribadi.

Namun setelah dilakukan pemeriksaan oleh tim medis, pihak rumah sakit menyatakan korban telah meninggal dunia.

Dari hasil pemeriksaan awal, korban diketahui mengalami 14 luka tusukan senjata tajam di sejumlah bagian tubuhnya.

Sekitar pukul 15.00 WIB, pihak keluarga melaporkan kejadian tersebut ke aparat kepolisian.

Tak berselang lama, tepatnya pukul 15.20 WIB, personel Satuan Reserse Kriminal Polres Cilegon bersama anggota Polsek Cilegon langsung mendatangi lokasi kejadian untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) serta mengumpulkan keterangan awal dari saksi-saksi.

Hingga saat ini, jenazah korban masih berada di RS Bethsaida, Jalan Lingkar Selatan, Kota Cilegon, untuk keperluan pemeriksaan lebih lanjut.

Pihak Polres Cilegon memastikan bahwa kasus dugaan pembunuhan tersebut masih dalam tahap penyelidikan intensif.

Polisi belum mengungkap motif maupun terduga pelaku, dan masih mendalami seluruh fakta serta alat bukti yang ditemukan di lapangan.

Kasus ini kini ditangani oleh Polres Cilegon guna memastikan penyebab kejadian serta mengungkap pelaku yang bertanggung jawab.

(TribunTrends.com/Tribunnews.com/Garudea Prabawati)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.