TRIBUNTORAJA.COM – Pelatih asal Inggris, John Herdman, disebut-sebut menjadi kandidat kuat untuk menangani Timnas Indonesia.
Namanya mencuat bersama Giovanni van Bronckhorst sebagai sosok yang santer dikaitkan dengan kursi pelatih skuad Garuda.
Isu tersebut semakin menguat setelah John Herdman dikabarkan menolak tawaran untuk melatih Timnas Jamaika.
Situasi itu memicu spekulasi bahwa pelatih berusia 50 tahun tersebut tengah mempertimbangkan opsi lain, termasuk Indonesia.
Pengamat sepak bola Haris Pardede menilai, penunjukan John Herdman sebagai pelatih Timnas Indonesia merupakan hal yang wajar dan sah-sah saja.
Namun, menurutnya, ada sejumlah tantangan besar yang akan dihadapi.
“Jadi punya nama besar bukan jaminan akan sukses, dan nggak ada nama besar juga bukan jaminan tidak akan berhasil atau pasti gagal,” kata sosok yang akrab disapa Bung Harpa itu dalam program Sapa Indonesia Malam Kompas TV, Sabtu (21/12/2025).
“Tapi secara umum, oke-oke saja, nomal. Namun, yang akan menjadi tantangan adalah, ia tidak punya pengalaman di Asia,” lanjutnya.
Baca juga: Presiden Prabowo Pastikan Bonus Atlet SEA Games 2025 Tetap Cair
Menurut Haris, pengalaman melatih di kawasan Asia menjadi faktor penting karena perbedaan kultur, karakter pemain, hingga gaya bermain sepak bola yang berbeda dibandingkan Eropa atau Amerika.
John Herdman dikenal luas berkat kiprahnya membangun sepak bola Kanada.
Ia pernah menangani timnas putri dan putra Kanada, serta sebelumnya juga melatih timnas putri Selandia Baru.
Prestasi terbesar Herdman adalah membawa Kanada lolos ke Piala Dunia 2022.
Keberhasilan tersebut menjadi pencapaian bersejarah bagi Kanada, yang terakhir kali tampil di Piala Dunia pada edisi 1986.
Baca juga: Indonesia Raih 333 Medali di SEA Games 2025, Pemerintah Siapkan Bonus Atlet Ratusan Miliar Rupiah
Meski demikian, langkah Kanada di Piala Dunia 2022 terhenti di fase grup.
Tim berjuluk The Canucks itu harus menelan kekalahan di seluruh laga dan finis sebagai juru kunci grup.
Dengan rekam jejak tersebut, John Herdman dinilai memiliki kapasitas secara manajerial dan pengembangan tim.
Namun, adaptasi terhadap sepak bola Asia disebut akan menjadi ujian utama jika ia benar-benar ditunjuk sebagai pelatih Timnas Indonesia.
(*)