Netanyahu Ultimatum Iran, Ancam Bakal Lancarkan Serangan Mematikan Jika Berani Serang Tel Aviv
December 23, 2025 10:03 PM

TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kembali melontarkan peringatan keras kepada Iran di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah.

Dalam keterangan resminya, Netanyahu mengancam akan memberikan “tanggapan yang sangat keras” apabila Iran melakukan serangan militer dalam bentuk apapun terhadap wilayah Israel, khususnya Tel Aviv.

Ancaman tersebut disampaikan Netanyahu dalam konferensi pers di Yerusalem bersama pemimpin Administrasi Siprus Yunani Nikos Christodoulides dan Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis.

Bukan tanpa alasan, mengutip dari Anadolu ancaman keras Netanyahu dilatarbelakangi oleh tuduhan Israel bahwa Iran tengah mempercepat pengembangan dan produksi rudal balistik, yang dinilai mampu menjangkau wilayah Israel.

Pemerintah Israel memandang langkah Iran tersebut sebagai ancaman strategis langsung, terutama jika dikombinasikan dengan dukungan Teheran terhadap kelompok bersenjata di kawasan seperti Hizbullah di Lebanon dan milisi pro-Iran lainnya.

Selain itu, ultimatum Netanyahu juga berkaitan dengan konflik bersenjata yang sempat pecah awal Juni lalu.

Israel melancarkan serangan mendadak ke Teheran pada 13 Juni dengan menargetkan fasilitas militer, nuklir, serta sejumlah tokoh penting Iran.

Serangan tersebut memicu balasan dari Iran berupa peluncuran rudal dan pesawat nirawak ke arah Israel, yang kemudian diikuti keterlibatan Amerika Serikat dengan menyerang tiga situs nuklir Iran.

Konflik terbuka selama hampir dua pekan itu akhirnya dihentikan melalui gencatan senjata yang dimediasi Amerika Serikat dan mulai berlaku pada 24 Juni.

Namun, meski gencatan senjata diberlakukan, ketegangan antara kedua negara tidak sepenuhnya mereda.

Israel menilai Iran masih mempertahankan kemampuan serangan yang signifikan dan berpotensi melanggar kesepakatan kapan saja.

Baca juga: Lagi, Iran Eksekusi Mati Pria yang Dituduh Mata-mata Israel: Pengakuan Diperoleh Melalui Siksaan

Terlebih baru-baru ini pejabat tinggi Israel mengungkap bahwa Iran tengah menggelar latihan rudal di beberapa wilayah termasuk Teheran, Isfahan, dan Mashhad, serta menampilkan video yang diklaim memperlihatkan aktivitas peluncuran rudal.

Bahkan sejumlah pengamat melaporkan pergerakan Iran yang diam-diam membangun kembali fasilitas pengayaan nuklir yang sebelumnya diserang Amerika Serikat pada Juni lalu.

Netanyahu Sodorkan Rencana Serangan ke Trump

Meski belum ada bukti serangan yang bersifat segera, Israel memilih bersikap waspada penuh mengingat pengalaman pahit serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu, yang dinilai sebagai kegagalan intelijen terbesar dalam sejarah modern Israel.

Tak sampai disitu, mengantisipasi serangan Iran, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu disebut akan mengajukan sejumlah opsi militer kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Usulan itu kabarnya akan diajukan Netanyahu dalam pertemuan yang dijadwalkan bersama Presiden AS Donald Trump di Florida pada 29 Desember 2025.

Netanyahu disebut akan memaparkan informasi intelijen terbaru yang dimiliki Israel terkait kemajuan program rudal balistik Iran.

Informasi tersebut dinilai krusial karena Israel menilai Iran telah mencapai tahap pengembangan yang dapat secara langsung mengancam keamanan Israel dan stabilitas kawasan Timur Tengah.

Dengan memaparkan intelijen terbaru, Netanyahu berupaya menunjukkan bahwa Israel memiliki dasar kuat untuk mendorong langkah-langkah lebih keras.

Sejauh ini pihak Gedung putih AS maupun Trump belum memberikan respon terkait munculnya isu ini.

Namun Surat kabar Israel Hayom pada Ahad mengindikasikan bahwa Trump masih ragu-ragu untuk mengambil langkah tegas soal Iran.

Ini karena usulan tersebut menempatkan Washington pada posisi strategis untuk menentukan apakah akan meningkatkan keterlibatan militernya atau tetap menahan diri demi menghindari eskalasi regional yang lebih luas.

(Tribunnews.com / Namira)

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.