ANAMBAS, TRIBUNBATAM.id - Langkah memperkuat layanan telekomunikasi di Dusun II Rintis, Kecamatan Siantan, telah dimulai Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas.
Pada Senin (22/12/2025) lalu, Bupati Anambas Aneng meresmikan Tower Jaringan Combat di Desa Tarempa Selatan.
Jauh sebelum itu, usulan agar layanan telekomunikasi, khususnya jaringan internet 4G di Dusun Rintis diperkuat sudah dilakukan sejak lama.
Mengingat kualitas layanan telekomunikasi di wilayah tersebut tergolong lemah. Namun baru bisa direalisasikan sekarang.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Anambas, Japrizal, mengatakan pihaknya sudah beberapa kali mengusulkan layanan telekomunikasi di Dusun Rintis diperkuat.
"Beberapa kali usulan kita sampaikan ke Telkomsel, dan sementara ini diakomodir melalui relokasi tower combat untuk memenuhi keinginan pemerintah daerah agar layanan 4G bisa hadir di sini," ujar Japrizal.
Ia melanjutkan, kehadiran Bupati, Wakil Bupati, Sekretaris Daerah, serta Kepala Desa Tarempa Selatan saat peresmian tower ini, bertujuan untuk memastikan layanan tersebut benar-benar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.
"Dengan adanya tower ini, diharapkan pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat dapat meningkat, terutama dalam hal akses serta penyebaran informasi," katanya.
Japrizal mengatakan, kepala daerah berharap tower tersebut bisa dipermanenkan dan ditingkatkan kapasitasnya, sehingga layanan internet tidak bersifat sementara, melainkan berkelanjutan.
Bupati katanya, secara langsung sudah bermohon kepada Telkomsel agar ke depan dapat dibangun tower permanen untuk meng-cover seluruh wilayah Tarempa Selatan, khususnya Dusun Rintis.
Disampaikan Japrizal, Anambas sebenarnya mendapat program Tower BTS Perbatasan dari Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) untuk daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar). Ada belasan titik alokasi BTS perbatasan yang tersebar di Anambas. Umumnya dibangun di desa-desa terpencil.
"Tapi kapasitas BTS perbatasan masih terbatas karena menggunakan media satelit VSAT, sehingga jangkauan dan kualitas layanan 4G belum maksimal," ujar Japrizal.
Selain itu, ada tantangan yang dihadapi. Di antaranya, BTS perbatasan menggunakan solar panel, sehingga saat cuaca mendung daya menjadi terbatas.
Ditambah lagi jika terjadi kerusakan perangkat, penanganannya memerlukan waktu lama karena harus menunggu pengiriman.
Kondisi ini tidak hanya terjadi di Anambas, tetapi juga di daerah lain penerima program BTS perbatasan.
Karena itu, pemerintah daerah terus berupaya menyampaikan keluhan masyarakat dengan berkoordinasi aktif dan menyurati Kementerian Komdigi, agar kualitas layanan di titik-titik BTS perbatasan dapat ditingkatkan.
"Kita berharap kebutuhan masyarakat benar-benar terlayani dengan sinyal 4G yang maksimal," katanya. (*)