TRIBUNSTYLE.COM - Kota Solo dikenal sebagai salah satu surga kuliner tradisional di Jawa Tengah.
Di antara deretan makanan khas yang melegenda, Nasi Liwet Bu Wongso Lemu menjadi salah satu ikon yang namanya sudah dikenal lintas generasi dan daerah.
Hidangan sederhana berbahan nasi gurih ini bukan sekadar makanan, melainkan bagian dari sejarah dan budaya kuliner Solo.
Baca juga: 5 Kuliner Legendaris di Pasar Gede Solo, Surganya Makanan Tradisional dan Kekinian, Wajib Coba
Nasi Liwet Bu Wongso Lemu telah eksis sejak era 1950-an.
Keberadaannya menjadi bagian penting dari sejarah kuliner Kota Bengawan, terutama dalam tradisi kuliner malam yang hingga kini masih lestari.
Menurut penuturan Darsini, keturunan generasi keempat pemilik warung, pendiri awal Nasi Liwet Bu Wongso Lemu bukanlah Mbah Wongso seperti yang selama ini banyak diketahui masyarakat.
Sosok perintis usaha ini justru adalah ibu dari Mbah Wongso yang bernama Karyo.
Pada awal tahun 1950-an, Karyo mulai menjajakan nasi liwet secara sederhana di pojokan dekat Jalan Slamet Riyadi.
Ia berjualan dengan menggunakan tenggok bambu sebagai wadah dagangan, sebuah metode khas pedagang tradisional pada masa itu.
Perjuangan Karyo tidaklah mudah. Setiap hari ia harus menempuh perjalanan dari rumahnya di Baki, Sukoharjo, menuju Kota Solo dengan menaiki becak.
Aktivitas berjualan dilakukan pada malam hari dengan penerangan seadanya, yakni lampu berbahan bakar minyak tanah.
Seiring berjalannya waktu, usaha nasi liwet tersebut kemudian diteruskan oleh sang anak, Mbah Wongso.
Karena memiliki postur tubuh yang gemuk, Wongso dikenal dengan julukan “Lemu” yang dalam bahasa Jawa berarti gemuk.
Nama inilah yang kemudian melekat dan dikenal luas hingga kini sebagai Nasi Liwet Bu Wongso Lemu.
Seiring waktu, nasi liwet Bu Wongso Lemu semakin diminati.
Dari jualan keliling, usaha ini kemudian menetap dan berkembang menjadi warung makan yang selalu ramai pengunjung, baik warga Solo maupun wisatawan dari luar kota.
Keistimewaan Nasi Liwet Bu Wongso Lemu terletak pada penyajiannya yang khas.
Nasi gurih disajikan bersama labu siam, suwiran ayam, telur pindang, areh santan kental, serta sambal yang menambah kelezatan.
Semua disajikan di atas daun pisang, menciptakan aroma dan sensasi tradisional yang kuat.
Hingga kini, Nasi Liwet Bu Wongso Lemu identik dengan kuliner malam Solo.
Banyak orang rela antre untuk menikmati seporsi nasi liwet hangat di malam hari.
Keberadaannya bahkan sering direkomendasikan sebagai destinasi wajib bagi wisatawan yang berkunjung ke Solo.
Popularitas Nasi Liwet Bu Wongso Lemu tak lepas dari kemampuannya mempertahankan rasa asli sejak awal berdiri.
Meski zaman terus berubah dan banyak inovasi kuliner bermunculan, nasi liwet ini tetap setia pada resep tradisionalnya.
Nasi Liwet Bu Wongso Lemu kini bukan hanya sekadar tempat makan, melainkan simbol keteguhan menjaga warisan kuliner lokal.
Dari generasi ke generasi, cita rasa dan cara penyajiannya tetap dipertahankan, menjadikannya salah satu kuliner legendaris yang melekat kuat dengan identitas Kota Solo.
Keberhasilan Nasi Liwet Bu Wongso Lemu membuktikan bahwa makanan tradisional, jika dijaga keasliannya, akan selalu memiliki tempat di hati para penikmatnya.
Lokasi: Jl. Teuku Umar, Keprabon, Kec. Banjarsari, Kota Surakarta
Jam buka: 16.00–01.00 WIB
(TribunStyle.com/Ika Bramasti).