Angkat Budaya Sasak, Institut Elkatarie Lombok Timur Gelar Wisuda dengan Ritual Sembeq
December 29, 2025 07:04 PM

 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Rozi Anwar

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Institut Elkatarie Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), menggelar wisuda kedua tahun akademik 2025/2026 dengan prosesi yang sarat nuansa budaya lokal Suku Sasak, Selasa (29/12/2025).

Berbeda dengan wisuda pada umumnya, prosesi pemindahan toga oleh rektor didahului ritual sembeq, yakni pemberian sirih di dahi para wisudawan sebagai simbol restu dan doa. Tradisi tersebut menjadi penanda kuat integrasi nilai budaya dalam kegiatan akademik kampus tersebut.

Acara wisuda tersebut digelar di salah satu hotel di Kota Mataram, dengan jumlah yang diwisuda sebanyak 200 orang lebih.

Selain sembeq, acara wisuda juga dimeriahkan dengan inagurasi tarian Rudat. Sejumlah tokoh adat turut hadir, di antaranya Pengerakse Majelis Adat Sasak (MAS), Lalu Sajim Sastrawan.

Institut Elkatarie merupakan perguruan tinggi yang berdiri sejak 2020 dengan visi mengintegrasikan budaya lokal dan nilai-nilai keislaman.

Sejumlah program studi dan kurikulum dikembangkan berbasis kearifan lokal, seperti Pendidikan Bahasa Sasak, Mitigasi Bencana, Ekonomi Islam, hingga Etika Sasak. Keunggulan lainnya adalah penguatan pengabdian kepada masyarakat berbasis riset.

Pesan Gubernur NTB

SAMBUTAN - Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqba saat memberikan sambutan di acara wisudawan Institut Elkatarie, Lombok Timur, Selasa (29/12/2025).
SAMBUTAN - Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqba saat memberikan sambutan di acara wisudawan Institut Elkatarie, Lombok Timur, Selasa (29/12/2025). (TRIBUNLOMBOK.COM/Idham Khalid)

Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal, dalam sambutannya mengapresiasi konsep pendidikan yang diusung Institut Elkatarie. Ia mengaku bangga dapat hadir sebagai putra Sasak dalam wisuda kedua kampus tersebut.

“Ini sangat membahagiakan mengetahui bahwa ada satu institut di NTB ini yang fokus mencari titik temu antara tradisi, antara budaya dengan nilai-nilai keislaman,” ujar Iqbal di hadapan ratusan wisudawan dan tamu undangan.

Ia berharap gagasan pendiri Institut Elkatarie untuk memadukan dua aspek keilmuan tersebut dapat tercermin dari karakter lulusan.

“Kalau Anda keluar dari institut ini sama dengan yang lain, dipastikan Anda tidak akan punya tempat di masa depan. Yang membuat Ananda (wisudwan) sekalian nanti memiliki tempat di masyarakat adalah ketika keluar dengan membawa diferensiasi. Ada sesuatu yang membedakan,” tegasnya.

Baca juga: Penjaga Musik Tradisi Wayang Sasak di Tengah Gempuran Industri

Menurut Iqbal, kepekaan budaya dan nilai-nilai Islam harus terwujud dalam cara berpikir, bersikap, dan bertindak para lulusan.

Sementara itu, Rektor Institut Elkatarie, Asbullah Muslim, menekankan pentingnya transformasi akhlak dalam perspektif budaya sebagai bagian dari pendidikan tinggi.

“Pendidikan tinggi tidak cukup hanya melahirkan manusia cerdas secara intelektual, tapi juga harus membentuk manusia yang berakhlak, berbudaya, dan berperibadi luhur,” katanya.

Ia menjelaskan bahwa dalam tradisi Sasak, akhlak tumbuh melalui budaya, bahasa, adat, kesenian, dan tradisi yang diwariskan lintas generasi.

“Budaya adalah rumah tempat nilai-nilai moral dipelajari, dialami, dan dihidupi secara nyata,” ujarnya.

Asbullah menambahkan, Institut Elkatarie menjadi salah satu perguruan tinggi di NTB yang kurikulumnya terintegrasi antara nilai Islam dan budaya lokal sebagai strategi transformasi budaya dan akhlak.

“Di kampus inilah mahasiswa tidak hanya mempelajari teori, tetapi juga berlatih menjadi manusia, belajar tentang tanggung jawab, toleransi, serta etika melalui proses akademik dan kehidupan kampus,” pungkasnya.

Ia berharap berbagai program budaya dan akademik yang telah dijalankan, termasuk dalam prosesi wisuda, dapat terus dilaksanakan secara konsisten sebagai upaya membentuk lulusan berkarakter dan berakar pada nilai lokal.

(*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.