Korea Selatan Kembangkan Baterai Mobil Listrik yang Padam Sendiri Saat Terbakar
kumparanOTO January 13, 2025 09:42 AM
Kemajuan teknologi baterai mobil listrik terus berkembang pesat. Baru-baru ini, Korea Selatan dilaporkan tengah melakukan riset komponen penyimpanan daya listrik tersebut yang dapat memadamkan api dengan sendirinya ketika terbakar.
Disitat Carscoops, Institut Sains dan Teknologi Daegu Gyeongbuk (ISTDG) menciptakan baterai jenis lithium metal yang disebut inovatif yakni memiliki 'triple-layer solid polymer electrolyte' (elektrolit polimer padat tiga lapis).
Sudah dituliskan, baterai tersebut diklaim memiliki kemampuan yang membuat api padam dengan sendirinya ketika terjadi kebakaran. Selain itu, baterainya menjanjikan ketahanan performa yang tetap kuat meski telah dicas berkali-kali.
Jadi apa rahasianya? Oke, pertama-tama terlebih dahulu kita perlu memahami struktur dasar baterai elektrolit polimer padat tradisional yang mana bagian lithium dapat membentuk struktur kecil mirip pohon yang disebut dendrit.
Nah, wujud dendrit ini terbentuk ketika pengisian dan pengosongan daya listrik. Masalahnya, sifat dendrit ini dapat menyebabkan kerusakan sambungan internal dalam baterai yang meningkatkan risiko kebakaran dan ledakan secara signifikan.
Tim ISTDG merinci struktur elektrolit tiga lapis inovatif mereka yang dirancang untuk meningkatkan keamanan dan kinerja baterai. Ini mencakup lapisan luar yang lembut yang memastikan kontak yang baik dengan elektroda, sementara lapisan tengah yang kuat meningkatkan integritas struktural baterai.
Elektrolit tersebut selanjutnya ditingkatkan dengan pemadam api (decabromodiphenyl ethane), konsentrasi tinggi garam lithium, dan zeolit, yang memperkuat kekuatan keseluruhannya. Meskipun spesifikasinya mungkin terdengar sangat teknis, hasilnya adalah baterai yang lebih aman dan lebih andal.
Selain aman dari potensi kebakaran yang tinggi, salah satu tim pengembang Kim Jae-hyun mengatakan berkat desain cerdas baterai mobil listrik rancangan kelompoknya, membuatnya mampu mempertahankan sekitar 87,9 persen kinerja setelah 1.000 siklus pengisian dan pengosongan daya.
Ini merupakan peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan sebagian besar baterai saat ini, yang biasanya kehilangan 20–30 persen kapasitasnya dalam jumlah siklus yang sama.
"Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap komersialisasi baterai logam lithium menggunakan elektrolit (polimer padat), sekaligus memberikan peningkatan stabilitas dan efisiensi (pada) perangkat penyimpanan energi," kata Kim.